Jumat, 24 September 2010

16 Rumah di Loli Dibakar



POS KUPANG/PETRUS PITER
Bupati Sumba Barat, JP Pandango (tengah), didampingi Kapolres dan Dandim Sumba Barat, Rabu (22/9/2010) pagi, memberikan pengarahan agar warga tetap tenang dan mempercayakan penyelesaian kasus pembakaran rumah kepada polisi.

KAMIS, 23 SEPTEMBER 2010 09:34 WIB
WAIKABUBAK, POS KUPANG.Com -- Sebanyak 16 rumah milik warga Kampung Loko Duka, Desa Dila Tanah, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Rabu (22/9/2010) sekitar pukul 01.00 dinihari, dibakar sekelompok warga tak dikenal. Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini, tetapi semua rumah yang dibakar hangus dan rata tanah. Kasus ini terjadi belum sehari setelah pelantikan Bupati-Wakil Bupati Sumba Barat, Selasa (21/9/2010) pagi. Informasi yang diperoleh Pos Kupang menyebutkan, para pelaku diduga berasal dari Desa Tema Tanah, Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya. Desa Dila Tanah masih bertetangga dengan Desa Tema Tanah. Meski berbeda kabupaten, tetapi kedua desa ini cuma dipisahkan kali, jarak antara kedua desa kurang lebih satu kilometer.

Menurut informasi yang dihimpun, pemicu kejadian ini diduga perampokan kerbau milik masyarakat Desa Tema Tanah. Dalam pencarian, warga Tema Tanah menemukan jejak kaki kerbau ke arah permukiman warga Desa Dila Tanah. Arah jejak kaki kerbau ini membuat warga Desa Tema Tanah mengira pencuri kerbau adalah warga Desa Dila Tanah. Seingo Lede dan Ama Loru, dua warga korban kebakaran di lokasi kejadian, kemarin pagi, menuturkan, mereka sama sekali tidak menduga aksi pembakaran rumah mereka. Sebelumnya, kata keduanya, warga Kampung Loko Duka sama sekali tidak mendengar rencana atau melihat gelagat akan terjadi kasus kekerasan itu.

Warga kampung ini, tutur Seingo dan Ama Loru, bahkan tidak mendengar apa-apa tentang kerbau yang hilang. Selama ini mereka selalu hidup baik-baik saja. Tidak ada persoalan besar yang mengkhawatirkan. Tak dinyana, kata Seingo dan Ama Loru, Rabu dinihari, sekitar pukul 01.00 Wita, muncul ratusan orang dari arah barat yang langsung membakar rumah milik warga di sekitar perbatasan itu. Semua barang ludes terbakar. Warga korban tidak bisa menyelamatkan barang-barang karena kejadiannya secara tiba-tiba. Meski demikian, mereka bersyukur kejadian tidak menimbulkan korban jiwa. Semua warga selamat dari amukan sekelompok warga tak dikenal tersebut.

Seingo dan Ama Loru mengatakan, untuk menjaga keselamatan, semua warga di perbatasan mengungsi kecuali para pria yang terus berjaga-jaga di lokasi kejadian guna mencegah aksi susulan. Mereka berharap aparat kepolisian segera menangkap para pelaku dan diproses sesuai peraturan hukum yang berlaku. Di hadapan Bupati Sumba Barat, JP Pandango, Kapolres Sumba Barat, AKBP Yayat Jatnika, Dandim 1613 Sumba Barat, Letkol Ade Ikhwan, dan sejumlah pejabat lainnya yang mendatangi lokasi kejadian, Rabu (22/9/2010) sekitar pukul 11.15 Wita, Ama Loru menuturkan kejadian yang menakutkan itu.

Dia mengatakan, Rabu dinihari itu, datang Jefri, seorang warga dari Desa Tema Tanah, yang memintanya segera keluar menyelamatkan diri karena rumahnya mau diserang. Jefri mengatakan, sudah banyak orang dari belakangnya yang datang hendak membakar rumah miliknya dan warga sekitar. Ama Loru sempat menanyakan alasan rumahnya hendak dibakar. Jefri mengatakan, warga tetangga itu menemukan jejak kaki kerbau hilang menuju arah Kampung Loko Duka. Jefri mendesak Ama Loru segera keluar menyelamatkan diri, anak-anak dan istri. Tanpa berpikir panjang, tutur Ama Loru, ia bersama anak-anak dan istri lari ke belakang menuju hutan menyelamatkan diri. Tak lama kemudian, rumah miliknya langsung dibakar puluhan orang. "Saya tidak bisa melihat langsung pelaku pembakaran rumah karena takut, gelap dan berjauhan," tutur Ama Loru.

Seperti disaksikan Pos Kupang di lokasi kejadian, Rabu pagi, ada dua titik pembakaran. Di lokasi pertama terdapat 11 rumah warga yang dibakar. Sedangkan tiga unit rumah lainnya selamat. Selanjutnya di lokasi kedua yang terpaut sekitar 200 meter, ada 5 rumah yang dibakar. Sekitar 2-3 rumah selamat. Semua korban mengungsi menyelamatkan diri. Sementara ratusan orang bersenjata parang, tombak, panah dan batu berkumpul di lokasi kejadian, siap berperang.

Kedua kelompok warga berbeda kabupaten ini siap berhadap-hadapan. Jaraknya sekitar 700-800 meter dan terpisahkan sungai. Namun, berkat kesigapan aparat kepolisian Polres Sumba Barat, anggota Kodim 1613 Sumba Barat, Satpol PP dan tokoh masyarakat, situasi bisa dikendalikan dan bentrokan bisa dicegah.

Sementara itu suasana Kota Waikabubak, Ibu kota Kabupaten Sumba Barat sedikit terganggu. Sebagian sekolah memilih memulangkan anak-anai sekolah lebih awal. Bahkan untuk menenangkan keadaan staf Dishub dan Komunikasi Sumba Barat keliling kota menenangkan warga dan meminta warga tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Secara umum kondisi keamanan Kota Waikabubak relatif stabil. (pet)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog