Rabu, 31 Maret 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 31 MARET 2010

1. Uji Coba Sukses, Dapat Order untuk Demo di Depan P...
2. 4 Anak Dianiaya Oknum TNI, Komnas PA Turun Tangan
3. 450 Ranjau Aktif Ancam Proyek Jembatan Pulau Laut-...
4. TNI AL Temukan Mangkok Senilai Rp 47 Miliar
5. KONI Jewer Forki
6. Pertama Kali Bali Tanpa Medali
7. Tujuh Prajurit TNI Peroleh Penghargaan
8. Perampokan Truk Pasir Libatkan Oknum TNI
9. Lantamal Kupang Kekurangan Kapal Patroli

Uji Coba Sukses, Dapat Order untuk Demo di Depan Presiden

Malang, Jawa Post – Persenjataan enam pesawat Sukhoi milik TNI selama ini ternyata tidak dipasok dari Rusia, produsen jet tempur tersebut. Tapi, pesawat itu memanfaatkan bom buatan sebuah industri berskala kecil di Kota Malang. Orang dibalik industri bom itu adalah Ricky Hsndrik Egam. Siapa dia ?

Dua bengkel tehnik di Jalan Muharto, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, tersebut menjadi tempat produksi bom latih P-100. Itu termasuk jenis dropped bomb atau bom yang dijatuhkan dari pesawat.

Dua bengkel tersebut disewa Ricky Hendrik Egam dari seorang pengusaha lokal sejak 2007. Dulu, bengkel itu digunakan membuat knalpot motor, reparasi mesin industri, serta pembuatan suku cadang bus.

Sebelum dijadikan lokasi produksi bom, warga mengenalnya sebagai bengkel berbendera Raja Knalpot. Kini, warga nyaris tidak tahu bahwa bengkel tersebut membuat persenjataan peawat tempur Sukhoi.

Sebuah bengkel seluas sekitar separo lapangan bola digunakan Ricky sebagai lokasi assembling dan finishing pembuatan bom. Berbagai peralatan tehnik terlihat disana. Misalnya, beberapa jenis mesin bubut, mesin bor, peralatan las, hingga alat pengecatan dan balancing (keseimbangan). Di bengkel itu juga ada kantor serta tempat penyimpanan casing (selongsong) bom yang sudah jadi.

Satu bengkel lainnya, yang terletak di seberang bengkel tersebut, dijadikan lokasi pengecoran badan bom. Di bengkel yang berukuran lebih kecil itu, Ricky membuat selongsong bom dari besi nodular.

Dia juga membuat fin (penyeimbang atau ekor) dari besi ST-37, suslug (cantelan) dari besi baja VCN 45, tabung isian, nose (bagian depan bom), dan pelontar.

Minggu (28/3) 14 staf khusus presiden datang berkunjung ke sana. Mereka melihat pembuatan bom yang bisa dipasangkan di jet tempur sukhoi 27/30 dan pesawat standra NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) seperti F-5 tersebut. Mereka tertarik pada industri kecil yang bisa menopang kebutuhan alutsista (alat utama sistem persenjataan) dalam negeri itu.

”Terus terang, saya baru tahu kali ini. Pemerintah mestinya memberi perhatian, sehingga nanti bisa dikembangkan untuk industri pertahanan, ujar Purwatmojo, ketua rombongan staf khusus presiden bidang bantuan sosial dan bencana.

Ada dua jenis bom yang dipabrikasi di bengkel sederhana tersebut. Yakni, bom latih P-100 milimeter (1.1 meter); berat 100-125 kilogram; dan diameter 273 milimeter, panjang ekor (fin) sekitar 550 milimeter.

Bom warna biru hanya bisa mengeluarkan asap ketika dijatuhkan dan hidungnya menyentuh tanah. Asap tersebut berasal dari gas TiCl2 (titanium dichlorida) yang dimasukan dalam tabung di badan bom. Gas didalamnya keluar karena tabung pecah saat membentur tanah.

Bom latih 100 kilogram itu digunakan sejak 2007 oleh pesawat tempur sukhoi SU 27/30 di skuadron 11 Makasar. Bom latih yang diproduksi CV Sari Bahari, perusahaan yang didirikan Ricky, tersebut merupakan hasil pengembangan Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI AU. Sudah ratusan bom latih yang diluncurkan pesawat sukhoi milik TNI. Bom berwarna hijau militer bisa meledak karena diisi bahan peledak. Pengisian bahan peledak dilakukan di dusn BUMNIS (badan usaha milik negara industri strategis). Yakni di PT Pindad untuk jenis bahan peledak militer dan PT Dahana, Tasikmalaya, Jawa Barat, untuk jenis bahan peledak komersial.

”Kalau sudah diisi bahan peledak, bom langsung diangkut TNI AU sebagai pengguna bom buatan kami. Kami tidak memiliki izin untuk menyimpan bahan peledak, tutur Ricky.

Untuk bom P-100 L yang bisa meledak, dia telah melakukan uji coba statis dan dinamis pada 29 Desember 2009. Uji coba berlokasi di AWR (air weapon range) Pandanwangi, Lumajang. Bom dipasang di pesawat sukhoi dan dijatuhakn di ketinggian 4.500 feet (sekitar 1.371 meter).

Hasil Dislitbang TNI AU menilai trajectory (lintasan bom) P-100 L itu layak digunakan seperti hanya P-100 versi latih yang telah mendapatkan sertifikat kelaikan. ”Selesai uji coba tersebut, kami membuat perintah untuk membuat 24 buah P-100 L yang akan digunakan dalam fire power demo bulan depan di hadapan Presiden SBY,”ungkap Ricky.

Atas kepiawaiannya dalam pembuatan bom, Ricky pernah diundang dua kali oleh Tentara Udara Diraja Mlaysia (TUDM). Bahkan, Malaysia memesan 1.000 unit P-100 L dan P-100. Bom tersebut akan digunakan untuk latihan pengeboman 18 unit pesawat sukhoi milik Malaysia.

Selama ini, sukhoi milik negeri jajaran itu menggunakan dropped bomb jenis )PAB-50 buatan Rusia saat latihan. Tapi bom tersebut tidak punya jenis latih. Semua bisa meledak Malaysia, tampaknya berhitung sioal mahalnya biaya latihan bila terus menerus menggunakan OFAB-100-120. Kalau dibanding biaya membeli bom latih ini harganya satu banding lima, beber putra purnawirawan TNI Al tetrsebut.

Profesi perancang sekaligus pembuat bom dilakoni Ricky penuh liku. Banyak dinamika yang mewarnai perjalanan pria kelahiran Surabaya 50 tahun lalu terserbut.
Itu bermula saat Ricky lulus kuliah dari fakultas pertanian Universitas Brawijaya Malang 1985.

Saat itu, Ricky muda tak kunjung mendapat pekerjaan. Dia pun memutuskan berwira usaha dan mendirikan CV Sari Bahari yang bergerak dalam bidang perdagangan umum. Pada 1987, oleh salah satu seorang kenalannya, dia diajak mendaftar menjadi rekanan PT Pindad di Turen Malang.

Awalnya Ricky tidak memasok barang yang terkait dengan peluru, persenjataan, atau peralatan tehnik. Dia justru menyuplai barang-barang kebutuhan runmah tangga seperti kain pel, sapu, serta kayu untuk palet (alas barang).

Aktivitas seperti itu dilakoni selama lebih dari lima tahun. Memasok barang-barang itu juga melalui tender, mas. Kadang dapat, kadang tidak, ucap penggemar film kartun tom & jerry tersebut.

Selama menjadi rekanan pindad itu, dia biasa berhubungan dengan tenaga ahli dari perusahaan luar negeri yang membantu di BUMN tersebut. Para konsultan asing itu juga memasok spare part mesin-mesin milik pindad. Sebagian besar mesin pindad memang harus diimpor.

Ricky pun bisa berbincang banyak dengan mereka karena dia andal berbahasa asing (inggris). Dari perbincangan itulah dia mulai tahu banyak tentag seluk beluk senjata, peluru, serta peralatan militer. Berbekal banyak kenalan dan pengetahuan otodidak tersebut, Ricky lantas mencoba menjadi importer pindad.

Awalnya, dia menjadi importer khusus barang-barang tehnik yang berhubungan dengan mesin persenjataan. Setiap sat saya disana (pindad) dan kenalannya orang-orang militer. Mindset saya akhirnya juga tidak jauh dari senjata, tutur bapak tiga anak tersebut.

Usaha impornya makin berkembang. Dalam perjalanan, bukan hanya pindad yang menjadi klin. Dia juga menjadi rekanan beberapa perusahaan yang masuk kategori BUMNIS. Barang-barang yang diimpor itu tak hanya berhubungan dengan persenjataan.

Ada pula kunci mesin, lat cukur, mesin bubut, serta mesin lain. Kenalan Ricky juga bertambah bahkan dia akhirnya menjadi sub distributor pengusaha distribusi alat tehnik milik salah seorang keluarga mantan presiden BJ. Habibie.

Dari aktivitas itulah penghobi segala jenis olah raga tersebut berkesempatan pergi ke Jerman. Saat itulah Ricky menyadari bahwa persenjataan di dalam negeri harus mulai diproduksi. Ebab, semua potensi bahan dan kemampuan ada.

Persenjataan tidak harus selalu diimpor. Dia pun sempat mengikuti kursus persenjataan . Saat itu, saya berpikir masok ngene ae ngga iso nggawe (hanya begini kok tida bisa membuat0, tegasnya.

Sepulang dari Jerman, Ricky mulai berpikir memproduksi alutsista bagi TNI pada 2005 dia bekerja sama dengan dislitbang TNI Au.

Proyek pertmanya adalah meneliti dan membuat kepala roket kaliber 2.75 inci warhead practice kal 2.75 inchi PSB Smokey). Sebagian bahannya masih impor. Setelah melalui beberapa penelitian, kepala roket latih itu pun sukses dibuat dan layak pakai.

Pada 2007, masih bersama dislitbang TNI AU dia membuat bom latih untuk jet tempur sukhoi 27/30. Bnetuk jadinya dinamai P-100. Artinya pengebom dengan berat 100 kilogram.

Setelah beberapa kali percobaan, akhirnya sukses. Produksi P-100 saat ini digunakan para penerbang enam peswat tempur sukhoi milik TNI. Sebagai informasi, sejak dibeli TNI AU pada 2003, enam sukhoi itu tidak pernah dipersenjatai karena keterbatasan anggaran pertahanan. P-100 ini kan awal. Kalau tiongkok bisa, mengapa kita tidak bisa, ujarrnya.

Dalam waktu dekat, generasi P-100 dikembangkan. Dia punya konsep untuk membuat dropped bomb yang pintar. Yang dimaksud adalah sebuah bom P-100 (L) yang bisa menemukan sasaran sendiri. Konsekuensinya, saat penembakan, ketinggian pesawat harus berada dia tas 9.000 feet (2.743 meter).

Bahan dasar smart bomb itu sama dengan P-100 (L). Besi nodular yang diolah sendiri dari bijih besi dan baja VCN bisa dibeli dari industri baja dalam negeri. Alat GPS (glbal Positioning system) pun mudah didapat.

Dropped bomb masih punya keunggulan dibanding misil (peluru kendali). Yakni tidak ada panas yang bisa dideteksi radar. Kalau dropped bomb-nya pintar, untuk mengebom ke sasaran, pesawat tak masuk ke daerah lawan. Tahu-tahunya bomnya datang ke sasaran, kata penggiat komunitas anak kolong tersebut.

Selain menyiapkan smart bomb, penggemar otomotis itu sudah membuat roket kaliber 2.75 inci yang dinamai folding fin rocket cal 2.75 inch. Bahan-bahan roket juga terdapat di dalam negeri. Tabung roket dibuat dari campuran beberapa jebis besi. Termasuk fin (ekor atau penyeimbang) bisa dirancang di dalam negeri. Roket tersebut telah diuji coba ground to ground (darat ke darat) dengan daya jelajah 8 kilometer.

Ricky menyatakan, roket tersebut juga cocok untuk sistem persenjataan air to air (udara ke udara) atau air to ground (udara ke darat).

Roket ini buatan sendiri. Tapi untuk bahan pendorongnya, kami minta lapan (lembaga penerbangan dan antariksa nasional) yang mengisi, ucap pria berdarah Menado tersebut.

Selain itu, Ricky mengembangkan usaha membuat mounting stand gun cal 5.56-12.7 milimeter. Alat tersebut digunakan menyetel akurasi senapan milik TNI.Selama ini, untuk menyetel senapan saja, TNI harus menggunakan alat yang diimpor dari luar negeri. Jadi mengapa harus impor, tegasnya.

Ricky menyatakan sangat termotivasi untuk memproduksi persenjataan bagi TNI. Alasannya, produksi persenjataan yang dilakukan 99 persen di dalam negeri sangat menguntungkan dari sisi pertahanan negara. Sebagai anak mantan tentara, tahu bahwa kekuatan pertahanan bisa diketahui dengan mudah jika sebuah negara mengimpor senjata.

Sebaliknya, kalau industri di dalam negeri bisa memproduksi sendiri, negara lain tidak akan mengetahui kapasitas produksinya. Lebih dari itu, dengan menggandeng industri kecil pembuatan senjata lebih efisien dan bisa menyerap tenaga kerja dalam negeri.

Tentu lebih murah karena seluruh bahan dari dalam negeri. Besi bisa dibeli dari pabrik, mesiu dari Dahana atau Pindad. Tinggal pemantik bom (fuse) saja yang diimpor, kata penggemar buku fiksi ilmiah itu.

4 Anak Dianiaya Oknum TNI, Komnas PA Turun Tangan

Selasa, 30 Maret 2010 - 13:18 wib
Marieska Harya Virdhani - Okezone
DEPOK - Tidak terima dengan penganiyaan beberapa oknum TNI Angkatan Darat terhadap empat anak, orangtua korban melaporkan insiden tersebut ke Komisi Nasional Perlindungan Anak. Orangtua salah seorang korban, Zainal, menyatakan dirinya Selasa pagi melaporkan kasus penganiayaan ini ke Komnas PA. Laporan itu pun langsung ditanggapi Sekjen Aris Merdeka Sirait yang mendatangi empat korban, siang ini.

Yono (12), Yusuf Maulana (11), Sulaiman alias Encok (10), dan Taufik (14), sempat diwawancarai satu per satu oleh Aris untuk mengetahui kronolgis kejadian. Berdasarkan keterangan korban, Aris meyakini bahwa keempat anak itu tidak mencuri karena baru pulang liburan dari pesantren. Terlebih lagi tidak ada barang bukti yang menunjukkan mereka mengambil sepeda di asrama Kostrad Cilodong, Depok.

“Ini pelanggaran HAM berat, apalagi memakai pakaian dinas dan melibatkan aparat. Ini sudah akan kami bawa ke kantor polisi. Kami laporkan kasus penganiayaannya. Pokoknya kami akan tegakkan hukum,” kata Aris di kediaman Zainal, Selasa (30/3/2010). Langkah selanjutnya, kata Aris, pihaknya akan mengadukan kasus ini ke Kostrad karena merupakan tindakan kekerasan dan pelanggaran etika. “Bisa dikenakan pasal berlapis dengan ancaman 15 tahun penjara. Mereka juga bisa dikenakan sanksi disiplin oleh Denpom TNI AD,” tegasnya.

450 Ranjau Aktif Ancam Proyek Jembatan Pulau Laut-Kotabaru

Selasa, 30 Maret 2010 15:55 WIB
KOTABARU, KOMPAS.com - Sekitar 450 ranjau laut yang masih aktif sisa Perang Dunia (PD) II diperkirakan masih berserakan di pesisir Pulau Laut, satu dari 110 kepulauan di wilayah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Itu sebabnya, Komandan Pangkalan TNI AL Kotabaru, Letkol Laut (P) Andi Abdul Aziz, mengingatkan perlu kehati-hatian jika pemerintah ingin melakukan aktifitas di daerah tersebut. "Perlu deteksi ranjau terlebih dahulu, sebelum melakukan aktifitas, saat hendak memasang tiang pancang jembatan," kata Abdi Abdul Azis di Kotabaru, Selasa (30/3/2010). Peringatan Andi ini terkait rencana PT Sebuku Iron Laterit Ores (SILO) membangun jembatan Pulau Laut-Kotabaru sepanjang 3,5 Km dengan dana sekitar Rp 700-Rp 800 miliar.

Jembatan itu sebagai bentuk konpensasi pertambangan batu bara dan bijih besi kepada masyarakat Kotabaru dari Silo. Dia memperkirakan, saat ini keberadaan ranjau-ranjau sisa Perang Dunia II itu telah terbenam di dalam lumpur dengan kedalaman bervariasi. "Diperkirakan ada yang sampai lima meter lebih," jelasnya.

Ranjau tersebut tidak dapat dilihat dari permukaan, sehingga perlu peralatan khusus untuk mendeteksi. Menurut dia, ranjau-ranjau yang masih aktif itu perlu diledakkan terlebih dahulu untuk memastikan agar tidak mengganggu aktifitas pembangunan jembatan.

Sebelumnya, TNI AL menemukan 19 unit ranjau yang masih aktif di perairan Pulau Sebuku, Kotabaru. Komandan Satgas Penyapuan Ranjau TNI AL Kolonel Laut (P) GIG JM Sipasulta, pernah mengatakan, ranjau tersebut ditemukan di kawasan seluas 85 hektare di perairan Tanjung Nusantara, Pulau Sebuku, Kotabaru. "Berdasarkan deteksi awal, kami menemukan 15 titik ranjau yang masih aktif," kata dia.

Namun, setelah diledakkan, dalam satu titik terkadang terdapat dua sampai tiga kali ledakan yang dahsyat. "Itu artinya ranjau yang terpasang di titik tersebut terdapat dua sampai tiga unit yang dipasang oleh Jepang pada Perang Dunia II," ujarnya. Menurut dia, ranjau-ranjau yang masih aktif dan berbahaya itu telah terbenam di kedalaman lumpur antara dua sampai enam meter. Ranjau sisa perang dunia II tersebut merupakan jenis "ranjau pengaruh" dan telah diledakkan dengan bom rakitan TNI AL seberat 175 Kg, dengan 15 kali ledakan. Jepang saat itu diperkriakan menyebarkan 400.000 lebih ranjau di perairan wilayah Indonesia.

TNI AL Temukan Mangkok Senilai Rp 47 Miliar

Cirebon, Nusa Bali.

Sebanyak 2.366 benda bersejarah berupa mangkok dan piring yang ditaksir bernilai Rp 47 miliar ditemukan secara ilegal di dasar laut perairan irebon, Jawa Barat diamankan petugas Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Cirebon.

Komandan Lanal (Danlanal) Cirebon, Letkol (P) Deny Septiana mengatakan bahwa harta karun yang ditemukan dari dua kapal tanpa awak yaitu KLM Alini Jaya dan KLM Asli pada bulan Juli tahun lalu tersebut rencananya akan diserahkan ke Panitia Nasional Barang Muatan Kapal Tenggelam (Pannas BMKT) hari ini. “Jumlahnya sebanyak 2.366 item dan akan kami serahkan ke Pannas BMKT besok Selasa,”kata Deny di Mako Lanal Cirebon.

Dari jumlah tersebut, lanjut Deny, pihaknya akan melakukan pemilahan barang-barang yang akan dijadikan sebagai barang bukti dan untuk disimpan serta kelestarian. Selain itu untuk kasus pengambilan barang kuno secara ilegal tersebut katanya akan ditangani langsung oleh pihak Bareskrim Polri.

Disebutkan Deny, nilai satu buah mangkok yang ternyata merupakan peninggalan dari Dinasti Ming tersebut bisa mencapai harga Rp 20 juta sehingga dengan jumlahnya mencapai 2.366 item maka bisa ditaksir nilai totalnya mencapai Rp 47.3 miliar.

“Ada seorang kolektor yang berani membeli satu item barang kuno tersebut seharga Rp 20 juta. Jika dikalikan jumlah semuanya bisa mencapai Rp 47.3 miliar,”katanya dilansir inilah.com.

Pada bulan Juli 2009 petugas patroli TNI AL mencurigai kapal tanpa awak yang mengapung di perairan sekitar Ciasem Blanakan Kabupaten Subang Jawa Barat. Dari dalam kapal tersebut petugas menemukan ribuan benda kuno berupa mangkok dan piring peninggalan Dinasti Ming.

KONI Jewer Forki

Minus Atlet – Pelatih Palda Jadi Alisan Gagal di Piala KSAD

Denpasar, Radar Bali – Kegagalan tim Karate Bali pada Piala KSAD X/2010 di Surabaya, berbuntut panjang. Pasalnya, KONI Bali sedikit ngedumel atas hasil tersebut. Apalagi, Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Bali punya alasan yang mengecewakan KONI Bali atas kegagalan itu. Maklum, selama ini Karate terbilang salah satu cabor beladiri andalan Bali di level nasional.

Pihak Forki mengaku, atlet Program Atlet Andalan (Palda) 2010 yang diproyeksikan masuk skuad PON Bali, malah tak ikut Kejuaraan bergengsi yang digelar di GOR Kertajaya, Surabaya, akhir pekan lalu tersebut.

Atlet yang dimaksud adalah peraih perak PON XVII/2008, Ketut Murti yang turun di nomor kumite 75 kilogram, serta Pelatih Wayan Ardika. ”Kok atlet bisa tidak siap? Lawan saja. Menang kalah kan biasa,”kata ketua KONI Bali, Made Nariana sedikit meninggi saat bertemu Sekretaris Umum FORKI Bali, Nyoman karsa, di areal kantor KONI Bali, kemarin (30/3).

Murti dan Ardika, menurut Karsa awalnya siap berangkat. Tapi, keduanya terganjal pekerjaan dan pendidikan. Nariana pun terlihat sedikit kecewa. “Kita ada rangsangan (dana) ke pengurus. Kalau begitu kita minta jaminan dari pengurus dan pelatih, kalau degradasi dari mereka,”tandasnya.

Sekedar diketahui, rangsangan yang dimaksud adalah dana tali asih, masing-masing sebesar Rp 1 juta, untuk pelatih dan atlet yang masuk Palda. Meski hingga kahir Maret ini belum juga cair, menurut Nariana, 9 April nanti dana tersebut akan dibagikan.

Sementara itu, Pelatih Nyoman Sumayasa menilai, tidak tampilnya Ardika dan Murti di Piala KSAD sudah atas pengetahuan dirinya. Murti. Yang bekerja di salah satu bank ada tugas-tugas di kantor yang tak bisa ditinggalkan. Begitu juga dengan Ardika. ”(Sedang,red) Pendidikan 1.5 bulan di Bandung. Ardika kan tugas di Kodam (IX/Udayana,red), jelas pria yang juga masuk atlet Palda Bali, tapi lebih memilih jadi pelatih saat Kejurnas Piala KSAD itu.

Pertama Kali Bali Tanpa Medali

Denpasar, (Bali Post) – Tim karate Bali langganan membawa pulang medali dari kejurnas dan PON. Akan tetapi dalam Kejurnas Piala KSAD di Surabaya pekan silam, tim karate Bali pulang tanpa menggondol medali sama sekali.

Manajer tim Bali Wayan Karsa mencoba mengevaluasi penyebab kegagalan asuhannya. Dia menyimpulkan, lantaran selama ini para karateka tidak pernah berlatih kompak secara tim. Dalam persiapan selama dua bulan semestinya berlatih 16 kali, kenyataanya, sebulan menjelang kejuaraan, latihan malah terpencar sebab ada perguruan yang menggelar kejurnas.

”Otomatis sebagian karateka membela perguruannya pada kejurnas. Otomatis konsentrasi latihan terpecah. Mereka baru berlatih kompak seminggu menjelang Piala KSAD atau praktis hanya dua kali latihan,”papar Karsa di Denpasar, Selasa (30/3) kemarin.

Selain itu, karateka andalan Ketut Murti yang turun di kumite kelas 70 kg, tidak mendapat izin dari kantornya menjelang keberangkatan ke Surabaya. Keputusan Murti absen di Piala KSAD sangat mendadak.

Pada bagian lain, pelatih Nyoman Sumayasa mengemukakan, penyebab kegagalan tim Bali di Piala KSAD lantaran peserta membludak. ”Satu kelas biasanya maksimal dibagi empat grup, tetapi di piala KSAD bisa mencapai delapan pul,”jelasnya. Selain itu, Sumayasa mengakui fisik karateka Bali juga kedodoran, lantaran persiapan yang terlalu mepet.

Piala Pangdam
Sementara itu, FORKI Bali akan menggelar hajatan karate Piala Pangdam IX/Udayana di Denpasar pada Mei mendatang. Selaku tuan rumah, Bali mengirim tim dari sembilan Pengkab dan Pemkot FORKI se-Bali, plus tim Pemprov FORKI NTB dan NTT.

Menurut Karsa yang juga Sekum FORKI Bali, kejuaraan Piala Pangdam dibagi dalam kategori sipil dan TNI. Kelompok TNI juga diikuti Bali, NTB dan NTT.

Tujuh Prajurit TNI Peroleh Penghargaan

30 Maret 2010, 09:18
SERAMBI. Komandan Korem 012/Teuku Umar, Kolonel Infanteri Arminson (kiri) menyerahkan penghargaan kepada prajurit di jajaran Kodim 0101/Aceh Besar atas prestasi dan keberhasilan menumpas teroris di Leupung beberapa waktu lalu. Acara berlangsung di Lapangan Makorem 012/Teuku Umar di Alue Peunyareng, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Senin (29/3). /DEDI ISKANDAR.

MEULABOH - Komandan Korem 012/Teuku Umar, Kolonel Inf Arminson, meminta media massa memberitakan soal teroris di Aceh secara proporsional sesuai fakta yang ada di lapangan, dan tidak menambah-nambah, sehingga membuat masyarakat cemas. Hal itu dikatakannya, saat menjawab Serambi seusai menyerahkan penghargaan kepada tujuh prajurit TNI jajaran Kodim 0101/Aceh Besar yang dilangsungkan di Lapangan Kompleks Makorem TU Alue Peunyareng, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Senin (29/3).Danrem 012/TU menambahkan, kondisi keamanan di Aceh saat ini sangat kondusif dan tak mencekam seperti yang diberitakan oleh media massa. Karena aktivitas masyarakat yang melakukan rutinitas sehari-hari selama ini masih berjalan normal tanpa adanya rasa takut, baik pada siang hari, maupun pada malan harinya.

Menurutnya, pernyataan travel warning yang dikeluarkan oleh pihak asing terhadap Aceh sangat merugikan masyarakat di daerah ini. Pasalnya, kondisi keamanan di ‘Serambi Mekkah’ sejauh ini sangat aman dan kondusif. Dan ia meminta kepada insan pers yang melakukan peliputan terhadap penangkapan teroris, harus memberitakan secara proporsional dan profesional, tanpa ditambah-tambah dan mengurangi fakta di lapangan.Disisi lain Arminson mengatakan, untuk memburu anggota komplotan teroris yang diyakini masih bersembunyi di sejumlah wilayah di Aceh, tetap akan terus di buru bersama aparat kepolisian. Tentunya hal itu dilakukan dengan cara melakukan razia, serta melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak lainnya guna memberikan informasi terhadap keberadaan komplotan tersebut. Apalagi, katanya, kekuatan teroris yang selama ini berada di Aceh itu sangat sedikit, jika dibandingkan dengan keukatan yang dimiliki TNI saat ini. Dan pihaknya tetap akan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat di Aceh.

Terima penghargaan
Sementara itu, sebanyak tujuh orang prajurit TNI dari jajaran Kodim 0101/Aceh Besar di Posramil Leupung, Senin kemarin mendapatkan penghargaan dan bonus dari Danrem 012/Teuku Umar terhadap keberhasilan mereka dalam menumpas teroris beberapa waktu lalu di Leupueng, Aceh Besar.

Penyerahan penghargaan itu dilangsungkan Senin (29/3) dalam upacara di Lapangan Kompleks Makorem TU Alue Penyareng, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat. Ketujuh prajurit TNI yang mendapatkan penghargaan dan bonus itu masing-masing, Letda Inf Jailani, Serka Jon Ferli, Serda Mahyuzat, Serda Sayuti Syam, Sertu Isyrin, Serka Yon Hendri, serta Pratu Iqbal.(edi)

Perampokan Truk Pasir Libatkan Oknum TNI

30 Maret 2010 17:59 wib Daerah
Magelang, CyberNews. Polres Magelang berhasil membekuk Widarto (39), tersangka pelaku perampokan truk di wilayah Dukun. Dalam aksi kejahatanya, warga Sirahan, Salam, Magelang, itu, berdua dengan temannya. Dalam pemeriksaan di kepolisian, Widarto, mengaku temannya itu, JH, oknum anggota TNI AD yang bermarkas di Semarang. "Pangkat JH, prajurit kepala," kata Kapolres Magelang AKBP Kif Aminanto, Selasa (30/3).

Dengan didampingi Kasatreskrim AKP Aris Suwarno, ia mengemukakan, perampokan terjadi 4 Desember 2009. Yang dijadikan sasaran truk produk 2008 ke atas. Dalam modusnya, kedua pelaku menyaru sebagai buruh menaikkan pasir Merapi ke bak truk. Dua orang itu mencegat truk yang dikemudian Wiyanto, 49, penduduk Pageruyung, Kendal, di wilayah Dukun. Sudah menjadi jamak, sopir menghentikan kendaraan, kemudian keduanya disuruh naik. Tetapi setelah masuk kabin truk, Widarto menodongkan pisau lipat. JH memukul sopir dengan linggis. Setelah pengemudi tidak berdaya, mulutnya ditutup lakban. Korban tidakl dibuang tetap dibawa dalam kabin truk.

Truk kemudian dilarikan Widarto, sedangkan JH membuntutinya dengan naik sepeda motor. Sekitar 15 km dari lokasi perampokan, tepatnya di jalan antara Gulon-Ngargosoka, Wiyanto berhasil melepaskan lakban. Kemudian melakukan perlawanan dengan cara menggigit kaki tersangka. Karena kesakitan, Widarto kehilangan kendali. Truk akhirnya masuk parit. Melihat banyak orang berdatangan ingin memberikan pertolongan, Widarto segera dihampiri JH kemudian melarikan diri. Truk itu sedianya akan dijual Rp 60 juta di Klaten.

Akibat kejadian itu, Wiyanto menderita luka tusuk di bagian leher dan kepala memar, sehingga dirawat di RSU Muntilan. Dari keterangan korban dan saksi, polisi berhasil mengidentifikasi tersangka pelaku perampokan itu. "Widarto licin. Beberapa kali berpindah-pindah tempat persembunyian di Magelang, Yogyakarta, Klaten dan Solo. Berkat kerja keras anggota, tersangka bisa dibekuk di sebuah hotel di Temanggung," kata Kapolres.

Untuk menangkap JH, Polres Magelang koordinasi dengan Polisi Militer.

Sementara Widarto akan dijerat dengan tuduhan melanggar pasal 365 KUHP, yang ancaman hukumannya maksimal tujuh tahun penjara. Barang bukti berupa pisau lipat dan truk diamankan di Mapolres Magelang.

Lantamal Kupang Kekurangan Kapal Patroli

(Pos Kupang)."Wilayah operasional kita sangat luas, tetapi hanya didukung satu unit kapal perang, KRI Weling dan sebuah Kapal Angkatan Laut (KAL) Kembang yang memiliki daya jelajah hanya 40 mil. Ini masalah utama yang kita hadapi dalam menjaga pulau-pulau terluar," kata Kepala Bagian Penerangan Lantamal VII/Kupang Mayor (KH) Abdul Rohim di Kupang.Ia menambahkan, KRI Weling yang berbasis di Lantamal Kupang masih dibutuhkan di wilayah lain untuk melakukan kegiatan operasi, seperti halnya dengan KRI Sutanto yang kini berlabuh di Lantamal Kupang untuk Operasi Arung Hiu 2010.

"Jadi, untuk patroli ke pulau-pulau terluar seperti Pulau Batek yang berbatasan langsung dengan Timor Leste serta Dana Sabu, Dana Rote dan Pulau Manggudu di Sumba Timur yang berbatasan langsung dengan Australia, kami sangat kesulitan," ujarnya.

Lantamal VII/Kupang membawahi tiga Pangkalan TNI-AL (Lanal) yang berlokasi di Mataram (NTB), Maumere di Pulau Flores dan dan Rote di Pulau Rote, dengan 24 Pos Angkatan Laut (Pos AL) yang menyebar di berbagai pulau di Maluku Tenggara, NTT dan NTB.Menurut Rohim, Pos AL yang ada pun kondisinya sangat memprihatinkan sehingga tidak memberi kenyamanan bagi para prajurit untuk melaksanakan tugas-tugasnya di wilayah pulau terluar Indonesia.

"Di Pos itu umumnya menggunakan lampu minyak tanah (pelita) untuk penerangan pada malam hari. Memang ada genzet di masing-masing pos namun hanya bisa dimanfaatkan pada saat memberikan laporan tertulis kepada Markas Komando Lantamal di Kupang," katanya."Dari sisi fasilitas dan peralatan kerja, kita memang masih minim sehingga tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik. Ini sebuah fakta yang tidak bisa kami tutup-tutupi," katanya. (ant)

Selasa, 30 Maret 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 30 MARET 2010

1. Funbike, Teken Pemanasan Global
2. Pasukan Elite TNI Latgab Kontraterorisme di Malays...
3. Hajar Wanita Simpanan, Oknum TNI AL Dipolisikan
4. Oknum Anggota di Alor Nyaris Bentrok
5. Pantai Banongan "Dikuasai Teroris”
6. Pengamanan Lingkungan Istana Diintensifkan
7. Lomba Pidato Bahasa Inggris Wanita TNI
8. Harta Karun Rp 47,3 Miliar Tak Bertuan, Besok Dise...
9. Militer, Polisi Mustahil Bersama Tangani Operasi A...

Funbike, Teken Pemanasan Global

Denpasar, 30 Maret 2010 (Radar Bali).

Denpasar- Funbike, tak hanya sekedar ajang berkumpul dan touring pecinta sepeda. Pecinta si Goes, itupun begitu peduli dengan lingkungan. Pasalnya dengan bersepeda satu kali dalam sepekan setidaknya itu bisa menekan polusi sebagai pemicu pemanasan global atau global warming. Pecan kemarin dalam rangka memperingati hari jadi TNI AU ke 64 berbarengan dengan ulang tahun Hotel Kartika ke-20 Funbike dengan kurang lebih 400 peserta pun digelar.

Menurut Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Ngurah Rai Letkol Aldrin P. Mongan. Pelepasan peserta di dimulai dari lapangan sepak bola angkasa pura Ngurah Rai. Setelah itu kepatung kuda jalan raya tuban, raya kuta, raya sunset road, seminyak, legian, patra, jelasnya via sureat elektronik.

Ditambahkan oleh I GD Suyasa dari hotel Kartika, setelah dari patra, peserta sejenak melepas lelah di halaman Hotel Kartika. Kemudian dilanjutkan menuju jalan raya kediri, raya air port dan terakir finish di tempat semula, lapangan sepak bola angkasa Lanud Ngurah Rai. Jarak yang di tempuh dikisaran 15 kilo meter. Selain olah raga, juga bisa menikmati suasana tenang di sekitar kuta dan tuban saat pagi hari. Ungkapnya.

Danlanud Mongan melihat, penggunaan sepeda lebih intens sebagai alat transportasi merupakan green life style atau gaya hidup ramah lingkungan. “membangun kepedulian kita dalam menjaga alam negeri tercinta ini.

Disamping sepeda santai membuat tubuh kita merasa bugar.” Pungkasnya.

Pasukan Elite TNI Latgab Kontraterorisme di Malaysia

Senin, 29 Maret 2010 21:20 WIB

Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut berhasil menguasai kembali kapal super tanker MT Catur Samudra dari teroris dalam latihan gabungan bersama Polri di Teluk Jakarta, Sabtu (13/3/2010). Latihan bersama ini untuk menanggulangi berbagai ancaman aksi terorisme di Indonesia.
JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah menempuh empat hari perjalanan laut, kapal perang KRI Surabaya 591 milik TNI Angkatan Laut bersandar di Pelabuhan Tanjung Beruas Malaysia, Minggu (28/3/2010) sore. Dalam siaran pers yang diterima Kompas, Senin (29/3/2010), Markas Besar TNI menyebutkan, kapal itu mengangkut 452 prajurit pasukan elite dari ketiga matra TNI, seperti pasukan Detasemen-81 Gultor Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, Denbravo TNI AU, ditambah pasukan pendukung.

Semua pasukan itu akan mengikuti latihan gabungan bersama darat, samudra, dan angkasa Malaysia-Indonesia (Latgabma Darsasa 7AB/2010) dengan angkatan bersenjata Malaysia (ATM) di Negeri Jiran itu. Latihan gabungan akan dibuka pada 2 April 2010 oleh kedua panglima angkatan bersenjata kedua negara.

Latihan kontraterorisme itu akan digelar di sejumlah tempat, seperti Everly Resort Hotel, Selat Malaka, dan Bandara Batu Berendam, Malaysia.

Hajar Wanita Simpanan, Oknum TNI AL Dipolisikan

29/03/2010 - 19:01
INILAH.COM, Bojonegoro - Diduga telah menganiaya seorang wanita simpanan, Kopka Munari (41) warga Jl Basuki Rahmad, Desa Sukorejo, Kecamatan Kota Bojonegoro, harus berurusan dengan polisi. Sebab, ia dilaporkan Pudjiati (30) asal Kecamatan Bubulan ke Mapolsek Kota. Saat melapor ke polisi, korban menderita luka lebam di pipi sebelah kanan dan memar di mata sebelah kanan. Data yang dihimpun di lapangan, Senin (29/3/2010) menyebutkan, jika kejadian penganiayaan itu bermula saat terlapor sedang mabuk berat di warung Podo Tresno di Jl Lettu Suwolo milik Sardiana (35).

Menurut sejumlah saksi mata, terlapor saat itu mabuk dan masuk ke warung Sardiana meminta arak. Namun, pemilik warung yang sedang minta dipijitin menjawab tidak mempunyai yang diminta terlapor. Wanita simpanan Munari, yang tak lain adalah Pudjiati keluar menemuinya. Tetapi nahas, terlapor yang sudah terpengaruh minuman keras langsung mendaratkan bogem mentah ke wajah korban.

Dua kali korban dihantam tangan kekar terlapor sebelum ditengahi oleh pemilik warung. Takut terjadi hal yang lebih parah, pemilik warung langsung menghubungi pihak Polsek Kota Bojonegoro. Tak lama kemudian, Kapolsek Kota Bojonegoro AKP Supriyono bersama anggotanya langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan terlapor ke kantor.

Selain itu, korban juga diminta ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Setelah itu, korban diminta untuk menjalani visum ke rumah sakit. "Saat itu, Munari mengamuk dan menghajar Pudjiati yang merupakan pramusaji di warung ini," kata saksi mata, Sardiana, kepada polisi.

Dijelaskan, untung saja dirinya yang sedang pijat menengarahi dan melapor ke polisi. Sehingga, korban bisa segera dilaporkan ke polisi dan terlapor juga diamankan. "Kami sudah dimintai keterangan oleh polisi, begitu juga terlapor," lanjutnya.

Sementara itu Kapolsek Kota Bojonegoro, AKP Supriyono membenarkan kejadian tersebut. Namun, terlapor yang di kartu anggotanya bernomor 70536 Kompi Markas Satpaska TNI AL Surabaya, langsung diserahkan kepada Sub Denpom Bojonegoro. [beritajatim.com/bar]

Oknum Anggota di Alor Nyaris Bentrok

Laporan Okto Manehat
Senin, 29 Maret 2010 11:21 WIB
Pos Kupang. Aksi saling lempar menggunakan batu ke rumah dinas perwira milik dua institusi yang lokasinya bertetangga tersebut terjadi. Beruntung komandan dari masing-masing institusi bisa mengendalikan anggotanya. Kapolres Alor, AKBP Andi Harsito, SIK, melalui Wakapolres Alor, Kompol Wahyudi Wicaksana, SIK, yang dikonfirmasi Pos Kupang di ruang kerjanya, Kamis (25/3/2010), membenarkan adanya kejadian itu. Dijelaskannya, kasus tersebut akibat salah paham oknum anggota Polres Alor dengan anggota TNI Batalyon 744 yang mau cuti ke Alor saat di atas kapal Feri Namparnos. Wicaksana menjelaskan, kronologi peristiwa ini bermula dari umpatan keras seorang penumpang kapal Feri Namparnos terhadap Kardi, anggota Polres Alor, yang kebetulan saat itu berada di atas kapal feri tersebut.

Hari Rabu (24/3/2010), jelas Wicaksana, kapal feri dalam pelayaran dari Pelabuhan Teluk Gurita-Belu menuju Pelabuhan Feri Binongko, Kalabahi. Penumpang yang mengumpat anggota Polres Alor saat itu berpakaian preman. Setelah terjadi pertengkaran, baru penumpang itu mengenakan pakaian dinas TNI. "Saat itu baru diketahui penumpang itu anggota TNI, yakni Pratu (Inf) Abraham yang bertugas di Batalyon 744 Belu. Pratu Abraham ke Alor untuk mengisi masa cutinya," jelas Wicaksana. Dia melanjutkan, salah paham di atas kapal feri itu berakhir setelah keduanya saling memaafkan. Saat kapal feri merapat di Pelabuhan Binongko, sejumlah anggota Polres Alor menjemput Kardi di pelabuhan. Demikian juga anggota kodim ke pelabuhan untuk mengamankan anggotanya.

Wicaksana mengatakan, meski masalah salah paham telah selesai di kapal, namun ada yang memanas-manasi lagi, sehingga muncul amarah anggota kodim maupun polres. Buntutnya, terjadi aksi lempar dengan batu ke rumah dinas dua institusi tersebut yang lokasinya bertetangga. "Atap rumah beberapa kali bunyi akibat kena lemparan," katanya. Masalah ini langsung dikendalikan Kapolres Alor maupun Dandim Alor. Situasi yang ada langsung reda.

