Rabu, 30 Juni 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 30 JUNI 2010

1. Panglima: TNI Serahkan pada Undang-Undang
2. Marciano Norman Resmi Pimpin Kodam Jaya
3. Tiga Kepala Staf TNI Dapat Bintang Jasa Polri
4. AS Hibahkan Alat Pantau untuk TNI AL
5. KSAD: Indonesia Mampu Menjuarai Piala Dunia

Panglima: TNI Serahkan pada Undang-Undang

Rabu, 30 Juni 2010
JAKARTA (Suara Karya): Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengisyaratkan peluang TNI semakin terbuka menggunakan hak pilih pada pemilihan umum dan pemilu kepala daerah (pilkada). Namun, TNI tetap menyerahkan pada ketentuan undang-undang. Sejauh ini, TNI mengacu pada Undang-Undang TNI Nomor 34 Tahun 2004 dan Undang-Undang Pemilu Nomor 10/2008. Dua UU itu, tak eksplisit mengatur larangan bagi TNI memberikan hak suara sebagai warga negara. Yang ada, TNI tak boleh dipilih.

Kapuspen TNI Mayjen TNI Aslizar Tanjung dalam siaran pers yang diterima Suara Karya di Jakarta, Selasa (29/6) mengatakan, Panglima TNI menginstruksikan para pimpinan TNI untuk memberikan artikulasi hak pilih kepada seluruh prajurit TNI. Prajurit TNI harus berpijak pada UU TNI dan UU Pemilu. "Panglima TNI berharap melalui para jenderal, laksamana dan marsekal di jajaran TNI, agar dapat menjelaskan kepada seluruh prajurit bahwa terkait masalah hak pilih, TNI berpegang kepada Undang-Undang TNI Nomor 34 Tahun 2004 dan Undang-Undang Pemilu," ujarnya.

Instruksi Panglima TNI itu menilik situasi politik di Tanah Air terkait wacana hak pilih TNI. Menurut dia, situasi politik dan hak pilih TNI telah menyedot perhatian dan harapan seluruh prajurit TNI serta keluarganya. "Ikuti setiap perkembangan situasi secara cermat dan lakukan langkah antisipasi secara akurat agar kondisi stabilitas nasional yang kondusif tetap dapat dikawal dan dijamin dengan sebaik-baiknya demi kesinambungan pembangunan nasional," kata Aslizar. Berpijak pada UU, Djoko meyakini, TNI akan solid serta memegang komitmen netralitas, apabila hak pilih TNI dipulihkan dalam demokrasi Indonesia.

"Pegang teguh dan amalkan komitmen netralitas TNI dalam politik praktis. Pelajari, pedomani dan amalkan semua UU dan peraturan tentang politik kenegaraan, pertahanan negara dan tentang TNI, serta segala peraturan lainnya," ucapnya. Ketiga, tutur dia, memelihara dan meningkatkan terus soliditas dan solidaritas sesama prajurit TNI. "Tentu, dengan tetap mengikuti perkembangan dan melakukan penajaman analisis situasi, agar senantiasa siap sedia dan tidak terdadak oleh perubahan cepat yang setiap saat dapat terjadi," ujar Panglima TNI.

Mandiri
Secara terpisah, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta meyakini, TNI sudah mandiri dan tidak akan terintervensi oleh kepentingan politik dari suatu kelompok dan partai politik ataupun penguasa, apabila diberikan hak pilih. "TNI sudah siap untuk berdemokrasi dan menggunakan hak pilihnya. Kesiapan itu sudah lama," ujar George usai memimpin upacara serah terima jabatan Pangdam Jaya/Jayakarta dari Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro kepada Mayjen TNI Marciano Norman di Makodam Jaya, Jakarta.

Wacana pengembalian hak pilih TNI pada pemilu) dan pilkada, menurut dia, mengundang perhatian dari masyarakat luas. Namun, tutur dia, bahwa wacana pengembalian hak pilih prajurit TNI itu bukan datang dari TNI, melainkan wacana itu muncul dari masyarakat. "Sekarang kita kembalikan lagi ke masyarakat dan pemerintah dan DPR," ujarnya. Menurut George, TNI sudah siap ikut politik praktis dalam pembangunan demokrasi di Tanah Air. Keikutsertaan prajurit dalam politik praktis dalam konteks pemberian hak suara pada pemilu dan pilkada.

Dia menambahkan, kesiapan TNI dalam demokrasi akan didukung oleh komitmen independensi serta komitmen pada tugas dan tanggung jawabnya sebagai kekuatan pertahanan negara. "Tidak mengganggu soliditas. TNI tetap solid," katanya. (Feber Sianturi/Tri Handayani)

Marciano Norman Resmi Pimpin Kodam Jaya

Selasa, 29 Juni 2010 08:48 WIB
JAKARTA--MI: Mayjen Marciano Norman resmi menjadi Panglima Kodam Jaya menggantikan Mayjen Darpito Pudyastungkoro yang ditetapkan sebagai staf ahli Kepala Staf Angkatan Darat. Serah terima jabatan Panglima Kodam Jaya dilakukan dalam upacara militer yang dipimpin Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal George Toisutta di Jakarta, Selasa (29/6).

Marciano merupakan lulusan Akademi Militer 1978 dan mengawali karirnya sebagai Komandan Peleton Yonkav 7 Kodam Jaya, Komandan Kompi Serbu 73 Yonkav 7 Kodam Jaya dan terus menanjak menjadi Komandan Kavaleri Batalyon 7 Kodam Jaya. Pria kelahiran Banjarmasin itu kemudian dipercaya sebagai Komandan Kodim 1633/Nainaro, Wakil Asisten Operasi Kaskargartap I/Jakarta, Wakil Asisten Operasi Kasdam Jaya, Asisten Operasi Kasgartap I Jakarta, Asisten Operasi Kasdam Jaya, Damrem 121/ABW Kodam Tanjungpura, dan Direktur Analisa Lingkungan Strategi Ditjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan.

Anak dari mantan Pangdam Jaya Mayjen TNI (purn) Norman Sasono itu kemudian dipercaya sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden. Dalam amanatnya Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta mengatakan, Kodam Jaya merupakan komando kewilayahan yang sangat strategis mengingat Kodam Jaya sebagai salah satu penyelenggara pertahanan negara di wilayah Jabodetabek. "Wilayah Jabodetabek merupakan salah satu barometer bagi keamanan dan pertahanan negara secara nasional. Karena itu, pimpinan Kodam Jaya memiliki tanggung jawab yang besar," katanya. (Ant/OL-3)

Tiga Kepala Staf TNI Dapat Bintang Jasa Polri

Selasa, 29 Juni 2010, 16:05 WIB
Amril Amarullah, Fadila Fikriani Armadita
VIVAnews -- Markas Besar Polri memberikan bintang jasa Bhayangkara Utama kepada tiga kepala staf TNI, di Mabes Polri, Selasa 29 Juni 2010. Bintang jasa diberikan sebagai penghargaan dan jasa-jasanya dalam membantu Polri dalam menjalankan tugas-tugasnya, berdasarkan Keputusan Presiden No 19 tahun 2010.


Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri memberikan bintang jasa itu kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal George Toisuta, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Agus Suhartono, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat.Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol. Edward Aritonang, penghargaan itu diberikan pemerintah bagi perseorang atas jasanya untuk membantu perkembangan Kepolisian.

"Juga dalam rangka kerjasamanya yang tentunya dengan bantuan kepala staf, kami merasakan Polri mengalami kemajuan di berbagai hal," tuturnya. Kemanana, kata Edward, tentuanya dalam berbagai hal, salah satunya adalah dalam bentuk pembinaan keamanan di dalam negeri. (umi)

AS Hibahkan Alat Pantau untuk TNI AL

Laporan wartawan KOMPAS FX. Laksana Agung S
Selasa, 29 Juni 2010 15:23 WIB
BATAM, KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat menghibahkan peralatan sistem pemantauan maritim terpadu atau Inte grated Maritime Surveillance System kepada Pemerintah Indonesia. Peralatan senilai 56 juta dollar Amerika Serikat tersebut dipasang di wilayah laut Indonesia timur dan barat dan dioperasikan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut guna kepentingan keamanan laut.

Upacara serah terima dilakukan di Pangkalan TNI Angkatan Laut Batam, Kepulauan Riau, Selasa (29/6/2010). Mewakili pemerintah Amerika Serikat (AS) adalah Duta Besar AS untuk Indonesia, Cameron R Hume. Sementara dari Indonesia adalah Irjen Kementerian Pertahanan Laksdya TNI Gunadi. IMSS meliputi sejumlah sebaran Coastal Surveillance System (CSS) yang koordinasinya dibawah Regional Command Center (RCC) . Untuk wilayah laut barat, mencakup Selat Malaka dan Selat Singapura. Sementara wilayah timur mencakup laut Sulawesi. Untuk wilayah barat, IMSS telah selesai dipasang, sedangkan wilayah timur masih dalam proses.

Di kawasan Selat Malaka dan Selat Singapura, CSS dipasang tersebar di delapan lokasi dan di tiga KRI Komando Armada Barat. Sementara Regional Command Center berada di Pusat Komando TNI Angkatan Laut Batam. Menurut Cameron, bantuan peralatan IMSS ke I ndonesia nilainya 56 dollar AS yang meliputi 16 CSS, 11 radar kapal, 1 kantor perwakilan konfigurasi, dan dua RCC. Sistem pemantauan terpadu tersebut memiliki daya pantau lebih dari 1.205 kilometer dari garis pantai Selat Malaka dan sekitar 1.285 kilometer dari garis pantai sepanjang laut Sulawesi.

"Peralatan ini mampu mendeteksi, mencari dan memonitor kapal-kapal yang berlayar melintasi Indonesia dan kawasan perairan internasional," kata Cameron. Saat ditanya manfaat hibah tersebut bagi AS, Cameron menyatakan, untuk membantu mengamankan jalur kapal-kapal AS. Ke depan, IMSS Indonesia diharapkan dapat terintegrasi pada kerjasama tingkat kawasan. Bantuan IMSS juga diberikan kepada Malaysia, Filipina, Sri Lanka, Bangladesh, dan Maladewa. Gunadi menyatakan, bantuan tersebut sifatnya hibah. Ia mengharapkan, peralatam tersebut dapat digunakan secara optimal tidak saja untuk kepentingan TNI AL namun juga instansi lainnya.

KSAD: Indonesia Mampu Menjuarai Piala Dunia

TUESDAY, 29 JUNE 2010
(JawabaNews). Jika ada di negara ini yang tetap yakin bahwa tim nasional sepak bola Indonesia bisa menjuarai Piala Dunia maka salah satu orangnya adalah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta

Dalam keterangan kepada wartawan yang menemuinya seusai memimpin upacara serah terima jabatan Panglima Kodam Jaya di Jakarta, Selasa (29/6), George mengatakan bahwa Indonesia memiliki ‘Paijo’ yang kualitasnya tidak berbeda dengan para pemain kelas dunia

"Indonesia punya 'Paijo', Brasil punya Ronaldinho, Portugal punya Christian Ronaldo...semua mengandung nama berakhiran 'o'. Artinya, kita bisa memiliki pemain sepak bola sekelas mereka," ujarnya

Menurut George, dunia sepak bola Indonesia sebenarnya dapat berprestasi di kancah internasional seperti Piala Dunia. Hanya saja, olah raga terpopuler di Indonesia ini belum lah dikelola dengan bagus. “Banyak pemain sepak bola kita yang bagus-bagus,” katanya.

Setuju Pak KSAD, Indonesia memang memiliki banyak pemain bertalenta di sepak bola, namun seringkali tidak terpantau oleh pelatih tim nasional atau pun klub-klub besar di Indonesia. Mudah-mudahan dengan adanya acara Piala Dunia ini, PSSI semakin berkaca dan mulai serius mencari serta melatih anak-anak negeri ini agar nanti dapat membawa harum nama bangsa ke dunia internasional. Bravo sepak bola Indonesia.

Selasa, 29 Juni 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 29 JUNI 2010

1. Gebernur Tutup TMMD di Kabupaten Badung
2. Menhan Bangga Kepada Kontingen Garuda di Lebanon
3. KSAD Resmikan Dua KODAM Kalimantan
4. Kasad Minta Prajurit Tak Ikut Komentar Soal Hak Pi...
5. Oknum TNI-AD Pelaku Pembunuhan Dokter Kangean Wibi...
6. DPR Desak Presiden Bubarkan FPI
7. Jadi Calon Bupati, Dandim Nunukan Siap Lengser
8. 4 Rumah Dinas Anggota TNI AU Terbakar di Halim
9. Kalimantan Punya Dua Kodam

Gebernur Tutup TMMD di Kabupaten Badung

Petang, Denpost
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-84 tahun 2010, resmi ditutup Gubernur Bali, Made Mangku Pastika di Lapangan Wanasari, Desa Sulangai , Petang Senin (28/6) kemarin. Acara ini dihadiri Bupati Badung, AA Gde Agung, S.H, Wakil Ketua DPRD Badung, I Made Sunarta, Tim Penggerak PKK Badung, Nyonya Ketut Sudikerta, Para pejabat serta masyarakat setempat.

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika di sela-sela penutupan TMMD mengatakan, ini merupakan program terpadu, dimana sasaran kegiatannya telah direncanakan secara matang dengan melibatkan pihak terkait dan masyarakat. Program ini mempunyai arti sangat strategis, bukan semata-mata secara fisik telah memberi kontribusi dalam memperluas aksesbilitas masyarakat pedesaan, terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat termasuk penanggulan kemiskinan dan ketertinggalan. Keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pembangunan, upaya menempatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan. Sekaligus mendorong tumbuh dan berkembangnya swadaya gotong-royong masyarakat dalam membangun diri dan lingkungannya, „kata Mangku Pastika.

Dengan diperbaikinya sarana dan prasarana di Desa Sulangai, Mangku Pastika berharap dapat membantu mempercepat proses pemberdayaan masyarakat, penanggulangan kemiskinan, meningkatkan pelayanan sosial ekonomi, termasuk pendidikan dan kesehatan serta meningkatkan kegiatan usaha ekonomi produktivitas bagi masyarakat. Diharapkan lewat hasil pembangunan TMMD ini dapat dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat berfungsi secara oftimal dan dapat dinikmati masyarakat dalam jangka waktu lama. „Kami minta kepada Pemkab Badung untuk mengembangkan lebih lanjut secara terpadu dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dan potensi setempat, pintanya.
Sementara Kodim 1611 Badung , Letkol ART. Pontjo Warsono mengemukakan , TMMD ke-84 berlangsung dari 8 Juni lalu dan berakhir Senin (28/6) kemarin, dengan sasaran 100 persen dapat dicapai. Adapun hasil fisik yang telah dibangun, diantaranya pembentukan badan jalan, pembuatan gorong-gorong tujuh buah, pembuatan drainase, senderan. Sedangkan hasil nonfisik meliputi memberikan penyuluhan-penyuluhan masalah pendidikan, kewanitaan, koperasi dan UKM, reproduksi dan KB, pramuka dan lainnya.

Menhan Bangga Kepada Kontingen Garuda di Lebanon

Senin, 28 Juni 2010 - 20:40 WIB
LEBANON (Pos Kota) – Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro sangat bangga berada ditengah-tengah prajurit Kontingen Garuda. Hal ini terungkap saat Menhan RI melaksanakan kunjungan resmi ke compound / kesatriaan Satuan Tugas Batalyon Mekanis Konga XXIII-D/ Unifil (Indonesian Battalion/ Indobatt) UN Posn 7-1 desa Adshit Al-Qusayr beberapa waktu lalu.

Kedatangan Purnomo Yusgiantoro beserta Sri Purnomo Yusgiantoro di bandara internasional Rafiq Hariri disambut oleh Kasum TNI Marsdya TNI Edy Harjoko, Asrenum Panglima TNI Marsda TNI Amirullah Amin, Asops Pang TNI Suhartono Suratman, Penasehat Militer PTRI New York Laksma TNI Antonius Sugiarto, Athan Cairo Kolonel Laut (P) R. Teguh Isgunanto serta Commander of The Indonesia National Contingent (Komandan Kontingen Indonesia di UNIFIL) Kolonel Inf Restu Widiyantoro yang juga menjabat sebagai Komandan Satgas FHQSU (UNIFIL Force Headquarter Support Unit) Konga XXVI-B1/UNIFIL.

Perjalanan darat selama kurang lebih dua jam tidak menyurutkan semangat Menhan RI menemui pasukan TNI yang sedang bertugas sebagai Peacekeeper di wilayah Lebanon Selatan. Setibanya di compound Indobatt, disambut oleh Komandan Satuan Tugas Batalyon Mekanis Konga XXIII-D/Unifil (Indonesian Battalion/ Indobatt) Letkol Inf Andi Perdana Kahar; Wadan Sektor Timur UNIFIL Kolonel Inf Surawahadi dengan jajar kehormatan. Serta oleh seluruh perwira Kontingen Garuda baik yang berada di Markas Besar UNIFIL Naqoura maupun yang berada di SEMPU (Sector East Military Police Unit), semuanya sangat antusias menyambut kehadiran orang nomor satu di Departemen Pertahanan RI ini.

Selanjutnya, Menhan RI beserta rombongan melihat dari dekat peralatan dan perlengkapan pasukan yang digelar di lapangan upacara Soekarno Base serta bagaimana sepak-terjang pasukan Kotingen Garuda menunaikan tugas kenegaraan selaku Peacekeeper. Pada kesempatan ini, Menhan RI juga mendapatkan gambaran jelas rute-rute mana saja yang dilalui oleh kendaraan ‘Anoa’ pada saat patrolling oleh prajurit Indobatt dalam pengamanan wilayah di Lebanon Selatan. Kesembilan OP yang berada diluar compound (kesatriaan) Indobatt terdiri dari 5 buah Temporary Observation Post (TmOP) atau Pos Sementara yang dilaksanakan dari jam 09.00 pagi sampai dengan 19 sore dan 4 buah Permanent Observation Post (PmOP) dan dilaksanakan selama 24 jam.

Setibanya di compound Kompi B (=Branjangan) UN Posn 8-33, Menhan RI yang memiliki sederet pengalaman penugasan LN ini, berkunjung ke makam Syeikh Abbad Tomb. Tempat yang banyak menarik perhatian penduduk dunia untuk datang berkunjung baik dengan alasan ziarah rohani maupun kunjungan kerja. Makam yang dibagi menjadi dua bagian sedangkan ukuran makamnya hanya 1 kali 2,5 meter. Sisi sebelah kanan termasuk wilayah Israel sedangkan sisi sebelah kiri termasuk wilayah Lebanon.

Menurut kepercayaan masyarakat Lebanon, makam ini adalah tempat seorang tokoh agama Lebanon yang sangat berpengaruh pada abad ke-15 yakni Syeikh Abbad. Sedangkan menurut masyarakat Israel, makam ini adalah tempat berbaringnya seorang tokoh agama terkenal yakni Rabi Ashi yang hidup pada abad ke-lima.

Salah satu Post Observation di Kompi A (=Alap-alap) juga tidak luput dari pengamatan Pak Purnomo Yusgiantoro, tempat yang berada di ketinggian dan sejauh mata memandang tampak lembah pegunungan Golan yang sangat terkenal dengan hijau pepohonan dan berada di wilayah Israel ini. Inilah salah satu tempat OP yang dilaksanakan oleh 1 Regu berkekuatan 10 sampai dengan 12 personel, dipimpin oleh 1 orang pejabat Komandan Regu. Dengan dilengkapi perlengkapan sesuai dengan program tetap yakni senjata, rompi, helm dan goggle, termasuk peta, kompas, teropong, GPS, alat komunikasi serta alat pengambilan dokumentasi apabila terjadi hal-hal yang memerlukan pembuktian untuk pelaporannya ke tingkat lebih atas. Patroli selalu menggunakan dua kendaraan tempur (VAB) yang dilengkapi dengan bendera United Nations sebagai identitas Pasukan Perdamaian PBB.

Setelah kegiatan peninjauan di OP, Menhan RI memberikan pengarahan kepada perwakilan prajurit Kontingen Garuda yang seluruhnya berjumlah kurang lebih 1300. Namun yang dapat hadir pada acara pengarahan ini hanya sejumlah 300 prajurit, sebab yang lainnya sebagian besar sedang melaksanakan tugas di wilayah yang menjadi tanggungjawabnya masing-masing (di Mabes UNIFIL di Naqura, Force Protection Coy di New-Land Naqura, SEMPU di Marjayoun serta kompi A (=Alap-alap) UN Position 9-63 desa Al-Edaysseh, kompi B UN Position 8-33 desa Houla, Kompi C (=Cepu) UN Position 9-2 desa Al-Zikkyeh, kompi D, serta kompi Bantuan di UN Position 7-1 Adshit Al-Qusayr.

Dalam pengarahannya, Menhan RI sangat bangga dan kagum dengan apa yang telah diperbuat oleh pasukan Garuda di Lebanon Selatan, pengabdian yang jauh dari Tanah Air. “Kunjungan silahturahmi ini telah memberikan kesadaran yang sangat menyentuh hati. Selama ini mungkin banyak penduduk Indonesia yang berjumlah 250 juta jiwa ini, tidak mengetahui persis apa yang telah Anda lakukan di sini. Termasuk saya, namun setelahnya melihat dari dekat apa yang selama ini Anda kerjakan, saya sangat bangga dan terharu. Anda bukan saja melakukan tugas di bidang kemiliteran, namun juga melakukan tugas mulia dan kemanusiaan. Yakni menolong negeri ini dalam pembangunan komunitas (Community Development) seperti Civil Military Cooperatio), (CIMIC), sosialisasi, pemberdayaan masyarakat, pelayanan kesehatan serta sebagai duta budaya bangsa. Ini sungguh tak terbayangkan sebelumnya!”, jelas Pak Purnomo Yusgiantoro didepan 300 prajurit Kontingen Garuda yang berada di Rub-hall. Hal ini disambut dengan tepuk-tangan gemuruh oleh seluruh prajurit Garuda yang hadir. “Saya sangat terkesan, belum pernah sepanjang hidup saya mendapatkan hal seperti ini” kata Menhan RI.

Ibu Sri Purnomo Yusgiantoro juga menyampaikan ungkapan rasa terima-kasihnya atas acara “Surprise” perayaan hari ulang tahunnya yang disampaikan dan dikemas dalam bentuk acara Parodi yang luar-biasa serta menampilkan kesenian angklung mengiringi lagu Indonesia Raya dan rampak gendang. Pada kesempatan ini, Ibu Sri berjanji akan memperhatikan Smart-Car yang dulunya disumbangkan oleh Ibu Ani Bambang Yudhoyono. Aspirasi ini akan disampaikan Ibu Sri kepada Solidaritas IKIB/ Ikatan Istri Kabinet Indonesia Bersatu. Pada akhir kunjungan, Menhan RI dengan mengenakan helm anti tempur dan mengendarai kendaraan tempur, bergerak menuju Lapangan upacara Soekarno Base. Disini telah menunggu anak-anak yang datang dari berbagai desa binaan Indobatt. Mereka memamerkan lukisan-lukisan hasil karyanya tentang Perdamaian di bumi Lebanon Selatan. Pada kesempatan ini, Ny. Sri Purnomo Yusgiatoro menjadi tim juri untuk menentukan Lukisan yang terbaik dan memberikan hadiah penghargaannya.

Sesi terakhir adalah foto bersama Menhan RI beserta seluruh prajurit Indobatt dan beserta seluruh anak-anak Lebanon didepan tugu Garuda yang berada di tengah-tengah lapangan upacara Soekarno Base. Kesempatan yang langka dan berharga ini sangat berkesan bagi seluruh prajurit. Selain itu, kunjungan resmi ini merupakan penghargaan yang sangat tinggi bagi prajurit Indobatt. (puspen/syamsir)

KSAD Resmikan Dua KODAM Kalimantan

Senin, 28 Juni 2010 10:48 WIB
BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta meresmikan pembentukan dua Komando Daerah Militer di Kalimantan di Makodam VI/Mulawarman di Balikpapan, Senin (28/6/2010). Dua Kodam yang diresmikan adalah Kodam XII/Tanjungpura yang bermarkas di Pontianak mencakup dua provinsi yakni Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, sedangkan Kodam VI/Mulawarman untuk wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur bermarkas di Pontianak.

Pangdam VI/Mulawarman dijabat Mayjen TNI Aspan yang sebelum dilikuidasi bernama Kodam VI/Tanjungpura dengan Kasdam dijabat Brigjen TNI Wisnu Bawatenaya. Pangdam XII/Tanjungpura dijabat Mayjen TNI Moeldoko, dimana sebelumnya menjabat sebagai Panglima Divisi I, sedangkan untuk Kasdam XII/Tanjungpura dijabat Brigjen TNI Armin Alianng yang merupakan putra pejuang Alianyang, asal Kalimantan Barat.

Kasad bertindak sebagai inspektur upacara (irup) dalam upacara likuidasi Kodam VI/Tanjungpura dan peresmian Kodam VI/Mulawarman. "Kita harus mengakui bahwa Kalimantan daerahnya 1,5 luas Pulau Jawa, maka jalan terbaik adalah dilakukan pemecahan Kodam dan ini melalui pengkajian bukan tiba-tiba dipecah," kata George.

"Selain itu, dilakukan pemecahan hubungan infrastruktur jalan antara kabupaten dan kota di Kalimantan belum siap, padahal komando kendali untuk militer merupakan suatu yang pokok," ujarnya. "Bila pemda mengupayakan untuk pembangunan infrastruktur jalan, maka kami dari TNI AD akan siap menurunkan personel dalam jumlah besar," kata George, menambahkan.

Kasad Minta Prajurit Tak Ikut Komentar Soal Hak Pilih TNI

Senin, 28 Juni 2010 10:14 WIB
KSAD Jenderal TNI George Toisutta
TEMPO Interaktif, BALIKPAPAN - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal George Toisutta memerintahkan seluruh prajuritnya untuk tidak mengkomentari wacana hak pilih anggota TNI. Dia menyerahkan seluruh kebijakan sehuhubungan politik prajurit pada pimpinan TNI. Sudah ada pimpinan yang komentar sehingga tidak boleh lagi Angkatan Darat berkomentar masalah itu. Semuanya kami serahkan pada pimpinan,” kata Jendral George Toisutta saat ditemui di Balikpapan, Senin (28/6).

Seluruh prajurit Angkatan Darat, kata George akan melaksanakan seluruh kebijakan sudah ditetapkan pimpinan TNI serta pemerintah. Dia sendiri menolak memberikan pernyataan soal hak piluh anggota TNI pada Pemilu 2014. Kan tidak boleh, pimpinan sudah berkomentar dan kemudian yang lain ikut berkomentar juga. Tidak boleh seperti itu,” paparnya.

Seluruh jajaran militer Angkatan Darat, kata George tidak boleh berpolemik dengan menanggapi wacana TNI berpolitik. Ini dikhawatirkan akan mengganggu kekompakan antara sesamaprajurit Angkatan Darat.“Tidak boleh itu, masing masing memberikan komentarnya. Cukup satu dari pimpinan,” ujarnya.

Oknum TNI-AD Pelaku Pembunuhan Dokter Kangean Wibisono

Senin, 28 Juni 2010 17:11 WIB
TEMPO Interaktif, MADIUN - Wendy Pradita alias Andre, 23 tahun, berhasil ditangkap aparat Satuan Reserse dan Kriminal Kepoilisian Resor Kota Madiun. Wendy, oknum anggota Tentara Nasional Indonesia Kesatuan Angkatan Darat (TNI-AD), itu sudah seminggu diburu setelah diketahui sebagai pelaku pembunuhan terhadap dr Kangean Wibisono, 76 tahun.

Kepala Polresta Madiun Ajun Komisaris Besar Polisi Aldrin Hutabarat mengatakan tersangka ditangkap di Kampung Bulak Kapal, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat. “Setelah dilacak berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan penyidik, pelaku berhasil ditangkap Jum’at (25/6) dan kini sudah kami serahkan ke Den POM,” kata Aldrin saat dikonfirmasi Senin (28/6).
Aldrin belum bersedia menjelaskan secara terperinci motif dibalik pembunuhan. Untuk sementara, yang diketahui pilisi bahwa latar belakang pembunuhan adalah keinginan pelaku mencuri barang-barang milik korban. Aldrin juga tidak mengungkapkan apakah tersangka sudah mengenal korban sebelum pembunuhan terjadi.Komandan Detasemen Polisi Militer (Den POM) V/I Madiun Letnan Kolonel CPM Subur Pambudi membenarkan tersangka adalah anggota TNI-AD yang masih aktif. “Dia bertugas di Batalyon Infanteri (Yonif) 500/Raider Komando Daerah Militer (Kodam) V/Brawijaya di Surabaya dengan pangkat Prajurit Dua (Prada),” ujarnya.Namun, menurut Subur, Wendy telah tujuh bulan melakukan disersi. Selama masa disersi, Wendy terakhir kali diketahui tinggal di Madiun.
Subur mengatakan hingga kini penyidik Den POM masih mengembangkan motif pembunuhan yang dilakukan pelaku. “Kami masih mengembangkan hasil penyidikan polisi. Menurut polisi, pelaku melakukan tindak pidana pencurian yang diikuti pembunuhan,” ucapnya.Dr Kangean ditemukan tewas di rumah kontrakannya di Jalan Bali Nomor 8, Kelurahan Madiun Lor, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Sabtu (19/6). Korban mengalami luka pada bagian kepala dan dadanya. Pensiunan dokter yang pernah bertugas sebagai dokter forensik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedono Madiun, saat itu tinggal sendirian di rumah kontrakannya. ISHOMUDDIN.

DPR Desak Presiden Bubarkan FPI

Senin, 28 Juni 2010, 13:56 WIB
Berita8.Com Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didesak untuk memerintahkan Kapolri Bambang Hendarso Danuri dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso untuk membubarkan Front Pembela Isalm (FPI). Hal tersebut dia sampaikan saat jumpa pers bersama dengan 'Kaukus Pancasila Parlemen DPR-DPD RI' di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (28/6/2010).
Eva menjelaskan, jumpa pers yang mereka lakukan ini terkait dengan ulah Front Pembela Islam (FPI) di Banyuwangi, Jawa Timur beberapa hari lalu yang membubarkan secara paksa temu warga Pakis, Banyuwangi bersama dengan politisi asal PDIP, Ribka Tjiptaning dan Rieke Diah Pitaloka (Oneng). Pembubaran itulantaran diduga pertemuan tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia. "Padahal, sebelumnya mereka bertemu dengan tiga ribuan santri dan disambut dengan drumband," imbuh Eva.Eva juga meminta agar polisi dan TNI juga bertanggung jawab atas maraknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh FPI. Selama ini, polisi/TNI malah dianggap melakukan pembiaran, sehingga aksi kekerasan kian menjamur.

"Supaya TNI dan Polri bertanggung jawab. Selama ini, TNI/Polri seakan-akan tidak terkait," ujarnya. Dia juga meminta agar para korban juga melaporkan tindak kekrasan yang dilakukan oleh FPI. Agar nantinya kasus ini bisa masuk ke pengadilan."Supaya hakim bisa memutus agar FPI adalah organisasi yang terlarang," ujarnya.Sementara itu, anggota DPD dari Bali I Wayan Sudirta mencium adanya pengistimewaan terhadap FPI oleh pemerintah. Padahal, menurutnya, tidak ada satu pun orang atau kelompok orang yang kebal hukum di negeri ini."Sepertinya, ada pengistimewaan terhadap FPI," kata dia.

Jadi Calon Bupati, Dandim Nunukan Siap Lengser

Senin, 28 Juni 2010 17:52 WITA
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
NUNUKAN, tribunkaltim.co.id - Komandan Kodim 0911/Nunukan, Letkol Inf Drs Basri menyatakan siap mundur dari jabatannya, sebagai konsekuensi pencalonannya sebagai Bakal Calon Bupati Nunukan untuk mengikuti Pemilu Kada Nunukan tahun 2011.

"Itu sudah pasti, itu sesuai dengan aturan bahwa kita dari TNI aktif kita sama dengan Polri dan PNS lainnya, kita mundur dari TNI aktif," katanya, Senin (28/6/2010). Basri menyatakan, telah mengantongi sejumlah nama untuk menjadi pendampingnya. Kriterianya, calon dimaksud merupakan warga tempatan Nunukan."Ada Pak Paris, ada Bu Asmah Gani, Pak Kornalius Tadem dan segala macam. Mudah-mudahan diantara mereka ini nantinya ada yang cocok.

Kita maju bersama," ujarnya. Saat memberikan keterangan pers, Dandim sekaligus mempertegas jika dirinya tidak pernah mundur dari pencalonan Bupati Nunukan."Itu hanya isu, mungkin sedikit permainan kata-kata. Saya siap maju," tegasnya.Tiga partai politik di Nunukan yakni PKS, PDIP dan Partai Gerindra hampir dipastikan mengusung Dandim 0911/Nunukan Letkol Inf Drs Basri sebagai Bakal Calon Bupati Nunukan pada Pemilu Kada Nunukan tahun 2011 mendatang.

4 Rumah Dinas Anggota TNI AU Terbakar di Halim

Selasa, 29/06/2010 02:23 WIB
Moksa Hutasoit – detikNews
Jakarta - Si jago merah kembali beraksi. Kali ini, api melahap empat rumah dinas milik TNI-AU di Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur.

"Iya tadi ada kebakaran," ujar anggota Pemadam Kebakaran Jakarta Timur, Mulyanto saat dihubungi, (29/6/2010). Mulyanto menjelaskan, kebakaran itu terjadi tepat tengah malam di Jl Bugel yang menjadi lokasi perumahan anggota TNI-AU. Dugaan sementara, kebakaran terjadi akibat konsleting listrik.

Ada 20 unit mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan untuk memadamkan api. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. "Sudah padam sekarang, anggota kita sudah balik," pungkas Mulyanto.

Kalimantan Punya Dua Kodam

Balikpapan, Jawa Post
Kodam VI/Mulawarman (Mlw) resmi berdiri kemarin (28/6), menggantikan Kodam VI/Tanjungpura (TPR). Wilayah Kodam VI/Mlw meliputi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Nama Tanjungpura kini dipakai Kodam XII/TPR yang wilayahnya meliputi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Dengan demikian, Kalimantan kini punya dua Kodam.

Nama Mulawarman sebetulnya pernah digunakan pada 1960-an. Namun , nama tersebut hilang saat 16 kodam disempurnakan menjadi sepuluh kodam pada 1985. Saat itu di Kalimantan ada tiga kodam, Yakni Kodam IX/Mlw, Kodam X/Lambung Mangkurat, dan Kodam XII/Tpr. Ketiganya dilebur menjadi satu, menjadi Kodam VI/Tpr yang bermarkas di Balikpapan.

Dalam pembubaran Kodam VI/Tpr dan peresmian Kodam VI/Mlw kemarin, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI George Toisutta menjadi inspektur upacara di Lapangan Upacara Makodam Balikpapan. Mayjen TNI Tan Aspan yang sebelumnya memimpin Kodam VI/Tpr dipercaya menjadi Panglima Kodam (Pangdam) VI/Mlw.

Menurut rencana, Kodam XII/Tpr diresmikan Kasad pada 2 Juli 2010. Mayjen TNI Moeldoko dipercaya sebagai Pangdam yang bermarkas di Kalimantan barat itu.

Moto Kodam VI/Mlw adalah satmika canta yang berarti senantiasa suci. Nama Mulawarman , menurut Jenderal bintang empat itu, dilandasi nilai luhur perjuangan, sikap patriotisme, dan kegigihan Mulawarman. ”Diharapkan Kodam VI/Mlw dapat memotivasi masyarakat Kaltim dan Kalsel menyongsong tantangan yang kian dinamis dan kompleks,”kata George.

Pemekaran kodam di Kalimantan itu didasari pertimbangan keamanan di wilayah Kalimantan yang sangat luas serta panjang perbatasan Malaysia yang seribu kilometer lebih. ”Ini tindak lanjut Renstra (Rencana Strategis) TNI AD 2010-2014 dan pembangunan minimum essential force TNI AD 2010-2019, ” katanya.

Senin, 28 Juni 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 28 JUNI 2010

1. HUT POMAD Diperingati Sederhana di Lebanon
2. Panglima TNI Resmikan Kampus Pembangunan Karakter ...
3. Alutsista dan Kesejahteraan TNI
4. UU TNI Harus Diamandemen
5. Anut Sistem Komando, TNI Tidak Akan Pernah Netral
6. Dari Pasupati Senjata Hingga Tirta Sudamala

HUT POMAD Diperingati Sederhana di Lebanon

Minggu, 27 Juni 2010 - 13:03 WIB
LEBANON (Pos Kota) – Anggota Polisi Militer Angkatan Darat dari Satgaspom TNI Konga XXV-B/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) beberapa waktu lalu menyelenggakan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Polisi Militer Angkatan Darat (POMAD) yang ke 64 secara sederhana, di Markas Gajah Mada UN Posn 7-3, Blat Libanon.

Acara peringatan HUT Polisi Militer Angkatan Darat tersebut diawali dengan pemberian sambutan oleh Dansatgas POM TNI Konga XXV-B/UNIFIL, Letkol Cpm Ekoyatma Parnowo dan dilanjutkan dengan doa bersama, kemudian diakhiri dengan pemotongan kue ulang tahun dan makan bersama.

Dansatgas POM TNI Konga XXV-B/UNIFIL, Letkol Cpm Ekoyatma Parnowo dalam sambutannya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Polisi Militer Angkatan Darat dan mengungkapkan kebanggaannya atas hasil kerja selama ini, yang telah ditunjukkan oleh POMAD pada khususnya dan seluruh Polisi Militer Angkatan yang tergabung dalam Satgas POM TNI pada umumnya di dalam melaksanakan tugas, fungsi Polisi Militer Internasional secara bahu-membahu di daerah operasi sektor timur UNIFIL. Dansatgas juga mengingatkan agar kekompakan yang mantap tersebut selalu dijaga, karena keberadaan Satgas POM TNI di bumi Lebanon adalah membawa nama baik bangsa Indonesia bersama-sama dengan Satgas lainnya yang tergabung dalam Kontingen Garuda Indonesia.