Dipulangkan ke kesatuan
Menurut Wicaksana, Kapolres Alor dan Dandim Alor telah berkoordinasi dan sepakat anggota TNI, yakni Pratu Abraham yang datang cuti langsung dipulangkan menggunakan pesawat, Kamis (25/3/2010). "Masalah yang terjadi karena miskomunikasi, sebab dua anggota yang salah paham di atas kapal feri telah saling memaafkan. Tetapi ada yang memanas-manasi sehingga terjadi kasus seperti itu," katanya.

Ia berharap kejadian seperti ini menjadi pengalaman bagi anggota polisi dan TNI untuk bisa sinergi dan kompak dalam menjalankan tugas sesuai tupoksi masing-masing. Dandim 1622 Alor, Letkol (Inf) Syariyal Siregar yang dikonfirmasi di kantornya, belum berhasil ditemui karena tengah mengantar kepulangan Pratu Abraham melalui Bandara Mali untuk dipulangkan ke batalyonnya melalui Kupang menggunakan pesawat. (oma)

Pantai Banongan "Dikuasai Teroris”

Senin, 29/03/2010 12:12 WIB
Zainal Effendi - detikSurabaya

Surabaya - Pantai Banongan, Situbondo dikabarkan dikuasai teroris. Untuk menghadang penyusup, pasukan gabungan TNI AL dan Angkatan Laut Singapura (Republic Od Singapure Navy Naval Diving Unit) langsung merespon kabar tersebut. Dengan peralatan fist, masker dan life vest, pasukan gabungan ini berenang dengan jarak 3 mil menuju ke pendaratan pantai. Dirasa aman, para perenang rintis ke dua pasukan elit ini kemudian memberikan informasi kepada pasukan lainnya yang berada di tengah laut dengan menggunakan lampu isyarat.
Tidak lama kemudian, 3 tim yang terdiri dari, tim penjinak ranjau dan dua tim pengamanan pantai pendaratan datang dengan meluncur menggunakan sekoci karet. Usai ketiga tim pasukan elit ini tiba, tim penjinak ranjau langsung menjinakkan ranjau yang sengaja dipasang pasukan teroris. Setelah itu diteruskan dengan mengejar ke hutan Selogiri yang diduga sebagai tempat melarikan diri.Tidak dapat dielakkan, aksi saling tembak pun terjadi. Sekitar 25 teroris berhasil dilumpuhkan.
Semua peristiwa di atas merupakan serangkaian latihan bersama yang digelar di Pantai Banongan dan Hutan Selogiri, antara pasukan katak TNI AL dan pasukan RSN NDU. "Semuanya merupakan skenario latihan bersama yang kita gelar di dua lokasi. Latihan ini diberi sandi Pandu 10/10," kata Kadispen Koarmatim TNI AL, Letkol Laut Toni Syaiful, dalam rilis yang dikirim ke detiksurabaya.com, Senin (29/3/2010).Sementara jumlah prajurit yang terlibat dalam latihan bersama ini terdiri dari 16 pasukan dari RSN NDU yang dipimpin langsung oleh komandan NDU, LTC Yip Wai Choong. Sedangkan dari Kopaska TNI AL, sebanyak 21 pasukan.

Pengamanan Lingkungan Istana Diintensifkan

Senin, 29 Maret 2010 13:31 WIB Peristiwa Hukum/Kriminal Dibaca 319 kali

Jakarta (ANTARA News) - Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Mayor Jenderal TNI Marciano Norman mengatakan, pengamanan di lingkungan Istana Keresidenan, termasuk Gedung Sekneg diintensifkan pasca-ancaman ledakan bom pada Minggu (28/3). "Ya kita tetap lakukan pengamanan sesuai protap, patroli rutin pagi, siang, sore dan malam. Dari hari ke hari ya seperti itu pola pengamanannya sesuai prosedur tetap yang berlaku," katanya, ketika dihubungi ANTARA News di Jakarta, Senin.

Marciano mengatakan, situasi keamanan di lingkungan istana kini berjalan normal namun kewaspadaan tetap ditingkatkan disertai pola pengamanan sesuai prosedur tetap yang berlaku."Sekarang, situasi normal. Tidak ada apa-apa, namun kami memiliki analisis situasi yang setiap saat diperbaharui. Jadi kami sudah tahu apa yang harus diperbuat dan bagaimana," ujarnya.Sekretariat Negara Republik Indonesia diancam bom pada Minggu (28/30) pukul 06.00 WIB. Ancaman tersebut disampaikan melalui telepon ke kantor Polsek Gambir.

Mendapat laporan tersebut, Tim Gegana dari Polda Metro Jaya segera melakukan penyisiran di kantor Sekretariat Negara. Penyisiran oleh tim Gegana Polda Metro Jaya dilakukan di luar gedung, sedangkan penyisiran di dalam gedung dilakukan oleh Paspampres.

Lomba Pidato Bahasa Inggris Wanita TNI

Selasa, 30 Maret 2010 - 2:38 WIB
JAKARTA (Pos Kota) – Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional yang digunakan hampir di seluruh negara di dunia. Dalam rangka menghadapi dan menjawab tantangan penggunaan bahasa Inggris, Panitia Apel Bersama Wanita TNI Tahun 2010 menyelenggarakan lomba pidato (Speech Contest) dan pembawa acara (Master of Ceremony) dalam bahasa Inggris di Aula Yos Sudarso, Koarmabar (Komando Armada Kawasan Barat), Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Senin (29-03-2010).

Lomba diikuti 18 orang peserta terdiri dari 9 Perwira Wanita TNI untuk lomba pidato dan 9 orang Bintara Wanita TNI mengikuti lomba pembawa acara. Dewan juri berasal dari perwakilan ketiga angkatan ditambah satu juri kehormatan dari ELP (English Language Program). Dalam sambutannya, Ketua Panitia Apel Bersama Wanita TNI Kolonel Laut (K/W) drg. Trinil Mangastuti.Sp.KGA mengatakan, bahwa lomba pidato dan MC bahasa Inggris telah dilaksanakan untuk kedua kalinya. Tujuan diadakannya perlombaan ini untuk mencari bibit-bibit unggul di lingkungan TNI yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris sekaligus memberikan wadah atau forum untuk mengukur kemampuan masing-masing individu dalam berbahasa Inggris.

Ada 3 materi yang menjadi topik untuk lomba pidato, yaitu : menumbuhkan jiwa kepemimpinan di lingkungan militer; meningkatkan kemampuan di bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi; dan peran Wanita TNI sebagai pasukan perdamaian dunia. Sedangkan materi lomba pembawa acara (MC) meliputi rangkaian acara protokoler yang biasa dilaksanakan oleh Pimpinan TNI dalam menerima tamu negara sahabat.

Keluar sebagai juara dalam lomba pidato adalah Kapten laut (KH/W) Csiska Cerina (Dishidros TNI AL), Lettu Laut (K/W) dr. Corine Niswara (Koarmabar TNI AL), dan Kapten Caj (K) Windy Kartika (Denma Mabesad). Sedangkan pemenang lomba MC adalah Serka (W) Ratih Indria (Mabes AU); Serma (TTU/W) Nur Budiati (Mabes AL); dan Serka (K) Yuliana Hasibuan (Setum Mabes AD).
Lomba yang merupakan ajang untuk menunjukkan kemampuan dalam berbahasa Inggris tidak melupakan sportifitas dan berusaha menampilkan yang terbaik untuk pribadi dan satuan para peserta. (puspen/dms)

Harta Karun Rp 47,3 Miliar Tak Bertuan, Besok Diserahkan

Senin, 29 Maret 2010 19:58 WIB
CIREBON, KOMPAS.com — Sebanyak 2.366 benda bersejarah berupa mangkok dan piring yang ditaksir bernilai Rp 47 miliar akan diserahkan ke Panitia Nasional Barang Muatan Kapal Tenggelam (Pannas BMKT). Barang-barang berharga itu diduga dari dasar perairan Cirebon, Jawa Barat. Menurut Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Cirebon Letkol (P) Deny Septiana, harta karun itu ditemukan dari dua kapal tanpa awak, yaitu KLM Alini Jaya dan KLM Asli, Juli tahun lalu.

"Itu akan kami serahkan, rencananya akan diserahkan ke Pannas BMKT besok, (Selasa, 30/3/2010)," kata Deny di markasnya, Senin (29/3/2010). Dari jumlah tersebut, lanjut Deny, pihaknya akan memilah barang-barang yang akan dijadikan sebagai barang bukti sebelum diserahkan. Penanganan kasus ini selanjutnya diserahkan kepada Bareskrim Mabes Polri.

Disebutkan Deny, nilai satu buah mangkok yang ternyata peninggalan Dinasti Ming dari Tiongkok itu bisa mencapai Rp 20 juta per item. Jika jumlahnya mencapai 2.366 item, bisa ditaksir nilai totalnya mencapai Rp 47,3 miliar. "Ada seorang kolektor yang berani membeli barang kuno itu Rp 20 juta per item. Jika dikalikan, jumlah semuanya bisa mencapai Rp 47,3 miliar," katanya. Pada Juli 2009, petugas patroli TNI AL mencurigai kapal tanpa awak yang mengapung di perairan sekitar Ciasem Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Dari dalam kapal tersebut petugas menemukan ribuan benda kuno berupa mangkok dan piring peninggalan Dinasti Ming. Mengenai kemungkinan harta karun lain yang terpendam di sekitar perairan Cirebon, Deny meyakini hal tersebut bisa terjadi.

Militer, Polisi Mustahil Bersama Tangani Operasi Antiteror

Senin, 29 Maret 2010 22:53 WIB
Penulis : Dinny Mutiah
JAKARTA--MI: Militer dan polisi mustahil bergabung untuk menangani operasi antiteror secara bersamaan. Pasalnya, operasi terorisme di Indonesia dilakukan bersifat sel dan bisa terjadi bersamaan di beberapa tempat di Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Dosen FISIP UI Andi Widjajanto dalam diskusi bertajuk Kerjasama Polisi dan Militer dalam Operasi Antiterorisme di Jakarta, Senin (29/3). "Saya pernah bertanya apakah bisa terjadi kerjasama operasi antara militer dan polisi? Mereka menyatakan pada saya agar jangan naif," kata Andi.

Ia beralasan bahwa paradigma antara polisi dan militer sekaligus kapasitas kedua institusi yang berbeda. Dalam perspektif militer, terorisme merupakan ancaman yang harus dihabisi tanpa melihat akar permasalahan. Sebaliknya, perspektif polisi sebagai penegak hukum akan melihat bahwa terorisme merupakan tindakan melawan hukum yang harus ditelisik jejaknya serta dilucuti kemampuannya. Pemerintah bisa menggunakan kedua kapasitas ini untuk menangani hal yang berbeda, tidak bisa digabungkan dalam satu operasi. "Jadi, pemerintah itu memecah kekuatan jika situasinya semakin memburuk. Misalnya, polisi menangani dua hal di sini, gultor (penanggulangan teror) menangani 3 kelompok di sana. Tidak bisa digabungkan dalam satu operasi," jelasnya.

Pengamat militer UI Edy Prasetyono mengungkapkan bahwa untuk mendukung operasi kedua institusi diperlukan aturan baku perbantuan. Kedua institusi selama ini hanya mengandalkan hasil praktek lapangan yang tidak mengontrol peminjaman sumber daya antar institusi.

Padahal, aset yang dipinjamkan bisa saja sensitif sehingga perlu pihak yang bisa bertanggung jawab atas itu. "Regulasi bisa hanya di tingkat kepmen, tak perlu sampai UU. Yang sekarang berjalan diantara kedua institusi adalah karena ada praktek, tapi tidak ada sistem yang mapan. Bahayanya kalau tidak ada itu, kalau ada material sensitif siapa yang mau bertanggungjawab," ujarnya. Mantan menhan Juwono Sudarsono memiliki pandangan berbeda. Menurutnya, semakin sedikit perundang-undangan, semakin baik. Apalagi, ada kesepakatan antara TNI-Polri terkait pelibatan TNI dalam penanganan terorisme di tingkat lapangan.

"Yang penting kemampuan efektifnya. Kalau di lapangan kan sudah ada kesepakatan. Terlalu banyak UU yang terjadi malah hukum rimba karena ada yang harus disinergikan satu sama lain. Sementara itu di lapangan, mereka tidak begitu peduli tentang payung hukum," tandasnya.

Senin, 29 Maret 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 29 MARET 2010

1. Ditangkap, Oknum TNI Gadungan Menangis
2. Dunia Apresiasi Kontingen Garuda
3. Fisik Kedodoran
4. Karateka Bali Gagal di Piala KASAD

Ditangkap, Oknum TNI Gadungan Menangis

Senin, 29 Maret 2010 04:33 WITA
Watampone, Tribun - Wahab (36), warga Jl Lapawawoi, Kota Watampone, diamankan oleh anggota Intel Kodim 1407 Bone, Minggu (28/3) sore, karena diduga sebagai tentara gadungan yang Miliki Sangkur dan Tiga Baju Seragam Ia langsung digirim ke Markas Kodim untuk dimintai keterangan.

Saat petugas melakukan penggerebekan di rumahnya, Wahab mencoba kabur namun tidak dapat berkutik setelah petugas melakukan pengepungan. Wahab kemudian diminta untuk menunjukkan seragam dan perlengkapannya sebagai tentara gadungan. Anggota Intel Kodim kemudian mengamankan sejumlah seragam, bajo kaos TNI, sebuah sangkur, topi, dan atribut lainnya. Setibanya di Markas Kodim, sejumlah anggota langsung memberikan pertanyaan kepada Wahab yang diduga masih dalam keadaan mabuk saat diamankan. Saat digerebek, oknum tersebut masih menggunakan celana dan topi tentara.

Saat diberikan pertanyaan, Wahab malah menangis tersedu-sedu. Hal tersebut membuat sebagian orang yang melihat tertawa. Dalam seragam yang disita oleh anggota Intel, terdapat simbol kepangkatan dua bengkok merah atau kopral satu di seragam milik Wahab. Penangkapan tersebut berhasil dilakukan setelah anggota Intel Kodim melakukan pengintaian terhadap pelaku selama beberapa hari. Perwira Seksi Intel Kodim 1407 Bone, Kapten Inf Hariantago, mengatakan, pihaknya akan menyerahkan oknum TNI gadungan tersebut ke Mapolres Bone untuk diproses lebih lanjut. Ia mengatakan, oknum tersebut diduga sudah lama berperilaku layaknya anggota.

"Kalau untuk dugaan kejahatan yang dilakukannya dengan seragam tersebut, kami masih menyelidiki. Sementara ia diduga memakai seragam TNI hanya untuk gagah-gagahan saja," jelas Hariantago. Penangkapan Wahab membuat jalanan sekitar rumah pelaku menjadi ramai karena dipadati warga.(ans)

Miliki Tato di Dua Lengan
WAHAB (36), warga yang diamankan oleh anggota Intel Kodim 1407 Bone, Minggu (28/3) sore, karena diduga sebagai tentara gadungan, ternyata memiliki tato. Tato tersebut terdapat di kedua lengannya. Anggota TNI di Markas Kodim menduga, oknum tersebut adalah preman. Namun walau memiliki tato, Wahab tak kuasa menahan tangisnya setelah anggota TNI memberikannya beberapa pertanyaan. "Kenapa menangis? Katanya mau jadi tentara?," kata salah seorang anggota. Ditanya seperti itu, tangisan Wahab justru tambah menjadi-jadi sehingga membuat sebagian orang yang melihat menjadi tertawa.(ans)

Dunia Apresiasi Kontingen Garuda

Senin, 29 Maret 2010
JAKARTA (Suara Karya): Tentara Nasional Indonesia (TNI) semakin mengukuhkan profesionalitas dan kualitasnya di jajaran kemiliteran internasional sebagai pasukan perdamaian dunia menyusul penilaian positif oleh masyarakat internasional. Selain tangguh dalam tempur, prajurit TNI dinilai sebagai pasukan perdamaian yang punya strategi unik, lain dari strategi pasukan perdamaian dunia negara lainnya. Surat elektronik perwira penerangan Konga XXIII-D/Unifil, Kapten TNI Yogi Nugroho kepada Suara Karya di Jakarta, Sabtu (27/3) menyebutkan, kinerja Konga yang bertugas menjaga perdamaian di wilayah konflik Lebanon Selatan selalu dinilai positif oleh masyarakat setempat maupun masyarakat dari negara lain yang berada di Lebanon. Prajurit TNI selalu mengedepankan profesionalitas dan kualitas dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Satu hal yang menjadi ciri khas prajurit TNI, ialah keramah-tamahan. Hal inipun positif dan patut ditiru pasukan perdamaian dari negara lainnya. "Tugas siap siaga diselingi keramah-tamahan mencairkan situasi yang mencekam dalam setiap saat menjaga keamanan di Lebanon," ujarnya. Pengakuan ini terlontar dari setiap pengunjung yang akan memasuki Markas Besar United Nations Interim Forces In Lebanon (Unifil) Naqoura, Lebanon Selatan. Mabes Unifil lebih sterill dan nyaman sejak Satgas Konga menjadi penanggungjawab utama keamanan. "Tugas dan tanggung jawab pengamanan Mabes Unifil dipundak Kompi Mekanis E Indobatt sejak 24 Febuari 2010," ujar Yogi.

Keramah-tamahan
Namun, satu hal yang tidak pernah dijumpai pada diri pemeriksa sebelumnya (kontingen negara lain) adalah senyum keramah-tamahan dari personel Satgas Konga. "Melalui keramah-tamahan yang mewarnai profesionalisme pasukan Garuda dalam menerapkan prosedur pemeriksaan pengamanan di pintu gerbang Unifil tersebut, terpancar suatu nilai keunggulan positif yang membedakan Kontingen Garuda terhadap kontingen negara lain," ujarnya.

Menurut dia, hal itulah yang membuat pengunjung Markas Besar Unifil merasa nyaman dalam melalui prosedur pemeriksaan dalam rangka pengamanan. Komandan Kompi Mekanis E, Kapten TNI Imam Wicaksana mengatakan, Mabes Unifil memiliki tiga gerbang utama dan tiga pos observasi yang harus intensif diawasi. (Feber Sianturi)

Fisik Kedodoran

Alasan mandulnya Tim Bali di karate Piala KASAD X
Denpasar, Radar bali – Muka tertunduk dan wajah memerah, itu dipastikan terlihat di wajah-wajah anggota tim karate Bali yang berlaga dalam Kejurnas Piala KASAD X/2010, berakhir kemarin di GOR Kertajaya, Surabaya, Jawa Timur. Harapan membawa pulang medali, pupus sudah. Itu menyusul kekalahan Karateka Ketut Sukita di nomor laga atau kumite.

”Saat perebutan juara tiga di kumite,” kata pelatih Nyoman Sumayasa dari balik gagang telepon genggamnya kemarin.

Kekalahan Sukita, melengkapi kegagalan anggota tim lainnya. Jumat pekan lalu, Ayu Krisna spesialis Kata pada gerak Karate pun kalah dalam pengumpulan poin. Sama dengan nomor kata perorangan putra, Yudistira dan Halim juga gagal.

Mario, Indri dan Dayu Rika di kelas Kata pun karus mengakui kekuatan lawan-lawannya. Untuk diketahui dalam tim FORKI Bali yang paling banyak malah bukan atlit tapi offisial. Pasalnya, hanya 21 atlet dari 47 orang keseluruhan anggota FORKI Bali yang meramaikan piala KASAD.

Nah, disinggung mandulnya tim Bali dalam Piala KASAD tahun ini. Sunmayasa berdalih, itu tak lepas dari persiapan yang dinilai minim. Itu tentu sedikit aneh, mengingat jadwal agenda tahunan setiap kejurnas sudah barang tentu diketahui masing-masing pengurus olahraga. Namun begitu, tim Bali di piala KASAD ternyata hanya digodok dalam rentang dua minggu.

”Kalau materi (gerakan dan jurus di karate) merata dengan tim lain. Stamina kita rasa kurang, fisik menurun setelah beberapa kali bertanding, ” belanya.

Sumayasa menambahkan, dalam kejurnas kali ini, peserta memang begitu banyak. Bahkan disiapkan delapan arena (pool) untuk setiap laga ataupun di nomor kata. Agenda yang begitu padat membuat beberapa atlet langsung drop, bahkan ada yang pingsan. Dia merujuk Takashi Adi. Karateka yang memperkuat tim Sumatera Utara dan masuk tim pelatnas tersebut, dalam kejurnas kemarin sempat pingsan dan mendapat bantuan oksigen sebelum akhirnya tersadar. Kita juga mohon maaf kepada masyarakat Bali, karena gagal memperoleh medali,” pungkasnya.

Karateka Bali Gagal di Piala KASAD

Kereneng, Denpost – Karateka Bali gagal total sekaligus pulang tanpa medali di Kejurnas Piala KASAD di GOR Kertajaya, Surabaya, yang berakhir Minggu (28/3) kemarin.

Padahal di kejurnas Inkai di Surabaya, beberapa waktu lalu, karateka Inkai Bali meraih posisi keempat. Begitu juga dengan karateka KKI Bali yang turun di Kejurnas KKI di Cibubur, Jabar, beberapa waktu lalu, berhasil mencetak sejarah baru dengan meraih juara umum.

Sebelumnya, tim Karate Bali pada hari pertama Kejurnas Karate Piala KASAD di GOR Kertajaya, Surabaya, Jumat (26/3) lalu, tak sedikitpun meraih medali. Bahkan di hari kedua, Sabtu (27/3) lalu, tak juga ada perubahan alias masih tetap kosong medali.

Karateka Bali yang turun di keas kata perorangan putri, Ayu Krisna gagal meraih poin. Begitu juga dengan Yudistira dan Alim (kata perorangan putra) juga tertunduk lesu. Setali tiga uang, nasib yang sama juga menimpa karateka Bali yang turun di kelas kumite. Dayu Rika, Mario dan Indri juga pergi dengan majah kecut. Sementara di kesa kata beregu putra, Alim, Yudis, Freed Seran kalah di perebutan juara tiga. “Kita gagal meraih medali. Kegagalan ini karena persiapan kami sangat minim,” kata pelatih tim karate Bali, Nyoman Sumayasa yang dikontak via telepon, kemarin.

Sekedar diketahui, Tim Karate Bali yang mengikuti Kejurnas Piala KASAD di Surabaya, menurunkan 18 atlet.

Minggu, 28 Maret 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 28 MARET 2010

1. KASAL Buka Tournamen Ski Air 2010
2. TNI AU Butuh Radar di Kalbar
3. Wakasau Terbang Dengan Balon Udara
4. Target Juara Umum

KASAL Buka Tournamen Ski Air 2010

Sabtu, 27 Maret 2010 - 13:26 WIB
JAKARTA (Pos Kota) -Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Agus Suhartono,SE, selaku Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Ski Air Seluruh Indonesia (PB PSASI) membuka Kejuaraan Nasional Slalom Master Tournamen Ski Air 2010 di Danau Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (27/3).

Kasal, didampingi Laksamana Muda (Laksda) TNI Marsetio, M.M di jajaran TNI AL selaku Ketua Yanus Cabang Ski Air, Laksmana Pertama (Laksma) TNI Didit Hardiawan, MPA, MBA, Laksamana Pertama (Laksma) TNI Iskandar Sitompul, SE, dan Laksamana Pertama (Laksma) TNI Djamuron PW, SE. Kejuaraan Nasional Slalom Master tounamen yang berlangsung dua hari ini di ikuti dari berbagai daerah, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Maluku, Sulawesi Selatan, serta Gorontalo dengan menerjunkan 52 atlet Ski air.

Menurut Ketua Umum PB PSASI, cabang olahraga ski air di Indonesia saat ini terus berkembang, terbukti dengan makin banyaknya jumlah Pengurus Provinsi (Pengprov) ski air yang terbentuk di daerah- daerah makin banyak peminat dan pencinta olahraga yang dapat dikategorikan sebagai olahraga ekstrim ini. Setelah kejuaraan Nasional Slalom 2010 ini, pada bulan Mei, PB PSASI akan menggelar Kejuaraan Nasional Ski Air Multi Event yang juga akan digelar di Danau Sunter, kemudian pada bulan Juli 2010 akan digelar Kejuaraan khusus Pelajar Multi Event.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Kolonel Laut (P) Herri Setianegara, S.SOS, SH, M.M mengatakan cabang olahraga ski air juga akan dipertandingkan pada Festifal Sail Banda yang akan digelar pada bulan Agustus.Pada Event ini selain ski air, juga dipertandingkan sejumlah cabang olahraga air lainnya, seperti selam, dayung, layar serta renang laut. (Dispenal/ir)

TNI AU Butuh Radar di Kalbar

Laporan wartawan KOMPAS Agustinus Handoko
Sabtu, 27 Maret 2010 10:44 WIB
KUBU RAYA, KOMPAS.com- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara membutuhkan radar militer di Provinsi Kalimantan Barat. Pasalnya, selama ini belum ada radar militer di Kalimantan Barat yang berbatasan darat dan laut dengan negara Malaysia.

Demikian diungkapkan mantan Komandan Pangkalan TNI AU Supadio Kolonel (Pnb) Yadi Indrayadi, Sabtu (27/3). Yadi menyerahkan jabatan kepada penggantinya, Kolonel (Pnb) Imran Baidirus. Serah terima jabatan dipimpin oleh Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I Marsekal Muda TNI Eddy Suyanto.

"Tanpa radar militer, kami tidak bisa mendeteksi pelanggaran pesawat-pesawat asing di wilayah kita," kata Yadi. Namun, dari patroli-patroli yang dilakukan rutin oleh TNI AU di Kalbar, belum pernah didapati pesawat asing yang melintas secara ilegal.

Imran mengatakan, pembangunan radar militer di kawasan Kalimantan Barat sudah menjadi prioritas. "Setidaknya sebelum tahun 2014, radar militer itu sudah ada dan bisa digunakan di Kalbar," kata Imran.

Wakasau Terbang Dengan Balon Udara

Sabtu, 27 Maret 2010 - 13:07 WIB
JAKARTA (Pos Kota) -Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Sukirno K.S, M.M., di dampingi oleh Seketaris Jenderal Federasi Aero Sport Indonesia (Sekjen FASI) Marsda TNI Daryatmo S.IP, dan Kolonel Pnb. Mudjianto menikmati udara pagi di wilayah Sentul City dengan menggunakan Balon Udara, Sabtu (27/3).

Dalam penerbangan itu, turut serta Menteri UKM. Dr. Syarif Hasan yang juga dapat menikmati wilayah udara Sentul City. Kegiatan tersebut merupakan pengenalan olah raga dirgantara kepada masyarakat Indonesia, khususnya mengunakan balon udara yang memang masih belum memasyarakat di tanah air.

Menurut ketua pelaksana kegiatan, Fitri, dalam penerbangan kali ini balon udara dapat mencapai ketinggian hingga 3000 feet dengan luas area yang disediakan seluas 4 km². ”Tergantung angin yang membawanya hingga dapat mencapai puluhan kilometer”, ujar Fitri.

Dalam penerbangan balon udara kali ini sangat mendapat antuasias dan perhatian dari masyarakat, terlihat dari panjangnya antrian masyarakat untuk mendapatkan tiket yang dapat membawanya terbang menikmati indahnya kota Bogor dan sekitarnya dari udara. (Dispenau/ir)

Target Juara Umum

27 Maret 2010 10:58 WIB
Sabtu, Surabaya - Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Karate Piala Kasad (Kepala Staf TNI Angkatan Darat) 2010, di Surabaya, 26-28 Maret, menjadi wahana seleksi pembentukan tim pemusatan latihan nasional (Pelatnas) SEA Games 2011. Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki), Hendardji Soepandji, mengungkapkan hal itu usai menghadiri pembukaan Kejurnas Piala Kasad 2010 di GOR Kertajaya Surabaya, Jumat (26/3).