Jumlah personel Polisi Militer Angkatan Darat yang tergabung dalam Satgas POM TNI Konga XXV-B/UNIFIL adalah 31 orang, sedangkan lainnya adalah 19 orang personel Polisi Militer Angkatan Laut, 15 orang personel Polisi Militer Angkatan Udara dan 10 orang personel non-Polisi Militer dari Mabes TNI dan Kemhan sebagai staf khusus.

Polisi Militer Angkatan Darat mempunyai Semboyan “Satya Wira Wicaksana” yang mengandung arti, yang merupakan inti jiwa Keperwiraan dan Kepahlawanan yang dilandasi dengan kebijaksanaan dalam bertindak yang merupakan seloka (Corps Device) Polisi Militer. Dirgahayu Polisi Militer Angkatan Darat. Garuda! (puspen/syamsir)

Panglima TNI Resmikan Kampus Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia

Minggu, 27 Juni 2010 - 12:51 WIB
JAKARTA (Pos Kota) – Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, meresmikan kampus Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia di Binong, Subang, Jawa Barat, Sabtu (26/6). Kedatangan Panglima TNI di kampus yang berada di bawah Yayasan Astha Hannas tersebut, disambut dengan tarian Jaipongan, Sisingaan dan Pedang Pora oleh para Taruna dan Taruni SMA Plus Astha Hannas, yang merupakan tradisi penghormatan kepada tamu. Yayasan Astha Hannas pertama berdiri di Kabupaten Subang yang dipelopori dan dicetuskan oleh Prof. Dr. Ermaya Suradinata, SH, MH, MS.
Peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine, penandatanganan Prasasti Yayasan Astha Hannas dan penanaman pohon Mahoni. Dalam sambutannya, Panglima TNI menyatakan bahwa basis pendidikan, pengajaran, pelatihan dan pengasuhan secara terpadu bagi siswa taruna yang diasramakan untuk membentuk karakter bangsa Indonesia akan bermuara pada terbangunnya militansi generasi muda dalam menyongsong pembangunan nasional ke depan. Panglima TNI yakin dan percaya, betapa pun besarnya pengaruh global yang sedang dihadapi suatu bangsa, manakala standar kualifikasi karakter militansi telah mengkristal pada seluruh komponen generasi muda, maka akan mampu secara signifikan untuk mengatasi berbagai pemasalahan bangsa dan negara.

Menurut Panglima TNI ada empat standar karakter, yaitu : pertama, memiliki keunggulan moral; kedua, memiliki watak pantang menyerah; ketiga, memiliki sifat rela berkorban; dan keempat, senantiasa dapat berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga sudah siap untuk menghadapi berbagai tantangan akibat pengaruh global. Pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafaskan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Turut hadir dalam peresmian Yayasan Astha Hannas, antara lain Komandan Sesko TNI Laksdya TNI Moeklas Sidik, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Suprapto, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI P. Edhi Wibowo, Kapolda Jabar Brigjen Pol Sutarman, Wakapuspen TNI Brigjen TNI Setyo Sularso, Sekda Jabar dan Bupati Subang Drs. Eep. (puspen/syamsir)

Alutsista dan Kesejahteraan TNI


Jakarta, Bali Post
TNI adalah satu-satuannya lembaga yang paling berhasil mereformasi diri dibangdingkan lembaga negara manapun di Indonesia. Keberhasilan reforamasi TNI, dan keberhasilan TNI dalam menjaga keadulatan seharusnya bisa diapresiasi oleh pemerintah dengan memberikan kehidupan yang lebih layak buat seluruh prajurit TNI.

Peningkatan kesejahteraan prajurit, pembelian alutsista modern yang dibutuhkan TNI saat ini dan pelatihan yang baik bagi prajurit diyakininya lebih dibutuhkan oleh seluruh prajurit TNI dan juga negara ini. Ini jauh lebih penting dan pasti diinginkan oleh seluruh prajurit dibandingkan dengan mengembangkan wacana mengenai hak pilih TNI.

Wacana hak pilih TNI ini dalam pemilu dan politik adalah wacana berulang. Negara tidak berfikir apa kebutuhan tentara. Setiap anggota TNI sudah sadar ketika dia menjadi anggota TNI maka dia akan kehilangan salah satu haknya dan hal itu wajar sebagai bentuk konsekwensi pilihan hidup anggota TNI. TNI sadar bahwa mereka bukan warga negara biasa, karena diberikan kewenangan memegang senajata, sehingga mereka juga sadar bahwa untuk statusnya itu ada hak-hak warga negara biasa yang tidak bisa dimilikinya, paling tidak untuk saat ini.

Saya berharap, pemerintah dan khususnya DPR memikirkan bagaimana mensejahtrakan rakyat, termasuk pegawai negeri dan TNI, agar tugas menjaga keutuhan NKRI dan kinerja pemerintahan berjalan baik dan lancar, dalam rangka kemajuan Indonesia.


Dini Kinanthi Putri
Jln. Raya Lenteng Agung, Gang 100,
Lentang Agung, Jakarta Selatan.

UU TNI Harus Diamandemen

Senin, 28 Juni 2010
JAKARTA (Suara Karya): DPR mendorong revisi UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mengakomodasi hak pilih bagi TNI dalam pemilu mendatang. Sementara itu, banyak pihak menilai hal tersebut perlu waktu dan dukungan legislasi. Demikian kumpulan pendapat Sekretaris Fraksi Partai Golkar (F-PG) DPR Ade Komarudin, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar HR Agung Laksono, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, anggota DPR dari Fraksi PKS Agus Purnomo, yang dikemukakan secara terpisah di Jakarta, kemarin.

"Undang-undang mengenai TNI harus segera diamandemen jika pemerintah serius akan memberikan hak tersebut. Pasalnya, dalam UU tersebut, TNI belum diperbolehkan untuk memilih," kata Ade Komarudin. Ia mengaku tak terlalu khawatir trauma masa lalu akan terulang jika hak pilih bagi TNI diberikan. TNI saat ini sudah jauh berbeda. "Saya tidak terlalu khawatir soal itu. Boleh saja sebagai perhatian (trauma masa lalu), tapi saya melihat TNI telah mereformasi diri. Bagi kami (Golkar) tidak ada alasan lagi," ujar Ade.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengatakan, penggunaan hak pilih TNI menunggu undang-undang. "Tunggu undang-undang," kata Djoko Santoso, usai menghadiri peringatan puncak Hari Antinarkoba Internasional 2010 di Jakarta, akhir pekan lalu. Djoko menegaskan, pemberian hak pilih bagi TNI harus konstitusional. "Jadi, harus mengacu pada UU yang mengatur mengenai itu. Semua masih harus dikaji lebih dalam. Tetapi semua itu harus konstitusional," katanya. Hal sama dikemukakan Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar HR Agung Laksono. Ia menilai, pemberian hak politik untuk memilih dan dipilih dalam pemilu bagi anggota TNI/Polri hanya persoalan waktu saja.

"Pemberian hak pilih bagi TNI/Polri itu tinggal menunggu waktu saja," ujarnya saat berbincang-bincang dengan sejumlah wartawan, di Jakarta, kemarin. Menurut Agung, yang juga Menko Kesra itu, kini ada hal yang harus diselesaikan berdasarkan skala prioritas bagi TNI/Polri sebelum diberikan hak politik, yaitu menuntaskan agenda reformasi internal, meningkatkan profesionalitas serta penambahan anggaran TNI/Polri sehingga mereka memiliki alat utama sistem pertahanan (alutsista) memadai.

"Jadi, utamakan dulu hal-hal yang pokok itu. Kalau berbagai prioritas ini sudah dipenuhi TNI/Polri, barulah hak politik untuk mereka kita berikan," ujarnya seraya menekankan bahwa pemberian hak politik bagi kalangan TNI/Polri itu jangan dipaksakan dilaksanakan untuk Pemilu 2014 karena kedua institusi itu sendiri juga tidak ingin buru-buru memilikinya. Lebih lanjut, Agung mengatakan, dirinya tidak khawatir TNI/Polri akan terpecah-belah jika mereka menggunakan hak pilihnya apabila berbagai kebutuhan utama mereka telah terpenuhi dan hak tersebut diberikan pada saat yang tepat.

"Kami yakin apabila TNI/Polri sudah semakin profesional, ancaman pecah-belah atau tidak netral itu akan terhapus dengan sendirinya," ujarnya. Dalam pandangan Agung, agar TNI/Polri tidak lagi menjadi instrumen yang digunakan bagi kepentingan partai politik tertentu, maka sejumlah kondisi yang tepat harus diperhatikan, semisal hak tersebut baru diberikan pada saat sistem multipartai di Indonesia sudah bisa disederhanakan. Sementara itu, anggota DPR Fraksi PKS Agus Purnomo mengatakan, peluang mewujudkan anggota TNI dapat menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2014 sangat terbuka. Jika dipetakan antara fraksi yang setuju dengan yang tidak setuju, maka mayoritas suara yang setuju lebih besar dibandingkan dengan yang tidak setuju.

Mantan anggota Pansus RUU Pemilu ini menyebutkan, untuk mengubah rumusannya pun sangat mudah, karena cukup menghilangkan satu pasal yang selama ini dinilainya menjadi pengikat bagi TNI dalam menggunakan hak pilihnya. "Kalau misalnya TNI diberikan hak pilih, maka hanya menghilangkan Pasal 318 UU Nomor 10/2008 tentang Pemilu. Cukup dilakukan revisi terbatas, karena hanya menghilangkan atau tetap mempertahankan," ucapnya. Pasal 318, tutur Agus, menegaskan bahwa dalam Pemilu 2009, anggota TNI dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) tak menggunakan haknya untuk memilih. Sedangkan amanat konstitusi yang tertuang dalam UUD 1945 menyatakan tentang perlunya negara memberikan jaminan hak dasar bagi tiap warga negara.

"Jadi, menurut saya, hak-hak warga negara itu sebenarnya tidak boleh dibatasi hanya karena profesi. Karena jabatan sebagai anggota TNI itu kan profesi. Kami sendiri di PKS tidak merasa khawatir soal kecurigaan adanya keberpihakan TNI jika diberikan hak pilih," kata anggota Komisi II DPR ini.

Dia mengaku heran terhadap sejumlah parpol yang khawatir terhadap pemberian hak pilih bagi TNI, padahal kalau dilihat dari hubungan historisnya justru PKS tidak diuntungkan, karena hampir semua parpol memiliki tokoh yang berasal dari petinggi TNI maupun Polri, yang tentunya memiliki hubungan historis, terutama Golkar, Hanura, Gerindra, termasuk Demokrat. (Rully/Joko S/Wahyudi/Ant/Pudyo)

Anut Sistem Komando, TNI Tidak Akan Pernah Netral

Minggu, 27 Juni 2010, 17:16:12 WIB
Laporan: M Hendry Ginting
Jakarta, Rakyat Merdeka. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tidak percaya kalau TNI bisa netral menghadapi Pemilu 2014.

Atas dasar itu, Gerindra menolak keras hak pilih diberikan kepada TNI. Demikian dikatakan Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani Minggu (27/6) menyikapi pro kontra Hak pilih TNI. "Gerindra menolak keras karena TNI tidak akan pernah netral dalam politik karena adanya sistem komando," ujarnya.

Menurut dia, jangankan prajurit, ibu-ibu dan anak-anak mereka yang memiliki hak pilih menanyakan kepada komandan untuk memilih apa. Untuk itu, dia meminta agar hak politik tidak diberikan dulu, sebab TNI harus berdiri di atas semua golongan.[dry]

Dari Pasupati Senjata Hingga Tirta Sudamala

Gianyar, Nusa Bali
Tidak banyak orang tahu bahwa Pura Bukit Darma Durga Kutri di Desa Pakraman Kutri, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh Gianyar identik dengan tempat suci untuk pasupati senjata. Bahkan jajaran Kodam IX/Udayana juga melakukan pasupati senjata di Pura Bukit Darma Durga Kutri, pura tua warisan penguasa Kerajaan Bali Dwipa dari Dinasti Warmadewa.

Pasupati senjata itu biasanya dilakukan setiap momen HUT Kodam IX/Udayana atau hari-hari suci tertentu. Selain dipercaya bertuah untuk pasupati senjata, Pura Bukit Darma Kutri juga sering didatangi umat Hindu untuk nunas tirta pengelukatan(Pembersihan) Sudamala.
Menurut penuturan krama di sekitar Pura Bukit Darma Kutri, umat Hindu yang datang mohon tirta pengelukatan umumnya mereka yang merasa pikiran, tubuh, barang tertentu, rumah, pekarangan atau merajannya cemar (kotor secara niskala). Dibandingkan air suci di lain tempat, tirta Sudamala di Pura Bukit Darma Durga Kutri tergolong aneh. Tempatnya di belakang jejeran pelinggih Pura, tersembunyi dalam goa kecil.