“PB Forki akan memanggil sebanyak 32 atlet yang digodok dalam program pelatnas jangka panjang untuk persiapan SEA Games. Mereka diseleksi dari hasil Piala Kasad ini," kata Hendardji yang juga Komandan Pelatnas Asian Games.n Sedangkan untuk persiapan menghadapi Asian Games (AG) XVI di Guangzhou, China, November 2010, PB Forki telah menyiapkan sebanyak tujuh karateka terbaik, termasuk salah satunya peraih medali emas SEA Games 2009, Umar Syarif.

Hendardji mengemukakan, PB Forki menargetkan raihan satu medali emas pada Asian Games mendatang. Sedangkan untuk SEA Games 2011 yang berlangsung di Indonesia, targetnya menjadi juara umum dengan merebut minimal tujuh medali emas.“Target satu medali emas di Asian Games cukup realistis, karena persaingan sangat ketat. Saya tidak menyebut dari nomor apa emas tersebut didapat, karena semua punya peluang sama," tuturnya.

Karateka nasional, Umar Syarif, yang ditemui terpisah, mengaku telah melakukan persiapan sejak awal tahun ini dengan mengikuti serangkaian kejuaraan di negara-negara Eropa. “Sejak Januari lalu, saya sudah mengikuti beberapa kejuaraan di Eropa sebagai persiapan menuju Asian Games. Awal April nanti, saya kembali terjun pada kejuaraan karate di Italia," ujar karateka asal Jatim itu. Sementara itu, Menpora Andi Mallarangeng saat membuka kejuaraan Piala Kasad, berharap cabang olahraga karate mampu terus berprestasi di berbagai ajang internasional dengan menyumbang medali emas.


“Karate merupakan salah satu cabang olahraga andalan untuk mengibarkan bendera Merah Putih di berbagai kejuaraan maupun multieven internasional. Prestasi itu harus terus dijaga dan ditingkatkan, termasuk pada Asian Games mendatang," katanya. Kejurnas Piala Kasad diikuti sekitar 650 atlet dari 32 provinsi dan 20 perguruan karate di Indonesia. Satu provinsi yang tidak mengirimkan atlet pada even tahunan ini adalah Gorontalo.

Kasad Jenderal TNI George Toisutta usai pembukaan kejuaraan menambahkan, ajang yang sudah memasuki penyelenggaraan tahun ke-10 ini, diharapkan mampu melahirkan karateka-karateka handal dan potensial yang akan mengharumkan nama bangsa dan negara. “Selama ini, banyak bibit-bibit karateka potensial dari daerah yang muncul dari kejuaraan ini. Mudah-mudahan ini tradisi ini bisa diteruskan," kata dia. iko

Sabtu, 27 Maret 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 27 MARET 2010

1. 48 Perwira TNI di Mutasi
2. Polisi Tangkap Oknum TNI Terlibat Kasus Narkoba
3. Pemprov Papua Tolak Penambahan Personel TNI-Polri
4. Warga Penfui Timur Dapat Pengobatan Gratis
5. Asyik Cari Rumput, Betis Winarto Tertembak Peluru ...
6. Didesak, Penuntasan Kasus Aktivis Partai Aceh

48 Perwira TNI di Mutasi

Jakarta, 26/3/2010 (Kominfo Newsroom) – Markas Besar Tantara Nasional Indonesia (Mabes TNI) melakukan mutasi terhadap 48 perwira tingginya, di antaranya mengangkat Kapuspen TNI Marsda TNI Sagom Tamboen menjadi Deputi VII Bidang Koordinasi Komunikasi & Informatika Kemenko Polhukam. Pengganti Sagom adalah Mayjen TNI Aslizar Tanjung yang sebelumnya Wakil Irjen TNI.

Menurut Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Lek Ir Prakoso di Jakarta, Jumat (26/3), mutasi terhadap 48 pati TNI tersebut berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor : Kep/ 187/ III / 2010 tanggal 25 Maret 2010. Ia mengatakan bahwa mutasi itu terdiri atas delapan pati di jajaran Mabes TNI, 27 orang di jajaran TNI AD, dua orang di jajaran TNI AL, empat pati di jajaran TNI AU, dua orang di jajaran Kemenhan RI, satu orang di jajaran Kemenko Polhukam, dua orang di jajaran BIN dan dua orang di jajaran Wantannas.

Terdapat 15 pati yang menjalani mutasi antar-jabatan dalam pangkat yang sama, yaitu Marsda TNI Sagom Tamboen (Kapuspen TNI menjadi Deputi VII Kemenko Polhukam), Mayjen TNI Aslizar Tanjung (Wairjen TNI menjadi Kapuspen TNI), dan Mayjen TNI Soehartono Suratman (Pangdam VI/Tpr menjadi Asops Panglima TNI).

Kemudian Brigjen TNI Hadi Lukmono (Kadispsiad menjadi Kasdam III/Slw), Brigjen TNI Suharsono (Danpussenkav Kodiklat TNI AD menjadi Kasdam II/Swj), Brigjen TNI Leonardus JP. Siegers (Danpussenarhanud Kodiklat TNI AD menjadi Kasdam V/Brw), dan Brigjen TNI Wisnu Bawatenaya (Wadanjen Kopassus menjadi Kasdam VI/Tpr). Selain itu Laksma TNI Ir Bambang Dwi Nirbito (Kapusdiklatjemenhan Badiklat Kemenhan RI menjadi Kadisdikal) dan Brigjen TNI Tisyanto (dari Kapusmasmil Babinkum TNI menjadi Waka Babinkum TNI).

Kemudian ada 22 orang yang mengalami promosi jabatan, yaitu Mayjen TNI Hotmangaradja Pandjaitan dari Pangdam IX/Udy menjadi Sesmenko Polhukam, Brigjen TNI Rahmat Budiyanto (Kasdam III/Slw menjadi Pangdam IX/Udy), Brigjen TNI Junianto Haroen (Kasdam II/Swj menjadi Deputi IV Kemenko Polhukam), dan Brigjen TNI Bambang Sumarmo (Kasdam V/Brw menjadi Wairjen TNI).

Brigjen TNI Tan Aspan dari Kasdam VI/Tpr menjadi Pangdam VI/Tpr, Brigjen TNI Ir Mulhim Asyrof (Dirkon Ditjen Ranahan Kemenhan RI menjadi Asrena Kasad), Kolonel Inf Nugroho Widyotomo (Danrem 043/Gatam Dam II/Swj menjadi Wadanjen Kopassus), dan Kolonel Sus Ir Agus Purnomo W. (Sesdisfaskonau menjadi Dirkon Ditjen Ranahan Kemenhan RI).

Kemudian Kolonel Arm A.A Gde Suardhana (Sahli Pangdam VII/Wrb Bidang Jemen Sishanneg menjadi Danpussenarmed Kodiklat TNI AD), Kolonel Laut (E) Adam Suwardi Pangerang (Paban VI/Taswilnas Ster TNI menjadi Kapusdik Latjemenhan Badiklat Kemenhan RI), dan Kolonel Chk Ishak Alparis (Ketua STHM Ditkumad menjadi Asdep 2/III Urusan Pemberdayaan Aparatur Hukum Kemenko Polhukam).

Selanjutnya Kolonel Pnb Agus Ruchyan Barnas dari Dosen Golongan IV AAU menjadi Asdep 1/IV Urusan Doktrin dan Strahanneg Kemenko Polhukam, dan Kolonel Laut (P) Sugianto dari Pamen Sahli Kasal Bidang Tekum menjadi Asdep 5/IV Urusan Kerja Sama Pertahanan Kemenko Polhukam.

Kemudian ada 11 pati dimutasi dalam rangka pensiun, yaitu Mayjen TNI Supiadin Yusuf AS (Asops Panglima TNI menjadi Pati Mabes TNI AD), Mayjen TNI Karsidi (Asrena Kasad menjadi Pati Mabes TNI AD), Mayjen TNI Aryono Murtamadinata (Wadan Kodiklat TNI AD menjadi Pati Mabes TNI AD), dan Laksma TNI Sunanto dari Kadisdikal menjadi Pati Mabes TNI AL.

Selain itu Marsma TNI Sonny Budi Santoso dari Sahli Bid Kewaspadaan & Pertahanan Nasional Kemenko Polhukam menjadi Pati Mabes TNI AU, Brigjen TNI Subakti (Sahli Bid Hankam Setjen Wantannas menjadi Pati Mabes TNI AD), dan Brigjen TNI Achwani Bunyaman (Waka Babinkum TNI menjadi Pati Mabes TNI AD). "Pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI sesuai Keputusan Panglima TNI itu terhitung mulai tanggal 1 April 2010, " kata Prakoso. (Yr/ysoel)

Polisi Tangkap Oknum TNI Terlibat Kasus Narkoba

Sabtu, 27 Maret 2010 02:41 WIB Peristiwa Hukum/Kriminal Dibaca 214 kali
Tangerang (ANTARA News) - Aparat kepolisian dari Mabes Polri mengamankan seorang oknum anggota TNI karena diduga terlibat kasus Narkoba.
"Oknum anggota TNI itu sudah diserahkan ke Pomdam Jaya," kata Direktur IV Narkoba Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Brigjen Pol Arman Depari melalui layanan pesan singkat (SMS), di Tangerang, Banten, Jumat malam.

Pada Jumat sekitar pukul 16.30 WIB aparat Direktorat IV Narkotika Bareskrim Mabes Polri menggerebek pabrik ekstasi di Jalan Boulevard Graha Jaya Blok P-1 No. 31, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Selain menangkap seorang oknum anggota TNI, polisi juga menangkap lima tersangka lainnya yang diduga sebagai pelaku pembuatan barang terlarang itu.

Polisi juga menyita barang bukti berupa 12.000 butir ekstasi siap konsumsi, bubuk (powder) dan adonan ekstasi yang sudah diracik siap cetak sebanyak lima kilogram. Sedangkan bahan kimia pembuatan ekstasi yang ditemukan, seperti aceton, epidrin, hdx, methanol, amoniak, serta satu buah mesin cetak tablet otomatis, tiga unit mesin cetak manual, satu unit senjata api jenis "FN" dan satu senjata peluru karet.

Hingga saat ini, polisi masih berada di lokasi pembuatan ekstasi itu dan menunggu petugas dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri untuk melakukan pemeriksaan bahan material, serta ekstasi yang siap konsumsi.Rencananya, Mabes Polri akan menggelar konferensi pers terkait penggerebekan pabrik narkotika itu di Mabes Polri pada Sabtu (27/3) sekitar pukul 11.00 WIB. (T014/K004)

Pemprov Papua Tolak Penambahan Personel TNI-Polri

Jumat, 26 Maret 2010 18:20 WIB 1 Komentar Penulis : Folmer Marisi
JAYAPURA--MI: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua menolak usul penambahan personel aparat keamanan di bumi Cenderawasih terkait maraknya aksi penembakan misterius di sejumlah kabupaten. Penolakan itu dilakukan karena penambahan personel keamanan, khususnya di wilayah yang kerapkali terjadi aksi penembakan misterius, justru akan membuat keamanan di Papua tidak kiondusif.

Pemprov Papua juga menyerahkan sepenuhnya pengusutan kasus penembakan misterius yang kembali terjadi, terutama di Kabupaten Puncak Jaya dan Mimika, kepada Polda Papua. "Pemda berharap Polda Papua segera membekuk para pelaku penembakan yang berulang di wilayah Puncak Jaya," kata Wakil Gubernur Papua Alex Hesegem di Jayapura, Jumat (26/3).
Ia mengatakan, pihaknya optimistis Polda Papua mampu menangkap para pelaku penembakan misterius yang masih berkeliaran bebas di sekitar Puncak Jaya. "Kondisi topografi di sekitar wilayah Kabupaten Puncak Jaya sulit, sehingga menghambat tugas aparat Polri membekuk para pelaku penembak misterius yang berkeliaran di sana. Di satu sisi, para pelaku sangat mengetahui medan, sehingga mudah melarikan diri usai melakukan aksi teror," ujarnya. (FO/OL-01)

Warga Penfui Timur Dapat Pengobatan Gratis

Jumat, 26 Maret 2010 20:41 WITA
PENFUI TIMUR, POS KUPANG.Com -- Ratusan warga Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Kamis (25/3/2010), mendapat pelayanan pengobatan gratis serta sunatan masal. Kegiatan yang dipusatkan di Gereja Ebenhaizer Matani Kupang, dalam rangka HUT ke-64 TNI Angkatan Udara yang jatuh pada tanggal 9 April 2010. Kegiatan pengobatan gratis dibuka Bupati Kupang, Drs. Ayub Titu Eki, didampingi Danlanud El Tari Kupang, Letkol PNB Joko Sugeng Sriyanto. Turut hadir Dansatrad 241 Buraen, Mayor Letkol Sudirman, Komdan Kompi D Paskhas Kupang, Kapten PSK Helmy Hardianto Nange, ibu-ibu unsur Pia Adhya Garini serta Camat Kupang Tengah, Koten MS Manafe.

Warga sangat antusias untuk mendapat pelayanan kesehatan. Sejak pukul 08.00 Wita, warga sudah berada di lokasi kegiatan, selanjutnya mendaftarkan diri pada petugas. Setelah mendapat nomor, warga diarahkan petugas untuk menempati kursi yang telah disediakan di dalam gereja. Saat menunggu giliran, warga mendengar sosialisasi tentang dampak dan penanggulangan HIV/AIDS yang diberikan seorang anggota TNI AU. Usai sosialisasi, dilanjutkan dengan pelayanan pengobatan serta sunatan masal yang dilakukan oleh lima orang dokter, dibantu 28 tenaga medis. Warga yang mengikuti sunatan masal diarahkan masuk dakam sebuah bilik yang dibatasi dengan kain berwarna ungu, sementara yang mendapat pengobatan umum langsung menghadap dua dokter.