Keanehan lainnya, tirta sudamala di Pura Bukit Darma Durga Kutri ini sama seperti air atau tirta umumnya. Namun jika diambil dan kemudian dikocok, maka warnanya akan langsung memutih. Sebagaimana keyakinan umat Hindu, putih adalah langbang kesucian.

Menurut Manggala Pura Bukit Darma Durga Kutri, I Wayan Windra, tirta sudamala ini paling sering dimohon oleh umat yang biasanya untuk melukat dan menyembuhkan penyakit setelah berobat baik di Balian/dukun maupun medis, Namun sifat tirta sudamala di Pura Bukit Darma Durga Kutri ini sangat pingit, karena lokasi medal (keluarnya) ada di dalam gook (goa kecil). Dengan demikian yang boleh mengambil tirta ini hanya jero mangku pura setempat, ”ungkap Wayan Windra kepada Nusa Bali.

Dijelaskan Wayan Windra, jajaran Kodam IX/Udayana juga biasanya menggelar pasupati senjata dan pataka di Pura Bukit Darma Durga Kutri. Wayan Windra yang pensiunan TNI berpangkat Letkol mengatakan, kegiatan ritual pasupati ini bertujuan untuk mengadakan pencerahan kepada prajurit TNI dan senjata.

Hal ini dikaitkan dengan nama Kodam Udayana yang memiliki latar belakang historis dan kebesaran nama Raja Udayana Warmadewa, penguasa Bali Dwipa di masa silam. Selain itu Universitas Udayana melalui perwakilan beberapa dosen dan mahasiswanya, juga melakukan gotong-royong penghijauan menanam pohon, dan medana punia di Pura Bukit Darma Durga Kutri. Makna kegiatan ini, kata Wayan Windra , karena nama universitas tersebut juga diambil dari kebesaran nama Raja Udayana Warmadewa.

Pura Bukit Darma Durga Kutri sendiri diyakini memiliki rencang (ular pendek) atau lelipi kendang (lu), yang berkepala dua, juga ada samong (macan) dan bojog putih (kera berbulu putih).

Keberadaan dan munculnya rencang duwe ini bisa dilihat secara sekala atau nyata maupun niskala oleh orang yang menguasai dunia gaib. Keangkeran dan keberadaan binatang duwe ini dibuktikan dengan perilaku pengendara mobil atau motor yang selalu membunyikan klakson jika lewat di depan pura Bukit Darma Durga Kutri saat malam hari.

Di Pura Bukit Darma Durga Kutri juga terdapat beberapa pohon tua, yang tidak ada yang mengetahui kapan tumbuhnya. Diantaranya, kayu jelema, yang dipercaya berkhasiat sebagai obat lumpuh. Salah satu pohon tersebut kaju jelema, karena getahnya seperti darah manusia,”jelas Wayan Windra.

Hanya saja keberadaan kayu jelema di Pura Bukit Darma Durga Kutri saat ini sulit ditemukan . Selain itu juga ada pohon pelase yang digunakan sebagai sarana upacara Nyekah, serta pohon pule untuk tapel atau tapakan.

Minggu, 27 Juni 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 27 JUNI 2010

1. Pangdam Dalami Kasus Penganiayaan Dokter
2. Besok Kasad Resmikan Kodam Baru di Kalimantan Sa...
3. Membaik, Kondisi Letkol Ramot Sinaga
4. Pilot Pangdam Jalani Pemulihan

Pangdam Dalami Kasus Penganiayaan Dokter

Sat, Jun 26th 2010, 10:11
BANDA ACEH – (Serambi News). Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayjen TNI Hambali Hanafiah memerintahkan jajarannya untuk mendalami dan memproses kasus penganiayaan dokter Irfan Hamidi oleh tiga anggota TNI Batalion Infanteri 114/SM Kompi Senapan B, Gayo Lues. Terkait inisiden ini Pangdam mengimbau semua pihak saling menghargai. Pangdam Hambali menyampaikan hal itu melalui siaran pers yang ditulis Kapendam IM, Mayor CAJ Yuli Marjoko kepada Serambi.

“Pak Pangdam sangat prihatin dan menyesalkan insiden tersebut. Beliau telah memerintahkan satuan-satuan terkait mendalami kasus itu dan memprosesnya sesuai hukum yang berlaku,” tulis Kapendam. Menurut Mayor Yuli Marjoko, Pangdam juga mengimbau semua pihak, termasuk TNI, agar selalu mengedepankan sikap saling menghargai serta memegang etika dan norma kesusilaan dalam bersikap atau bertindak.

Di samping itu, Yuli Marjoko juga memaparkan versi TNI mengenai peristiwa yang terjadi Selasa (22/6) sore itu. Awalnya, dr Irfan didampingi seorang wanita melintas di depan pos jaga Satri Kipan B Yonif 114/SM menggunakan mobil jenis Hyunday BK 112 HI. Petugas meminta Irfan berhenti sementara, karena sedang berlangsung upacara serah terima jaga ksatrian sekira pukul 17.00 WIB. Tapi Irfan justru memutar balik arah mobilnya di depan pos TNI itu. “Kemudian Dokter Irfan membuka jendela mobilnya. Selanjutnya menjulurkan lidah serta memaki dengan kata-kata ‘anjing lu’ kepada anggota TNI yang sedang serah terima jaga satri,” tulis Yuli Marjoko.

Menurut Yuli, aparat TNI tersinggung pada ucapan sang dokter. Lalu sejumlah petugas mengejar mobil Irfan yang melaju cepat, tapi akhirnya berhasil disusul di Desa Badak, Kabupaten Gayo Lues. Saat itulah Irfan dipukul anggota TNI. “Selanjutnya Irfan dibawa ke Kipan B Yonif 114/SM untuk meredam emosi anggota lainnya. Karena kata-kata makian dari dr Irfan itu, Danki B Lettu Inf Fajar berinisiatif merendam Irfan di kolam depan pos jaga satri sambil diberi peringatan,” tambah Yuli.

Meminta maaf
Yuli Marjoko menambahkan, ketika itu Irfan sempat meminta maaf atas ucapannya yang salah, kemudian diizinkan pulang oleh anggota TNI. Menurut Yuli, meski pihak TNI menyesalkan kata-kata yang diucapkan sang dokter terhadap TNI, usai kejadian itu Dankipan B Yonif 114/SM mendatangi keluarga Irfan untuk meminta maaf, sekaligus bermohon agar persoalan itu diselesaikan secara kekeluargaan. Hal yang sama dilakukan Dankipan B dengan mendatangi Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Galus, dr Kas Muliadi.

Menurut Kapendam, Dandim 0113 Galus juga telah mengumpulkan dan mengarahkan seluruh anggota Kipan B Yonif 114/SM untuk menghindari berkembangnya persoalan itu ke arah negatif. “Dandim juga telah mendatangi keluarga Irfan guna menyelesaikan masalah tersebut secara musyawarah dan menyampaikan permohonan maaf. Di samping itu, juga berkoordinasi dengan Bupati Gayo Lues untuk membantu penyelesaian masalah itu secara musyawarah hingga tuntas,” kata Yuli Marjoko.

Berbasis adat
Sementara itu, Danrem 011/Lilawangsa (LW), Kolonel Inf Deni K Irawan menegaskan, insiden karena kesalahpahaman antara tiga oknum TNI dari Batalion 114/SM Blangkejren Gayo Lues dengan dokter Puskesmas Kuta Panjang itu telah diselesaikan secara kekeluargaan dan adat. “Saya sudah perintahkan Dandim setempat menyelesaikan masalah itu dengan muspida secara adat,” kata Kolonel Inf Deni K Irawan, Jumat (25/6). Meski masalah tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan dan adat dengan korban, namun bukan berarti pelaku telah bebas dari kesalahannya. Secara intern oknum pelakunya tetap ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku dalam institusi militer. “Dengan penyelesaian yang dilakukan muspida, persoalan ini telah selesai. Tapi TNI tetap memberikan hukuman internal kepada pelakunya,” kata Danrem.

Menurut Deni K Irawan, insiden itu terjadi hanya karena kesalahpahaman. “Ini merupakan musibah yang bisa dijadikan sebagai pengalaman. Nah, apa yang terjadi hari ini tentulah tidak terulang lagi pada hari esok,” kata Danrem. Khususnya kepada perajurit TNI, Danrem berpesan agar tidak melakukan hal-hal yang menyakiti hati rakyat, karena TNI berasal dari rakyat dan kewajibanlah menjaga keamanan dan kedaulatan negara serta memberi perlindungan kepada masyarakat.

Seluruh prajurit TNI di bawah jajarannya, diminta Danrem bekerja sama dengan rakyat melakukan peningkatan kebersihan dan peningkatan pembangunan daerah, tentunya melalui bakti TNI.

Dipaksa berendam
Sebagaimana diberitakan kemarin, dr Irfan yang sehari-hari bertugas di Puskesmas Kuta Panjang, Gayo Lues, Kamis (24/6) sekitar pukul 17.30 WIB dianiaya dan dipaksa berendam di dalam kubangan kerbau oleh tiga anggota TNI yang bertugas di Batalion Infanteri 114/SM Kompi Senapan B, Gayo Lues. Menurut Irfan, penganiayaan terhadap dirinya berawal ketika ia bersama rekannya, dr Junaini Lale, pulang dari RSUD Blangkejeren, ibu kota Gayo Lues, mengendarai mobil. Dalam perjalanan, ia dan temannya itu bermaksud hendak makan bakso di depan markas Kompi Senapan B Batalion Infanteri 114/SM di Gayo Lues itu.
Namun, karena banyak anggota TNI, sehingga niat makan bakso itu dia urungkan. Kemudian, Irfan memutar kemudi mobil ke arah belakang. Selanjutnya, kedua dokter yang sehari-hari bertugas di Puskesmas Kuta Panjang itu dikejar dan distop oknum-oknum TNI dengan menggedor-gedor pintu mobil sang dokter. Tak hanya dipukul, Irfan yang mengaku tak tahu apa salahnya kemudian digiring kembali ke markas Kompi B. Di tempat ini, dia dipaksa berendam di dalam kubangan kerbau dan dipukul lagi di bagian kepala dengan sandal. (sal/ib)
Besok Kasad Resmikan Kodam Baru di Kalimantan


Sabtu, 26 Juni 2010 14:13 WITA
BALIKPAPAN, tribunkaltim.co.id - Wilayah Kalimantan yang merupakan daerah tanggung jawab operasi Kodam VI/Tanjungpura yang berpusat di Balikpapan akan dipecah menjadi dua. Kodam baru berpusat di Pontianak bernama Kodam XII/Tanjungpura, sedangkan Kodam VI/Tanjungpura berganti nama menjadi Kodam VI/Mulawarman. Pembentukan Kodam baru ini secara resmi akan disahkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisuta, Senin (28/6) mendatang. Pangdam VI/Tanjungpura Mayjen Tan Aspan saat ditemui Tribun, di ruang kerjanya, mengatakan, Kodam XII/Tanjungpura nantinya berlokasi di Pontianak, dan sementara menggunakan Markas Korem 121/Abw, sambil menunggu pembangunan Makodam baru yang akan segera dibangun tahun ini. Sedangkan Korem 121/Abw yang ada sekarang akan dipindahkan ke Sintang.

Daerah operasional Kodam XII/Tanjungpura meliputi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Sedangkan Kodam VI/Mulawarman dengan daerah operasional meliputi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. "Umumnya tidak ada perbedaan, hanya masing-masing berbeda sesuai tugas dan tanggung jawab serta klasifikasi daerah wilayahnya masing-masing. Hal tersebut sesuai Perkasad No 17/V/2010 tentang Pembentukan Kodam XII/Tanjungpura dan perubahan Kodam VI/Tanjungpura menjadi Kodam VI/Mulawarman, " kata Jenderal bintang dua ini.
Kodam VI/Mulawarman nanti akan memiliki 7.639 prajurit, di antaranya Makodam dan Satbalak 3.864 personel, Korem 091/Asn 1.894 personel, dengan 12 Kodim dan 73 Koramil, dan Korem 101/Ant 1.881 personel dengan 10 Kodim dan 88 Koramil. Sedangkan Kodam XII/Tanjungpura 3.372 personel. Untuk Makodam dan Satbalak 160 personel, Korem 102/Pjg 1.077 personel, dengan 6 Kodim dan 77 koramil serta Korem 121/Abw 2.135 personel, dengan 7 Kodim dan 113 koramil.Menurut Tan Aspan, peralatan dan perlengkapan militer tidak berarti dibagi dua, melainkan peralatan dan perlengkapan yang ada di wilayah Korem 102 dan Korem 121 nanti akan beralih langsung menjadi aset Kodam XII/Tanjungpura. Sedangkan peralatan dan perlengkapan di wilayah Korem 101 dan Korem 091 menjadi aset Kodam VI/Mulawarman.

Pangdam menambahkan, organisasi Kodam VI/Tanjungpura secara umum tidak akan ada perubahan besar-besaran, karena personel dan materil masih mengacu Kodam VI/Tanjungpura yang lama. Kodam VI/Tpr saat ini memiliki Organik Brigade Infanteri 19 Khatulistiwa di Singkawang, dan Lima Brigade Infanteri yang terbesar di lima Komando Kewilayahan TNI Angkatan Darat termasuk Brigif 19 Kapuas yang berada di bawah naungan Korem 121 ABW, dan Markas Infanteri di Putussibau.
Sebelumnya Kalimantan Barat pernah diresmikan sebagai sebagai Kodam pada 19 Juli 1958. Kodam ini sebagai likuidasi dari Resimen Infanteri 20 Tentara dan Teritorium VI/Tpr. Mulai 12 Februari 1960 nama Komando ini diganti menjadi Kodam XII/Tanjungpura. Namun Kodam ini hanya belangsung sampai 1985 saja. "Terkait pengamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), TNI selalu mengamankan kawasan perbatasan dengan memaksimalkan seluruh potensinya. TNI cadangan juga di optimalkan. Kawasan perbatasan yang mencapai 2004 kilometer tetap menjadi kekuatan TNI," kata Pangdam.

Dalam proses pembentukan Kodam baru ini, perencanaan dan persiapan telah dilakukan oleh Kodam VI/Tanjungpura termasuk memprioritaskan peralatan dan personel yang ada saat ini untuk mengawaki Kodam baru tersebut. Pembentukan Kodam baru ini merupakan bagian dari Rencana Strategis TNI mengingat wilayah Kodam VI/Tpr saat ini dirasakan terlalu luas sehingga rentang komando dan pengendalian menjadi lebih sulit pula.

"Luasnya wilayah Kalimantan berdampak pada besarnya beban dan tanggung jawab yang harus diemban oleh hanya satu Kodam saja seperti yang berlangsung saat ini sehingga tingkat kesiapan operasional menjadi kurang maksimal," tambah Pangdam. (kompas.com)

Membaik, Kondisi Letkol Ramot Sinaga

Denpasar, Bali Post
Pasca kecelakaan pesawat latih jenis ”Wong Bee,” kamis (24/6) lalu di Lanud Ngurah Rai, tidak menyurutkan program TNI AU melakukan latihan Navigasi Jarak Jauh (NJJ).

Empat pesawat KT-1 B ”Wong Bee” dengan empat orang siswa Sekolah Instruktur Penerbang dan empat orang instruktur telah take off dari Bandara Ngurah Rai, jumat (25/6) pukul 14.25 wita menuju Adi Sutjipto Yogyakarta dan landing pukul 14.37 WIB. Sedangkan Sabtu (26/6) kemarin empat pesawat juga terbang dengan rute Adi Sutjipto Yogyakart-Juanda Surabaya dan landing di Bandara Ngurah Rai pukul 15.47 wita serta pesawat terakhir landing pukul 16.31 wita.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Ngurah Rai Kapten (sus) Rinaldi menjelaskan Sabut (26/6) kemarin, bahwa dalam latihan NJJ itu semua pesawat landing dengan selamat. Selanjutnya empat pesawat itu kembali Senin ( 28/6) besok.

Sementara itu polot pesawat yang mengalami kecelakaan Letnan Kolonel Penerbang Ramot Sinaga (bukan mayor penerbang Andi Wijanarko seperti berita sebelumnya) yang dirawat di Wing Internasional RS Sanglah, kini kondisinya membaik.

Sebelumnya satu pesawat ”Wong Bee” yang membawa Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto mengalami kecelakaan, meledak dan terbakar. Sedangkan Pangdam dan pilot pesawat selamat.

Terkait kecelakaan itu, sebelumnya Komandan Pangkalan TNI-AU (Danlanud) Ngurah Rai Denpasar, Letkol Pnb Aldrin P. Mongan membenarkan ada tim investigasi dari TNI AU menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat. Namun ia menolak menjelaskan penyebab kecelakaan pesawat yang sedang melakukan terbang gembira tersebut.

Pilot Pangdam Jalani Pemulihan

Denpasar, Radar Bali
Komando Skadik 102 Letkol Pnb Ramot C. Sinaga masih dirawat di RS Sanglah pasca jatuhnya pesawat KT-1 B Wong Bee milik TNI Angkatan Udara (AU) kamis (24/6) lalu. Ramot mengalami luka-luka saat joy flight (terbang gembira) yang membara Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto.

Dari pantauan koran ini sabtu (26/6) kemarin, Ramot masih menjalani perawatan di wings Internasional. Pria yang memiloti pesawat latih dengan nomor lambung LD0102 itu ikut terjatuh bersama Pangdam Rachmat Budiyanto. Dalam kecelakaan udara itu, Ramot mengalami luka di bagian kepala, leher, dada, paha dan kaki (tumit). Sementara Pangdam hanya lecet di bagian kaki, tidak begitu parah. ” Saat ini korban pesawat TNI AU masih dirawat di ruang Sandat Wing Internasional,” urai salah satu petugas RS Sanglah.

Kondisi pasien, lanjut petugas tadi, hingga kemarin sudah mulai membaik . Boleh dibilang tinggal menjalani pemulihan. Pasalnya dengan hasil CT-Scan dan roentgen pada tubuh pasien, hasilnya sangat bagus. Meski sempat dikabarkan terkena sepihan dari ledakan pesawat latih itu, namun kata petugas medis, kondisi pasien baik-baik saja.

”Luka serpihan hanya pada permukaan kulit saja dan dari hasil pemeriksaan memang tidak ditemukan adanya pendarahan di dalam dan patah tulang. Sayangnya, petugas ini tidak tahu kapan pasien bisa pulang. Kami belum tahu jadwal kepulangannya. Namun sampai saat ini yang bersangkutan masih dirawat,”terangnya.

Di pihak lain pihak Dan Lanud Ngurah Rai tetap melakukan aksi latih tempur dalam rangka melaksanakan Navigasi Jarak Jauh (NJJ). Sore kemarin sekitar pukul 16.31, empat pesawat Wong Bee kembali unjuk gigi. Empat pesawat itu terbang bebas di udara dari Bandara Ngurah Rai selama hampir satu jam. Dengan menempuh beberapa rute Ngurah Rai, Adi Sutjipto (Jogjakarta), Juanda (Surabaya). Di Juanda, Wong Bee tiba pukul 16.31.

Setelah melakukan evaluasi , empat pesawat latih tempur itu akan kembali lagi ke Bali. Rencananya akan kembali hari senin (28/6) nanti.”ujar Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Ngurah Rai Kapten (sus) Rinaldi melalui telepon kepada koran ini kemarin malam.

Sementara itu satu Wong Bee yang terjungkal dalam aksi terbang gembira menurut Rinaldi masih diselidiki oleh tim investigasi.” Pesawatnya masih diperiksa, ”terang Rinaldi. Penyelidikan terhadap pesawat tersebut menurutnya akan menjawab sumua teka-teki mengenai ada apa dalam kecelakaan pesawat itu. ”Tidak bisa selesai dengan cepat. Pemeriksaannya perlu waktu, ”ujar Rinaldi.

Sabtu, 26 Juni 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 26 JUNI 2010

1. Heli TNI AD Mendarat Darurat di Area Sawah
2. TNI Tak Perlu Hak Pilih, Tapi Naik Gaji
3. Tamparan Keras, Paham Radikal Masuk TNI
4. Kiki: Perketat Proses Seleksi
5. Panglima TNI Ikuti Gerak Jalan Santai
6. Kasum TNI,`Salam Garuda!`

Heli TNI AD Mendarat Darurat di Area Sawah

Jumat, 25 Juni 2010 16:11 WITA
KUPANG, tribunkaltim.co.id - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya memuji pilot helikopter Kapten Pamungkas yang mengambil keputusan untuk melakukan pendaratan darurat ketika awan tebal dan hujan lebat menyelimuti helikopter milik TNI-AD itu. "Saya puji pilot...Dia sudah mengambil keputusan yang tepat (mendarat darurat, red), namun kami semua selamat," kata Gubernur Lebu Raya melalui layanan pesan singkat kepada ANTARA di Kupang, Jumat. Hal itu dikemukakan beberapa saat setelah helikopter yang ditumpangi itu mendarat darurat di Benlutu, sebuah perkampungan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).


"Kami semua tegang pada saat itu...tetapi ketegangan itu segera berlalu ketika pilot mendaratkan helikopter itu dengan aman di daerah Benlutu," kata gubernur. Lebu Raya didampingi Kepala Seksi Intelijen Korem 161/Wirasakti Kupang Mayor Inf Helmy Tjayadi Sugiono hendak terbang menuju Noemuti di wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), menghadiri sebuah acara syukuran sekaligus penobatan Sekwilda NTT Fransiskus Salem sebagai Raja Noemuti. Ketika helikopter itu terbang melintas di atas wilayah TTS, sekitar 110 km timur Kupang, tiba-tiba terjadi hujan lebat yang disertai kabut tebal sehingga membuat pilot kesulitan meneruskan penerbangan ke TTU, sekitar 220 km timur Kupang atau sekitar 100 km dari TTS.

Pilot kemudian mengambil keputusan untuk melakukan pendaratan darurat, karena keadaan cuaca sangat buruk pada saat itu. "Dia sudah mengambil keputusan yang tepat untuk melakukan pendaratan darurat di Benlutu. Kami sangat tegang pada saat itu, tetapi akhirnya mendarat dengan selamat," ujar gubernur.Mendengar kabar helikopter yang ditumpangi Gubernur NTT Frans Lebu Raya mendarat darurat di Benlutu, TTS, pemerintahan setempat langsung mengirim bantuan mobil untuk menjemput Gubernur dan Kasie Intelijen Korem 161/Wirasakti. Gubernur langsung dibawa ke SoE, ibu kota Kabupaten TTS untuk menikmati makan siang, sebelum melanjutkan perjalanan darat menuju Noemuti, TTU. (antara)

TNI Tak Perlu Hak Pilih, Tapi Naik Gaji

25/06/2010 - 20:30
INILAH.COM, Jakarta - Tentara tidak butuh hak pilih dan berpolitik, yang dibutuhkan TNI justru peningkatan kesejahteraan. Sejak reformasi, TNI adalah lembaga negara yang paling stabil, namun tidak pernah diperhatikan kesejahteraan anggotanya. Pendapat itu dikatakan pengamat hukum dan tata negara Irman Putra Sidin saat mengisi diskusi 'Menyoal Hak Pilih TNI' di DPR, Jakarta, Senayan, Jumat (25/6). "Selama 10 tahun reformasi, hanya tentara yang berhasil stabil, Polri diobok-obok, presiden sibuk lawan DPR. Ini saya lihat bahwa tentara sudah mulai berhasil, tapi negara ini belum berfikir apa kebutuhan yang sebenarnya. Kalau menurut saya tentara tidak butuh hak pilih, dia butuh gajinya dinaikkan," imbuh Irman.

Irman berpendapat wacana hak pilih atau hak politik TNI ini hanya pengulangan. Karena itu menurutnya, wacana seperti itu tidak diperlukan. Selama puluhan tahun di masa orde baru TNI aktif berpolitik. Namun, di era reformasi TNI dikembalikan ke barak, hanya menjadi alat pertahanan negara. Saking mustahilnya TNI diberi hak Politik, Irman berujar bahwa TNI baru bisa ikut berpolitik ketika Indonesia menjadi peserta Piala Dunia. "Wacana hak pilih TNI wacana berulang-ulang, kalau Indonesia sudah bisa ikut piala dunia baru bisa ikut TNI berpolitik," selorohnya.

Yang dimaksudkan, Irman tentara boleh diberikan hak politik jika kondisi politik Indonesia sudah betul-betul stabil. "Ke depan kalau kehidupan politik kita sudah masuk poitik konstitusi baru bisa, tapi faktanya 10 tahun reformasi kehidupan politik kita masih dalam hidup politik 'prostitusi'. Sudah jelas-jelas dalam UUD masih diganggu juga anggota KPU. Biarkan dia perbaiki dirinya, alat-alat negaranya diperbaiki, senjatanya," tandasnya. Sebagaimana diberitakan, saat menggelar pertemuan dengan wartawan di Istana Cipanas (18/6) SBY menggulirkan wacana pemberian hak pilih kepada anggota TNI pada Pemilu 2014.

Tamparan Keras, Paham Radikal Masuk TNI

Jumat, 25 Juni 2010 21:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com – Walau belum bisa disebut tersistematis, masuknya paham radikal dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI) ke tubuh aparat kepolisian dan militer, belakangan terhadap prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, dinilai merupakan tamparan keras bagi institusi pertahanan dan keamanan di Tanah Air.