Setelah mendapat pemeriksaan dan sunatan pasien langsung mengambil obat yang disiapkan di samping kiri ruangan itu. Pada kesempatan itu, Titu Eki manyampaikan terima kasih kepada TNI AU yang telah menaruh perhatian dan melayani pengobatan gratis kepada masyarakat. Menurutnya, pelayanan kesehatan di Kabupaten Kupang masih sangat terbatas, sehingga dengan adanya pengobatan gratis tersebut TNI AU secara tidak langsung telah membantu pemerintah mengatasi masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Kupang. Titu Eki mengatakan, tenaga medis di Kabupaten Kupang sangat terbatas, sehingga upaya pemerintah untuk mengatasi masalah kesehatan akan mengakomodir anak-anak dari masing-masing desa untuk dididik dan dilatih menjadi tenaga medis pada desa masing-masing. "Selama ini tenaga medis yang bertugas di desa jarang melayani masyarakat karena tinggalnya di Kupang," tegas Titu Eki.
Danlanud, Letkol PNB Joko Sugeng Sriyanto mengatakan, pengobatan gratis dan sunatan masal merupakan salah satu dari beberapa kegiatan lain dalam rangka HUT ke 64 TNI AU yang jatuh pada tanggal 9 April 2010. Sebelumnya, kata Joko, TNI AU telah melakukan penanaman 400 pohon mahoni di Matani dan membersihkan rumah ibadah. Kegiatan donor darah akan dilakukan pada tanggal 28 Maret 2010. Joko mengatakan, kegiatan tersebut merupakan kepedulian institusi terhadap masyarakat yang berada di sekitar lingkungan TNI AU untuk meringankan beban hidup masyarakat. Selain itu, untuk mendekatkan diri dengan masyarakat serta mendukung pembangunan di kabupaten dan Kota Kupang. (mas)

Asyik Cari Rumput, Betis Winarto Tertembak Peluru Nyasar

Jumat, 26/03/2010 17:03 WIB
Parwito – detikNews Purworejo - Nasib sial dialami Winarto (41). Betis warga Desa Pekuthan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, ini tiba-tiba tertembak peluru nyasar saat sedang mencari rumput. Peluru diduga milik anggota TNI AD yang sedang latihan menembak di lapangan tembak Besole, Purworejo. "Kejadiannya sekitar jam 15.00 WIB. Adik saya sedang mencari rumput, tiba-tiba kakinya sakit dan mengeluarkan banyak darah," kata Riyani, kakak korban, saat ditemui di RS Palang Biru, Jalan Alun-alun Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah, Jumat (27/3/2010).

Saat kejadian, sambung Riyani, sejumlah teman-teman Winarto sempat kaget dan panik melihat kondisi adiknya. Bahkan beberapa di antaranya histeris karena banyaknya darah yang keluar dari luka di betis Winarto. Mereka berteriak-teriak meminta tolong. Terikan tersebut rupanya di dengar oleh para anggota TNI Kodam IV Diponegoro yang sedang menggelar latihan menembak di lapangan Basole. Para petugas itu kemudian berdatangan dan langsung membawa Winarto ke RS.

"Kami tidak mau menuntut apapun dari Pak Tentara (TNI AD). Yang jelas kami hanya meminta kepedulian dari Pak Tentara saja," ungkap Riyani. Sejumlah warga setempat menyatakan, kasus salah tembak ini bukan baru pertama kali terjadi. Kasus serupa juga pernah terjadi sebelumnya. Hal tersebut disebabkan lokasi lapangan tembak Basole tidak jauh dari areal kebun warga.

"Suara tembakan sudah menjadi makanan sehari-hari kami. Paling tidak ini tidak harus dibiarkan berlangsung lama. Bagaiman supaya tentara dan warga merasa sama-sama aman saja dibuat tembok atau bataslah," tutur Gunadi(44), salah satu perangkat desa.

Tanggung Jawab
Dihubungi terpisah Kepala Bagian Latihan Kodam IV Diponegoro, Letkol Joko Suprapto, membenarkan peristiwa tersebut. Dia menegaskan Kodam Diponegoro akan bertanggungjawab penuh atas kejadian ini. "Kami sudah menyatakan kepada keluarga korban akan membiayai seluruh biaya pengobatan dan pemulihan kesehatan korban," ujar Joko. Joko menjelaskan, peristiwa itu terjadi saat ratusan prajurit TNI-AD Kodam IV Diponegoro sedang melakukan pembentukan tim tembak yang bermarkas di Jl. Perintis Kemerdekaan, Watu Gong, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Didesak, Penuntasan Kasus Aktivis Partai Aceh

Sabtu, 27 Maret 2010 , 04:22:00
JAKARTA – JPNN.COM. Dua lembaga pemerhati hak asasi manusia (HAM), Kontras dan Imparsial, mendesak Kapolri agar menuntaskan tragedi Pemilu 2009 di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Koordinator Kontras Usman Hamid mendesak Mabes Polri dan Komnas HAM supaya segera menyelesaikan kasus pembunuhan terhadap delapan aktivis Partai Aceh ketika itu.

Berdasar tulisan jurnalis AS Allan Nairn, terdapat dugaan keterlibatan Kopassus dalam pembunuhan tersebut. "Ini menjadi catatan kelam penyelesaian pelanggaran HAM yang tak kunjung tuntas di Aceh. Ini harus segera diusut," tegas Usman kepada wartawan di Jakarta kemarin (26/3).

Hasil catatan Kontras dan Imparsial menunjukkan bahwa intensitas kekerasan menjelang pemilu legislatif meningkat di beberapa daerah di Aceh. Kurang lebih terdapat 29 kasus kekerasan menjelang pemilu legislatif di Aceh sejak Januari hingga April 2009. Sementara itu, pascapemilu legislatif kekerasan menurun. Sebagian besar di antara pengungkapan kasus-kasus kekerasan tersebut, khususnya kasus pembunuhan terhadap Tumijan dan Abu Karim yang dilakukan dua orang tidak dikenal, hingga kini tak kunjung selesai. Menurut Usman, kasus-kasus kekerasan itu memang telah diselidiki polisi. Akan tetapi, dia menyayangkan tidak adanya hasil hingga saat ini.

"Aparat kepolisian dan Komnas HAM harap segera mengungkap dan menyelidiki berbagai kasus kekerasan yang terjadi di Aceh semasa Pemilu 2009," tutur Usman. Menurut dia, pengungkapan dan penyelesaian kasus-kasus tersebut secara tuntas sangat penting untuk mengetahui benar tidaknya ada keterlibatan Kopassus dalam peristiwa-peristiwa kekerasan itu. "Di sini usaha penegakan hukum yang tebang pilih harus dihindari," ucapnya.Sementara itu, Mabes TNI membantah pernyataan Allan bahwa personel Kopassus terlibat pembunuhan aktivis partai lokal di Aceh. Kapuspen TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen menyebut dua poin bantahan Mabes TNI soal tuduhan Allan tersebut. Pertama, sesuai dengan kesepakatan MoU Helsinki, pasukan nonorganik TNI telah ditarik sejak 2005. "Hingga sekarang tidak ada lagi pasukan nonorganik (termasuk Kopassus, Red) yang bertugas di NAD," kata Sagom.

Kedua katanya, selama penyelenggaraan Pemilu 2009, institusi TNI tidak pernah menerima laporan dari Polri atau Panwaslu yang menyatakan adanya prajurit Kopassus yang membunuh rakyat sipil atau aktivis partai lokal di NAD. "Jelas tudingan Allan terhadap Kopassus salah alamat," tandasnya. (bay/c9/agm)

Jumat, 26 Maret 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 26 MARET 2010

1. Dua Geng Nyaris Bentrok, Satu Nyaris Tewas Ditikam...
2. Piala KSAD Diikuti 650 Karateka
3. Polisi Tembak Desertir TNI
4. Kemenhan Persilakan BPK Usut Pungli RS TNI
5. TNI Pertimbangkan Tuntut Allan
6. Dua Pria Bersenjata Tewas Ditembak
7. Kolonel Gadungan Ditangkap Pomdam Jaya
8. Tentara Dipecat karena Dagang Ganja, Eh... Jualan ...

Dua Geng Nyaris Bentrok, Satu Nyaris Tewas Ditikam

DENPASAR, Radar Bali - Aksi kekerasan kembali terjadi di kawasan Metro Denpasar. Kali ini aksi kekerasan yang berujung penikaman itu terjadi di kawasan Jalan Sudirman, Denpasar, tepatnya di sekitar kawasan perumahan dinas TNI Angkatan Darat, Rabu (24/3) malam lalu.

Aksi tersebut sempat menghebohkan warga sekitar. Sedikitnya dua truk pasukan Dalmas dari Satuan Samapta Poltabes Denpasar diterjunkan untuk mengendalikan situasi. Bahkan aksi ini, nyaris melibatkan dua kelompok warga di " kawasan Jalan Sudirman dan Banjar Kayumas, Desa Batuyang, Denpasar.

Menurut salah seorang sumber di kepolisian, peristiwa berawal ketika seorang pemuda yang akrab dipanggil Komang Kunci bertandang ke wilayah Jalan Sudirman. Wilayah yang "dikuasai" oleh anak kolong itu Kunci sempat membuat onar.

Saat itu, Komang Kunci yang diduga kuat dalam kondisi mabuk minuman keras, menantang sekelompok anak muda di kawasan ' Banjar Kayumas berkelahi. Karena tersinggung, kelompok pemuda ini lantas hendak menghajar Komang Kunci. Namun tanpa diduga seorang pemuda ditikam oleh Komang Kunci yang sedari awal membawa sebilah belati.

"Sebenarnya bukan bentrok antar banjar, tapi ini antar pemuda yang akhimya merembet ke banjar. Komang Kunci ini sebenamya orang luar kompleks Sudirman, tapi dia itu sering main ke sana. Akhimya karena salah paham terjadilah peristiwa itu," ujar sumber tersebut

Terkait aksi penikaman, sumber ini mengaku masih belum tahu persis masalah itu. Namun ia menegaskan ada aksi penikaman itu.'"Ada satu orang yang ditikam, tapi saya nggak tahu siapa namanya. Yang jelas dia tinggal di belakang perumahan kolong di Sudirman itu. Kalau tidak salah bapaknya sering dipanggil Kappa," imbuh sumber.

Kasus ini sempat membuat hubungan antara kedua kelompok warga itu bersitegang. Namun belakangan ketegangan ini mulai diredam karena akar permasalahan sudah diketahui. "Sementara ini mereka masih cooling down, tapi warga disana sudah berencana mau melaporkan Komang Kunci ini," imbuh sumber.

Di sisi lain, Komang Kunci t~rnyata merupakan wajah lama dl kalangan preman di kawasan Kota Denpasar. Pria ini diketahui sebagai sosok seorang pr~an yang kerap keluar masuk penjara karena kasus penganiayaan.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, Komang Kunci sempat terlibat masalah di dua tempat hiburan malam yaitu denpasar Moon dan New Star. Di kedua kelab malam itu, Komang Kunci terlibat masalah penganiayaan yang berujung pada penikaman. Bahkan Komang Kunci disebut baru saja bebas dari penjara sejak beberapa pekan lalu lantaran terlibat kasus penganiayaan di Diskotek New Star.

Semen tara itu, Kapoltabes Denpasar Kombespol I Gde Alit Wldana Kamis (24/3) petang kemarin ketlka dikonfirmasi mengaku belum menerima laporan adanya kericuhan yang berujung penikaman tersebut. "Belum,. belum ada laporan yang kami terima mengenai kericuhan itu, nanti saya cek dulu " ucapnya via ponsel petang kemarin. (eps/dot)

Piala KSAD Diikuti 650 Karateka

Hari Ini Lombakan NomorKata
SURABAYA, Jawa Post - Atmosfer GOR Kertajaya, Surabaya, memanas hari ini, ketika para karateka terbaik tanah air mulai berkompetisi pada Piala KSAD X 2010. Dalam even yang dihelat sampai Minggu (28/3) itu, total 650 peserta dari 32 pengprov Forki dan 20 perguruan yang akan tampil.

Dalam Piala KSAD X, bakal diperebutkan 15 medali emas dari 15 kelas yang dipertandingkan. Sebanyak empat medali emas di antaranya diperebutkan dari kelas kata alias keindahan. Yaitu, kata beregu pria dan wanita serta perorangan pria dan wanita .

Sementara itu, sebelas medali lain disediakan untuk juara nomor kumite alias pertarungan. Sebanyak enam medali di antaranya diperebutkan di sektor pria untuk kelas -55 kg, -60 kg, -68 kg, -70 kg, -84 kg, dan +48 kg. Lalu , lima lainnya disediakan untuk sektor wanita, yaitu kelas -50 kg, -55 kg, -58 kg, -68 kg, dan +68 kg . Kelas kata akan dilombakan lebih awal hari ini. Sementara itu , kelas kumite baru dipertandingkan mulai hari kedua yakni besok. "Pertandingan perdana baru dimulai besok siang (hari· ini, Red) . Sebab, besok pagi diselenggarakan upacara pembukaan lebih dulu," tutur Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Piala KSAD X 10hanes Koento.

Selain 15 emas itu, Koento menyatakan ada gelar lain yang diperebutkan. Yaitu, status best of the best. Gelar tersebut diperebutkan dengan menandingkan semua juara dari setiap kelas.

Nah, Koento yang juga salah seorang petinggi Pengprov Forki Jatim 'berharap karateka andalannya, Umar Syarief bisa merebut gelar best of he best. "Kami berharap Umar bisa mempertahankannya," ujar Koento.

Umar bisa disebut sebagai langganan peraih gelar best of the best. Sebab, dia meraihnya dalam dua edisi terakhir pada 2006 dan 2008.

Sementara itu, pelatih timnas karate Indonesia proyeksi Asian Games Hasan Basri menekankan kepada para atletnya untuk meraih hasil terbaik. Meski tampil dengan nama daerah masing-masing, mereka ditarget bisa merebut emas. "Itu adalah even antara dalam menuju Asian . Games. Karena itu, anak-anak harus menjadi yang terbaik," ucap Basti. (diklcU/ang)

Polisi Tembak Desertir TNI

Gabung Eks-Kombatan GAM, Terlibat Penculikan dan Perampokan di Aceh
LHOKSEUMAWE, Jawa Post - Jajaran Polres Lhokseumawe menembak mati buron paling dicari, Jabal, di pedalaman Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Rabu malam lalu (24/3). Desertir TNI itu terlibat dalam serangkaian penculikan dan perampokan bersenjata api di kawasao pantai timur Aceh.