Saya sih sebetulnya masih melihat beberapa kejadian macam tadi sebatas anomali.
Hal itu disampaikan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Andi Widjojanto, Jumat (25/6/2010), saat diubungi Kompas, menyusul tertembak matinya terduga teroris Yuli Karsono, pecatan anggota TNI AD yang bertugas di Pusat Pendidikan Perhubungan, Cimahi, Jawa Barat. Seperti diwartakan, Yuli, terakhir berpangkat Prajurit Kepala (Praka), dipecat dari ketentaraan karena terlibat Jemaah Islamiyah dan bahkan sempat dipenjara di tahanan militer selama dua tahun (2002-2004) setelah kasusnya diusut oleh Polisi Militer.

“Saya sih sebetulnya masih melihat beberapa kejadian macam tadi sebatas anomali. Belum sampai menjadi semacam pola besar, kelompok teroris memang secara ingin merekrut anggota polisi atau TNI. Namun tetap kejadian seperti Yuli menjadi tamparan keras bagi institusi TNI karena bagaimana bisa indoktrinasi mereka yang kuat bobol oleh paham-paham radikal,” ujar Andi. Padahal selain didoktrin kuat untuk tetap loyal pada Pancasila, Negara Kesatuan RI, dan Undang-undang Dasar 1945, prajurit TNI juga didoktrin untuk senantiasa patuh pada yang namanya Sumpah Prajurit TNI dan Sapta Marga. Selain itu dalam struktur TNI juga ada bagian khusus menangani pembinaan mental prajurit TNI.

Dalam catatan Kompas, keterlibatan oknum atau mantan aparat juga pernah terjadi sebelumnya ketika diketahui dua bintara polisi ditahan karena menjual sejumlah senjata disposal, salah satunya jenis AK-47, dan 8.000 butir peluru kepada anggota kelompok teroris Aceh. “Masalah ini bisa menjadi serius ketika kita melihatnya begini, bagaimana bisa seorang prajurit TNI yang ketika itu masih aktif, sama sekali tidak memiliki benteng mental ideologi untuk menangkal proses radikalisasi. Kejadian itu harus menjadi peringatan (warning) serius,” tambah Andi.

Kiki: Perketat Proses Seleksi

Jumat, 25 Juni 2010 22:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakri mengingatkan perlunya pengetatan proses seleksi dan rekrutmen awal saat masuk TNI yang salah satunya juga memasukkan kewaspadaan pada paham-paham radikal dan organisasi teroris. Kalau pembinaan dan doktrinasi di TNI AD saya percaya sangat ketat.

“Kalau dahulu kan dalam proses seleksi, yang namanya calon atau keluarganya dinilai berasal dari latar belakang tidak bersih diri atau berpaham komunis, pasti tidak akan lolos. Hal itu diterapkan ketat sekali. Nah, sekarang kenapa tidak dilakukan sama, terutama penyaringan terkait latar belakang kelompok garis keras atau teroris,” ujar Kiki ketika dihubungi Kompas, Jumat (25/6/2010).
Selain itu Kiki juga mengingatkan, masalah klasik terkait kesejahteraan prajurit TNI yang masih minim, sangat berpotensi dipengaruhi atau disusupi, setidaknya ketika para jaringan teroris mencoba mencari akses senjata dan amunisi. Lantaran kepepet secara ekonomi, tambah Kiki, seorang prajurit TNI yang gelap mata bisa saja menjual senjata atau amunisi mereka tanpa tahu kalau kemudian ternyata yang membeli berasal dari kelompok garis keras atau teroris. Pemerintah dan DPR harus secepatnya terus meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI.

“Kalau pembinaan dan doktrinasi di TNI AD saya percaya sangat ketat. Enggak akan mungkin ada prajurit TNI disusupi paham seperti itu kalau dia memang enggak ‘membawa gen’ atau latar belakang keluarga atau kelompok itu. Kalau dipengaruhi saat setelah jadi anggota TNI, saya yakin kemungkinannya kecil sekali,” ujar Kiki. Kiki mencontohkan pengalamannya saat bertugas di Timor Timur (Timor Leste).
Salah seorang bintara anak buahnya dimasukkan sel karena melawan atasan. Kebetulan karena keterbatasan fasilitas penjara, si bintara itu dimasukkan ke penjara umum di mana dia bertemu banyak anggota kelompok klandestin. “Ketika dia keluar dari situ dia langsung melapor apa saja yang dia dengar dan ketahui saat di dalam penjara. Jadi memang kalau pembinaan dan rekrutmen awalnya bagus, akan sangat sulit untuk mempengaruhi anggota TNI dengan paham atau pemikiran radikal,” ujar Kiki.

Panglima TNI Ikuti Gerak Jalan Santai

Jumat, 25 Juni 2010 - 22:45 WIB
JAKARTA (Pos Kota) – Dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke-44 tahun 2010 Ikatan Kesejahteraan Keluarga TNI (IKKT) Pragati Wira Anggini (PWA) menyelenggarakan Gerak Jalan Santai yang diikuti oleh Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso selaku Pembina Utama dan Ketua Umum IKKT Pragati Wira Anggini, Angky Djoko Santoso di Mabes TNI Cilangkap, Jumat (25/6). Lebih dari 500 anggota IKKT Pragati Wira Anggini dan para prajurit TNI serta PNS TNI mengikuti gerak jalan santai yang dilepas oleh Panglima TNI didampingi Ketua IKKT Pragati Wira Anggini dengan start Gedung Olah Raga Ahmad Yani Mabes TNI dan finish di Hutan Danau Wana Tirta Mabes TNI.

Usai memasuki finish, Panglima TNI dan Ketua Umum IKKT Pragati Wira Anggini diikuti oleh Ketua panitia HUT IKKT, para Ketua Cabang IKKT Pragati Wira Anggini, para pejabat Mabes TNI serta para peserta gerak jalan santai menanam pohon trembesi dan menebar ikan di lokasi Wana Tirta tersebut. Selanjutnya Ketua Umum IKKT Pragati Wira Anggini menyerahkan bibit trembesi secara simbolis kepada para Ketua Cabang IKKT Pragati Wira Anggini.

Penanaman pohon dan penebaran ikan ini merupakan salah satu wujud nyata peran serta IKKT Pragati Wira Anggini, dalam ikut menyukseskan salah satu program pemerintah dalam menangani pemanasan global yaitu dengan melakukan penanaman pohon. Diharapkan dengan sumbangsih dari IKKT Pragati Wira Anggini dalam penghijauan ini dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara serta

Kasum TNI,`Salam Garuda!`

Sabtu, 26 Juni 2010 - 0:53 WIB
LEBANON (Pos Kota) – Dalam rangkaian kunjungannya ke Lebanon, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Marsdya TNI Edy Hardjoko bersama rombongan dan mengangkat moril Prajurit TNI melalui acara Malam Akrab di tengah-tengah Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Kontingen Garuda Lebanon misi perdamaian PBB, di Markas Batalyon Mekanis Konga XXIII-D/Unifil UN Posn 7-1 Adshit Al-Qusayr. Acara malam akrab ini dihadiri oleh Wadan Sektor Timur Unifil Kolonel Inf Surawahadi, Dansatgas FHQSU Konga XXVI-B1/Unifil Kolonel Inf Restu Widiyantoro, Dansatgas Konga XXIII-D/Unifil, Letkol Inf Andi Perdana Kahar, Wadan Satgas POM TNI Konga XXV-B/Unifil, Letkol Laut (PM) Sessa Bp. Sugardo, M.Eng, Interpreter Ms. Salma Daabous dan Ms. Amal serta tamu undangan dari warga setempat.

Marsdya TNI Edy Hardjoko mengungkapkan rasa haru dan kebanggaannya akan perjuangan dan dedikasi Prajurit Kontingen Garuda yang telah mengangkat dan mengharumkan nama baik TNI, Bangsa dan Negara Indonesia. Hal ini disampaikan Kasum TNI setelah bertemu dengan Panglima UNIFIL dalam acara Courtesy Call dengan Major General Alberto Asarta Cuevas di ruang kerja Force Commander Mabes UNIFIL UN Posn 4-7C di Naqoura, pada siang hari sebelumnya.

Selanjutnya dikatakan, dalam tugas operasi apapun memiliki ciri khas yang sama. Sebab itu kesempatan yang langka ini merupakan waktu yang istimewa sembari bernostalgia, untuk turut merasakan kehidupan selaku prajurit di medan operasi. “Saya bangga bisa berada di tengah-tengah prajurit Garuda….salam Garuda!” seru Kasum TNI yang disambut pula dengan salam yang sama oleh seluruh prajurit yang hadir.

Dengan kepiawaiannya memainkan alat musik gitar, Kasum TNI beserta Asrenum Panglima TNI Marsda TNI Amirullah Amin, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Suhartono Suratman, Penmil PTRI New York Laksma TNI Antonius Sugiarto, Athan Militer Kairo Kolonel Laut R. Teguh Isgunanto, membawakan lagu pembangkit semangat dan moril juang prajurit. Hal ini disambut dengan sangat antusias oleh seluruh pasukan yang tumpah-ruah memenuhi halaman depan panggung hiburan. Jumat (25/6), Kasum TNI Marsdya TNI Edy Harjoko dan rombongan mengunjungi Markas Satgas Indo Force Headquarter Support Unit (FHQSU) Konga XXVI-B1 dan Satgas Indo Force Protection Company (FPC) Konga XXVI-B2 bertempat di Sudirman Camp, Naqoura Lebanon Selatan. Rombongan Kasum TNI langsung disambut oleh Komandan Kontingen Indonesia sekaligus Dansatgas Indo FHQSU Kolonel Inf Restu Widiyantoro serta Dansatgas Indo FPC Konga XXVI-B2 Letkol Inf Fulad, dirangkaikan dengan penyambutan oleh seluruh Perwira TNI.

Selanjutnya, Kasum TNI menerima paparan singkat tentang Kontingen Indonesia dari Kolonel Inf Restu Widiyantoro yang meliputi ; perkembangan situasi dan kondisi terkini, jumlah kontingen Indonesia, tugas yang telah dilaksanakan, kekuatan Alutsista yang dimiliki serta hambatan dan masalah yang dihadapi saat ini. Dilanjutkan dengan paparan dari Dansatgas Indo FPC Letkol Inf Fulad serta paparan dari Dansatgas Indonesian Medical (Indomed) Konga XXIX-A Mayor CKM dr Bima Wishnu, Sp.THT. Setelah menerima paparan singkat dari para Dansatgas, Kasum TNI menyempatkan diri untuk melihat dan memeriksa kondisi Alutsista berupa Ranpur VAB serta “ANOA” yang saat ini menjadi tumpuan utama Satgas Indo FPC untuk mengamankan wilayah tanggungjawab Satgas Kontingen Garuda. Setelah melihat kondisi keseluruhan kesiapan Ranpur tersebut, Kasum TNI juga menyempatkan diri meninjau langsung barak atau tempat tinggal para Prajurit Garuda.

Kasum TNI merasa puas dengan kelengkapan dan kesiapsiagaan Satgas Indo FHQSU Konga XXVI-B, Satgas 1st Indo FPC Konga XXVI-B2, Satgas 2nd Indo Force Protection Company (2nd Indo FPC) Kompi Mekanis Konga XXIII-C1 dan Satgas Indonesian Medical (Indomed) Konga XXIX-A, yang telah memasuki bulan ke-tujuh waktu penugasan, masih tetap siap dalam kondisi operasional. Dengan kesiapsiagaan dan profesionalisme yang dimiliki ini, Kasum TNI memiliki keyakinan bahwa tugas-tugas kedepan dapat diemban dengan baik. Dalam kunjungan tersebut Kasum TNI didampingi oleh Dubes RI untuk Lebanon R Ahmad Arief, Asrenum Panglima TNI Marsda TNI Amirullah Amin, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Suhartono Suratman, Penasehat Militer RI di PBB Laksma TNI Antonius Sugiarto dan Athan Indonesia di Kairo Kolonel Laut Teguh Isnanto SS. (puspen/syamsir)

Jumat, 25 Juni 2010

DAFTAR ISI KLIPING TGL 25 JUNI 2010

1. Pesawat Pangdam Terjatuh
2. Pesawat Latih TNI-AU Meledak Pangdam Udayana Selam...
3. Kecelakaan Menimpa Pangdam Udayana Hari Kamis di B...
4. TNI AU Bantah Pesawat Jatuh Akibat Bersenggolan
5. TNI Selidiki Kecelakaan Pesawat Woong Bee di Bali
6. Kesejahteraan TNI Dipandang Lebih SubstansialKetim...
7. Bati TNI Akan Ikuti Latihan Tempur di AS
8. PNS - Pekerja Cadangan TNI
9. Yuli Harsono Pernah Latih Laskar Mujahidin

Pesawat Pangdam Terjatuh

Tuban, Radar Bali
Rencana TNI Angkatan Udara memberikan joy flight (penerbangan gembira) bagi para pejabat di Bali berakhir petaka. Salah satu pesawat latih jenis KT-1 B Wong Bee yang digunakan unsur Muspida Provinsi Bali untuk mengikuti joy flight justru mengalami musibah dan meledak di ujung timur landasan pacu Bandara Ngurah Rai, Kamis (24/6) kemarin.

Pesawat latih milik skadron Pendidikan (Skadik) 102 Lanud Adi Sutjipto Jogjakarta itu sebenarnya sudah mendarat di Landasan Udara (Lanud) Ngurah Rai sejak selasa (22/6) lalu. Ketika itu, hanya empat pesawat latih yang mendarat.

Padahal sedianya ada lima pesawat yang akan mendarat di Lanud Ngurah Rai. Kelima pesawat latih tersebut sedianya digunakan untuk melatih para penerbang yang diproyeksikan menjadi instruktur penerbang di lingkungan TNI AU. Tercatat ada 16 siswa penerbang yang akan dilatih oleh 19 instruktur penerbang dari Skadik 102. Sebelumnya sebanyak 35 orang crew ground handling dari Skadik 102 sudah lebih dulu mendarat di Lanud Ngurah Rai.

Informasi yang dihimpun Radar Bali, para penerbang tersebut akan dilatih mulai kemarin hingga rabu (30/6) mendatang. Para calon instruktur penerbang itu akan diproyeksikan sebagai instruktur penerbang di lingkungan Mabes TNI AU dan dilatih menggunakan sistem navigasi jarak jauh (NJJ).

Keempat pesawat latih tersebut mendarat di Base Ops Lanud Ngurah Rai sekitar pukul 11.00 siang kemarin dan selanjutnya direncanakan untuk melakukan penerbangan gembira bersama para pejabat.

Sedianya para pejabat yang akan menjalani penerbangan gembira itu adalah Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto, Kapolda Bali Irjen Pol Sutisna, Kepala bank Indonesia Perwakilan Bali Jefry Kauripan, dan Komandan Lanud Ngurah Rai Aldrin Petrus Mongan.

Belakangan Gubernur Bali Mangku Pastika mendadak membatalkan rencannya mengikuti kegiatan penerbangan gembira tersebut. Akhirnya pesawat latih yang rencananya ditumpangi oleh Gubernur Pastika ditumpangi oleh Pangdam IX/Udayana .

Kata Kabag Humas Biro Humas dan Portokol Pemprov Bali Teneng, gubernur tidak hadir di acara joy flight karena ada acara dengan KPK di Wisbha Sabha.
”Gubernur tidak ada firasat apa-apa terkait tidak hadirnya dalam acara itu,” sebut Teneng.

Tak disangka pesawat dengan nomor lambung LD 0102 yang dipiloti oleh Komandan Skadik 102 Letkol Pnb Ramot C. Sinaga itu justru mengalami nasib nahas dan jatuh di ujung landasan pacu.

Misi penerbangan tersebut dimulai sekitar pukul 14.55 siang atau maju 35 menit dari rencana penerbangan awal. Penerbangan yang direncanakan berjalan selama 45 menit itu awalnya berjalan normal. Namun, sepuluh menit terakhir atau menjelang landing justru terjadi musibah.

Empat pesawat yang terbang secara beriringan tersebut sejatinya hendak mendarat dan datang dari arah barat landasan pacu. Tiba-tiba pesawat yang berada di urutan paling depan langsung terbang ke atas seolah bermanuver dan memisahkan diri dari rombongan.

Tiba-tiba saja terdengar suara ledakan keras dan terlihat dua orang penumpang terlontar keluar dari pesawat menggunakan perasut. Kedua orang yang belakangan diketahui adalah Komandan Skadik 102 dan Pangdam IX/Udayana itu terlihat mendarat di areal bandara dan sempat berjalan agak terpincang-pincang. Sementara pesawat terhempas di ujung timur landasan pacu.

Kondisi tersebut kontan membuat administratur Bandara Ngurah Rai dan TNI AU Lanud Ngurah Rai panik. Dua mobil pemadam kebakaran di bandara langsung dikerahkan ke lokasi terhempasnya pesawatpun demikian dengan ambulan. Para wartawan yang berada di areal landasan pun langsung diminta menjauh dari landasan dan menunggu di dalam areal Base Ops. Sementara wartawan yang berada di luar Base Ops langsung dilarang untuk masuk ke dalam areal base Ops. Begitu api yang muncul dari pesawat itu berhasil dipadamkan, TNI AU langsung memasangi sekitar areal jatuhnya pesawat berikut serpihan-serpihannya itu dengan garis polisi. Sementara badan pesawat langsung ditutup dengan terpal berwarna putih.

Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar Dwi Putra, peristiwa nahas tersebut diduga terjadi sekitar pukul 15.30 sore. Ketia itu pesawat latih tersebut baru sekitar 15 menit terbang di udara dan hendak mendarat dari arah barat runway. Tak disangka, pesawat yang ditumpangi Pangdam IX/Udayana tersebut justru terhempas dan meledak di ujung landasan pacu.

Beruntung pilot pesawat dan penumbang pesawat latih nahas tersebut berhasil melontarkan diri dan mengembangkan parasut. Sementara tiga pesawat latih lainnya tetap melanjutkan pendaratan.

Pesawat sebenarnya hendak landing dan tahu-tahu pesawat jatuh. Tapi pilot dan Pangdam selamat karena sudah memontarkan diri sebelum pesawat itu terhempas dan meledak. Sedangkan pesawat lainnya tetap landing. Jadi posisinya memang sedang landing dan tidak hendak melakukan manuver,” terang Sugianyar di depan Base Ops Lanud Ngurah rai.
Sedangkan Komandan Lanud Ngurah Rai Letkol Pnb Aldrin Petrus Mongan dalam keterangan persnya mengatakan program penerbangan gembira ini memang dijadwalkan dalam program pelatihan instruktur penerbang ini. Dalam misi ini memang kami laksanakan pengenalan kepada muspida untuk mengkomunikasikan potensi udara kita, ”jelas Aldrin.
Aldrin sendiri mengaku tidak tahu persis kronologi musibah tersebut karena dirinya saat itu ikut dalam rombongan joy flight .
”Sampai kami landing yang kami tahu semua berjalan normal. Setelah mendarat baru kami sama-sama mengetahui jika ada kejadian , karena saat itu saya juga dalam posisi di udara dan dalam posisi nomor dua. Kami tadi datang dari arah runway menuju arah doorwind, mungkin yang lebih jelas visualisasinya yang di bawah, karena kami sedang di dalam pesawat imbuhnya.

Pria asal Sulawesi Utara itu menyakan selama berada di darat semuanya berjalan dengan normal sesuai prosedur. Bahkan komunikasi selama penerbangan berlangsung tidak pernah terjadi Interrupt influence, maupun satobase. Ia juga menampik bahwa kecelakaan terjadi karena pesawat hendak melakukan manuver penerbangan.

”Ini terbang gembira, terbang normal. Kami tidak dalam kapasistas untuk latihan-latihan (Manuver). Ini latihan juga untuk navigasi. Untuk latihan tertentu sudah ada tempatnya dan waktu yang lain. Pesawat ini juga termasuk masih baru di antara yang kami miliki dan sepengetahuan kami masih handal ,”katanya lagi.

Lalu bagaimana dengan cuaca ? Perwira dengan pangkat dua mawar itu mengatakan cuaca sebenarnya dalam kondisi yang cukup baik, sehingga misi terbang tersebut dilanjutkan. Diakui Aldrin, memang terdapat awan yang cukup banyak namun itu tidak dalam posisi membahayakan.

Pria yang juga meraih wing Skadik 201 itu menyatakan pilot dan Pangdam dalam konsisi selamat. ”Barusan ini kami komunikasi (dengan pilot). Hanya karena ada komunikasi, percakapan kami hentikan. Pangdam juga bersama-sama dengan kami di dalam ruangan, berkomunikasi dan bersyukur kepada Tuhan. Tadi juga beliau sudah berpamitan untuk kembali,” tegasnya

Sementara untu progaram pelatihan navigasi jarak jauh ini Aldrin mengaku masih harus menunggu keputusan dari atasannnya,”Program inikan sudah ada. Nanti kami menunggu putusan dari atasan, akan dilanjutkan atau bagaimana. Kami sekarang dalam posisi menunggu, karena ada atasan yang memutuskan (program ini), tantasnya.

Rencana tim investigasi dari Mabes TNI AU akan mendarat di Denpasar kemarin malam untuk selanjutnya melakukan investigasi terhadap peristiwa tersebut.

Atas insiden udara itu, Pangdam Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto langsung diperiksa kesehatannya secara menyeluruh di RS Angkatan Darat, setelah dinilai aman, Jenderal dua bintang di pundang itu langsung pulang ke kediamannya.

Sementara Letkol pnb Ramot Sinaga dilarikan ke RS Sanglah. Informasi yang dihimpun koran ini di lapangan mengatakan korban mengalami cidera di bagian kepala dan betis kanannya. Hingga pukul 14.30 sore kemarin para wartawan tidak diperbolehkan mengambil gambar di ruang tempat korban dirawat. Padahal para wartawan baik cetak maupun elektronik sudah tampak berjejalan di depan ruang medis setempat.

Kapendam Letkol IB Gaga Ardana mengakui insiden itu. Yang jelas kondisi Pangdam Udayana baik-baik saja dan sekarang sedang istirahat di kediamannya. ”bapak sedikit trauma dan perlu istirahat setalah Check up di RSAD,” katanya semalam.













Pesawat Latih TNI-AU Meledak Pangdam Udayana Selamat

25 Juni 2010 BP
Denpasar (Bali Post) -Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat B. dan pilot Mayor Pnb. Andi Wijanarko selamat setelah pesawat latih yang ditumpanginya terbakar kemudian meledak saat mendarat di Bandara Ngurah Rai, Kamis (24/6) kemarin. Pangdam selamat setelah terlontar ke udara menggunakan kursi penyelamat.''Kami bersyukur bisa selamat dengan menggunakan kursi pelontar,'' ujar Pangdam IX/Udayana usai insiden tersebut. Dikatakannya, saat menyentuh landasan bandara, tiba-tiba pesawat latih tempur itu mengeluarkan api dan terbakar. Sesaat kemudian Pangdam Udayana bersama sang pilot langsung terlempar ke udara dan mendarat menggunakan terjun payung.
Sedangkan bangkai pesawat yang meledak terlihat berserakan dalam beberapa bagian di landasan pacu.Danlanud Ngurah Rai Letkol Pnb. Aldrin P. Mongan belum bisa menjelaskan penyebab kecelakaan tersebut. Ia pun menampik jika terjadinya senggolan dengan pesawat latih lain. ''Kami belum bisa menjelaskan penyebab kecelakaan. Kami bersyukur semua selamat,'' katanya.
Dikatakannya, penerbangan empat pesawat latih ini merupakan bagian dari kegiatan terbang gembira. Misi terbang tersebut untuk melihat dari udara wilayah Bali. Pejabat yang ikut dalam penerbangan tersebut Muspida Bali, Pimpinan BI Denpasar, Kapolda Bali dan Pangdam IX/Udayana.Aldrin menyebutkan, empat pesawat latih KT 1 Woong Bee TNI-AU terbang bersama. Pesawat pertama, ketiga dan keempat mendarat dengan selamat. Pesawat kedua yang ditumpangi Pangdam saat menyentuh landasan tiba-tiba terbakar. Insiden ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa dan mengganggu penerbangan komersial. Insiden terjadi pada ujung timur landasan Bandara Ngurah Rai. Mendarat MulusSementara itu, Pemimpin Bank Indonesia Denpasar Jeffrey Kairupan mengatakan dirinya memang ikut dalam pesawat latih tersebut.
''Saya ikut dalam salah satu pesawat. Ketika selesai terbang, kami langsung mendarat dengan mulus. Saya tidak tahu ada kecelakaan karena begitu mendarat langsung diamankan petugas bandara. Ternyata belakangan saya tahu pesawat yang ditumpangi Pangdam IX/Udayana mengalami kecelakaan dan terbakar,'' ungkapnya.Jeffrey menegaskan, tidak ada senggolan antara satu pesawat dengan pesawat lain karena semua mendarat secara bergantian. Sebenarnya Gubernur Bali I Made Mangku Pastika diundang untuk ikut terbang bersama pesawat latih TNI-AU. Namun, karena ada penandatanganan Pakta Integritas dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan disaksikan Penasihat KPK, Gubernur tidak bisa ikut.''Gubernur memang diundang tetapi karena waktunya bersamaan dengan penandatanganan Pakta Integritas, Gubernur tidak hadir. Tidak ada pejabat yang mewakili Gubernur dalam kegiatan terbang tersebut,'' ujar Kabag Pusat Pemberitaan dan Dokumentasi Pemprov Bali Drs. I Ketut Teneng. (kmb/ian)

Arsip Blog