Selain menembak mati Jabal, polisi menewaskan pengawalnya. Polisi juga menyita sepucuk senapan serbu jenis AK serta beberapa amunisi. Kapolres Lhokseumawe AKBP Zulkifli menjelaskan, anak buahnya terpaksa menembak tersangka karena dia sempat melawan. "Kontak senjata tidak bisa dihindarkan," jelasnya kemarin.

Jabal yang berasal dari Pusong Lama, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, itu berkali-kali lolos dari penyergapan polisi. Baik di wilayah hukum Polres Lhokseumawe, Polres Aceh Timur, maupun di daerah lain di kawasan pantai timur Aceh. Sebelumnya, Jabal adalah personel TNI yang bertugas di Batalyon 113 Jaya Sakti. Dia masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) yang paling dicari polisi setelah menculik Jufrizal, 18, di Dusun Cot Lha Gampong Simpang Empat, Kecamatan Simpang Kramat, Aceh Utara, Selasa, 26 Mei 2009. Jabal yang menggunakan senjata api tersebut menculik siswa kelas tiga SMA itu bersama sejumJah rekannya. Polisi berhasil membebaskan sandera. Zulkifli mengatakan, penculikan terhadap Jufrizal melibatkan 17 orang di bawah pimpinan Jabal. Jabal dibantu mantan kombatan GAM (Gerakan Aceh Merdeka Cangguk. Sepuluh pelaku telah ditangkap dan dua orang tewas tertembak. (agtJjpnnlc3/ruk)

Kemenhan Persilakan BPK Usut Pungli RS TNI

Jakarta (Bali Post) -
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mempersilakan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menindaklanjuti pengelolaan dana operasionalisasi rumah sakit di bawah Kementerian Pertahanan, serta pemanfaatan fasilitas Dinas Dishidros TNT AL senilai Rp 589,37 miliar, yang diduga tidak sesuai ketentuan."Kalau BPK menemukan terjadi kejanggalan, silakan diusut. Tidak ada masalah, kalau memang diduga telah terjadi kerugian negara," ujar Kepala Biro Humas Dephan Brigjen I Wayan Midhio di Jakarta, Kamis (25/3) kemarin.

Dalam dokumen Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I tahun 2009, BPK menemukan sejumlah kasus kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, yang salah satunya terjadi di Kementerian Pertahanan. Dokumen itu menyebutkan, mekanisme pemungutan, penyetoran dan pelaporan serta penggunaan penerimaan negara dan hibah tidak sesuai dengan ketentuan. Terdapat pengelolaan dana Yanmasum RS (Pelayanan Masyarakat Umum Rumah Sakit -red) dan hasil pemanfaatan Fasdin Dishidros (Fasilitas Dinas Dinas Hidro-oseonografi -red) UO TNI-AL senilai Rp 589,37 miliar tidak sesuai ketentuan dan belum memperoleh izin Menteri Keuangan. Hasil demikian sebenarnya merupakan"ulangan" hasil audit BPK tahun-tahun sebelumnya atas operasionalisasi rumah sakit dan lembaga berada di bawah manajemen Kemenhan dan TNI, seperti RSP AD, RS Mintohardjo, dan RS Pusat Rehabilitasi Cacat Dr. Suyoto. Wayan Midhio menjelaskan, yang dipermasalahkan BPK sebenarnya terkait dengan pungutan yang dilakukan rumah sakit-rumah sakit tersebut terhadap pasien sipil. BPK menganggap pungutan tersebut tak wajar karena dilakukan tanpa dasar hukum. (ant)

TNI Pertimbangkan Tuntut Allan

Kamis, 25 Maret 2010 14:46 WIB Peristiwa Politik/Hankam Dibaca 267 kali
Jakarta (ANTARA News) - TNI mempertimbangkan untuk menuntut wartawan Amerika Serikat (AS) Allan Nairn, yang telah mencoreng citra institusi militer Indonesia, melalui pernyataanya bahwa Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat terlibat pembunuhan politik di Aceh pada Pemilu 2009.

"Kami telah berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Kementerian Luar Negeri bahkan juru bicara presiden bidang luar negeri, tentang kemungkinan tuntutan atau somasi terhadap Allan," kata juru bicara TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen di Jakarta, Kamis.Kepada ANTARA ia menekan, pernyataan Nairn dalam blognya tertanggal 21 Maret 2010 tersebut tidak saja mencoreng nama baik Kopassus tetapi juga TNI dan bangsa Indonesia.Sagom menegaskan, pernyataan Nairn yang berjudul "Breaking News: Indonesian Army, Kopassus, Implicated in New Assassinations. Forces Chosen by Obama for Renewed US Aid Ran `09 Activist Murders", itu sama sekali tidak berdasar dan fitnah terhadap institusi militer RI.

"Jadi, sambil memberikan data dan fakta secara resmi TNI tengah mempertimbangkan untuk menuntut atau mengajukan somasi terhadap Nairn atas pernyataan yang tidak berdasar data dan fakta tersebut," katanya. Sagom menegaskan, pernyataan Nairn tersebut diyakini tidak akan berpengaruh terhadap hubungan RI dan AS khususnya di bidang kerja sama militer dan pertahanan."Mereka kan punya perwakilan militer di sini , yang dapat memantau langsung apa saja yang telah dilakukan TNI khususnya Kopassus dalam mereformasi dirinya. Jadi, mereka (AS) telah menerima juga laporan tentang TNI dan Kopassus langsung dari tangan pertama perwakilan mereka di Indonesia," tuturnya.(R018/A024)

Dua Pria Bersenjata Tewas Ditembak

25 Maret 2010, 15:17
Kapolres Lhokseumawe, AKBP Zulkifli memperlihatkan senjata AK-56 yang disita di lokasi kejadian kontak tembak di kawasan Sawang, Aceh Utara, Rabu (23/3) malam. SERAMBI/ZAKI MUBARAK

LHOKSEUMAWE – Kontak tembak antara polisi dari Polres Lhokseumawe dengan kelompok bersenjata api (senpi) yang diduga terlibat serangkaian kejahatan di Aceh Utara, terjadi pukul 20.00 WIB di daerah pedalaman Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Dalam insiden itu, dua pria yang diduga anggota komplotan bersenpi tewas didor polisi, karena duluan menyerang saat tempat persembunyiannya disergap. Sepucuk senjata AK milik mereka disita bersama sejumlah amunisi, sedangkan dua orang lagi anggota kelompok itu lolos saat disergap aparat keamanan.

Dua orang yang tewas itu disebut-sebut bernama Jabal, mantan anggota TNI berpangkat Prada, pernah bertugas di jajaran Kodim Aceh Utara. Namun, karena desersi (lari dari dinas militer) ia dipecat dari kesatuan dan kembali jadi masyarakat biasa. Seorang temannya yang tewas ditembak bernama Basir, diduga terlibat dalam serangkaian perampokan toko emas dan berbagai kasus kriminalitas lainnya di wilayah Aceh Utara dan sekitarnya. Keterangan yang diperoleh Serambi dari lokasi kejadian, menjelang magrib tadi malam masyarakat kaget mendengar suara letusan senjata secara bersahutan dari daerah pedalaman Teupin Rusep, sekitar 17 kilometer (km) ke arah timur ibu kota Kecamatan Sawang. Namun, warga tidak tahu persis apa yang sebetulnya terjadi, karena mereka tak berani ke luar rumah.

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Zulkifli pukul 20.00 WIB tadi malam turun langsung ke lokasi kejadian untuk melihat dua pria bersenpi yang tewas didor anak buahnya itu. Mereka diduga kelompok kriminalis pimpinan M Jabal. Kemungkinan yang tewas itu adalah M Jabal bersama seorang anak buahnya yang namanya diduga Basir.

Menurut Kapolres Zulkifli, sebelum kelompok M Jabal disergap, pasukan yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Bambang serta 12 anggota lainnya terus melakukan pengintaian. Pada Rabu sore barulah ditemukan tempat persembunyian mereka. Begitu dikepung, kelompok M Jamal malah lebih awal memberondong para pengepungnya, sehingga mobil yang ditumpangi polisi terkena tembakan dan dindingnya bolong. “Namun, semua personel polisi selamat,” kata Kapolres.

Dalam upaya mengejar anggota kelompok M Jabal yang lari usai penyergapan, Kapolres membawa pasukan tambahan berjumlah belasan orang. Mereka kemudian bekerja sama dengan TNI di Kecamatan Sawang untuk menguber pelaku. Kapolres menduga, kelompok Jabal selama ini telah melakukan banyak aksi perampokan yang meresahkan masyarakat. Terakhir mereka diduga melakukan perampokan toko emas di Kecamatan Sawang. Selain itu, beberapa kasus perampokan di daerah pedalaman Aceh Utara, diduga juga dilakukan oleh kelompok ini. Dalam aksinya, kata Kapolres, mereka dilengkapi senjata aktif.DesertirLebih lanjut Kapolres menyebutkan, Jabal merupakan desertir TNI yang ulahnya selama ini sangat meresahkan masyarakat. Dia telah dipecat dari kesatuannya dan kemudian menjadi warga sipil. Selama melarikan diri, dia banyak melakukan aksi kriminalitas bersama beberapa temannya, namun baru kali ini berhasil disergap.

Komandan Kodim Aceh Utara, Letkol Inf Taufan Akridal yang dihubungi tadi malam membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan tentang tewasnya dua orang bersenpi yang diduga Jabal dan Basir. Kata Taufan, Jabal merupakan anggota TNI yang lari dari tugas. Mantan Prada itu telah dipecat melalui sidang in abstentia (tanpa kehadiran terdakwa) beberapa bulan lalu. Oleh karena itu, dia bukan lagi anggota TNI. TNI malah masih tetap mencarinya, karena selain dipecat dia juga dikenakan hukuman kurungan oleh mahkamah militer.

Sumber lain di lokasi kejadian menyebutkan, kontak tembak itu terjadi sekitar 20 menit, di daerah hutan Teupin Rusep, sekitar 1,5 km dari jalan PT KKA. Masyarakat mendengar suara kontak tembak di malam yang kelam, tapi banyak yang tak berani ke luar rumah. Setelah tahu kejadian itu berakhir dengan tewasnya dua tersangka kriminalis bersenpi, barulah banyak warga yang ke luar rumah. Keadaan di kawasan itu pun normal kembali, apalagi kedua korban sudah dievakuasi dari desa mereka.

Ditangkap di Medan
Sementara itu dari Medan dilaporkan, tim gabungan Polda Sumut dan Detasemen Khusus (Densus) Antiteror mengamankan dua pria yang diduga terkait jaringan teroris Aceh dari tempat persembunyiannya di Jalan Pendidikan I, Gang Buntu, Dusun IX, Pasar XI, Desa Sei Rotan, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Rabu (24/3) pagi.

Keduanya, M Jabar (25), penduduk Jalan Teuku Imum Abas, Desa Lama, Bandarsakti, Lhokseumawe, dan Izal (21) asal Peureulak, Aceh Timur, langsung diamankan ke Mapolda Sumut. Penangkapan keduanya sempat menimbulkan kepanikan masyarakat setempat, terlebih karena polisi sempat melepaskan beberapa kali tembakan. Pemilik rumah, Baginda Siregar (48) mengaku sama sekali tak tahu kalau keduan tamunya itu bagian dari teroris yang diburu petugas. Ia hanya mengatakan, kalau M Jabar merupakan menantunya. “Tadi pagi saya dijemput polisi di pangkalan angkot (labi-labi -red). Kaget juga saya ketika mereka bilang menantu saya buronan,” kata pria yang mengaku sopir angkot ini.Setibanya di rumah, Baginda menyebutkan kalau rumahnya sudah dikepung puluhan polisi bersenjatakan senapan serbu laras panjang. Namun, tindakan polisi itu rupanya diketahui kedua pria yang tersebut. Mereka langsung berusaha melarikan melalui pintu belakang. “Tapi polisi terus menembak, sehingga orang itu langsung tiarap dan tak jadi kabur,” ungkapnya. Menariknya, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Baharudin Djafar ketika dikonfirmasi mengaku belum tahu adanya penangkapan dua pria misterius asal Aceh itu. Sikap serupa ditunjukkan Kapolda Sumut Irjen Oergoseno yang sama sekali tak menanggapi pertanyaan wartawan melalui handphone.

Namun, informasi lain menyebutkan, kedua pria yang diamankan itu merupakan pelaku penculikan terhadap Jufrizal (18), warga Simpang Keramat, Aceh Utara, pada 25 Mei 2009, sekitar pukul 23.00 WIB. Penculikan itu dilakukan kawanan bersenpi itu saat korban sedang bermain playstation (PS) pada sebuah rental di kawasan Desa Simpang Peuet, Kecamatan Simpang Keramat.

Usai beraksi, keduanya diduga melarikan diri ke Medan, setelah lokasi persembunyiannya dikepung tim gabungan TNI/Polri. Setelah ditangkap, dibawa kembali ke Aceh dalam rangka pengembangan kasus. Rabu (24/3) sekitar pukul 09.00 WIB telah ditangkap oleh unit Resmob Polres Lhokseumawe, DPO Polres Lhokseumawe kasus culik, curas, dan perampokan di lautm, serta pemerasan dengan menggunakan senpi tersangka bernama Moh Jabal alias M Jabar (mantan TNI pangkat Prada) dan Basir, sipil.TKP penangkapan pasar Semiblan Sei Rokan Tembung medan, Sumut, rumah mertua istri ke4 atas nama Dian Siregar. Hasil pengembangan dapat diamakan satu pucuk senpi AK 56, beserta satu buah tas pinggang dan beberapa butir peluru AK. Keterangan tersangka mash ada senpi AK satu pucuk dan FN satu pucuk dipegang oleh anak buahnya bernam Ahmad da Muhktar di Teupin Resik, Sawang pada pukul 21.00. Tim tiba di lokasi dengan menggunakan enam mobil dipimpin Kasat Reskrim Polres Lhokseumawe dan pada saat M jabal turun tiba-tiba ada tembakan dai arah depan mengenai kaca pintu sebelah kanan, terjadi kontak tembak tersangka M Jabal dan Basir melarikan diri.(ib/bah/rw)

Arsip Blog