Sabtu, 29 Mei 2010

Teliti Kota China, Unimed-Lantamal kerjasama

Saturday, 29 May 2010 05:18
MEDAN - WASPADA ONLINE. Pusat studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan dan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) Belawan menjajaki kerja sama penelitian bawah air di sungai-sungai jalur masuk (entrance) ke Situs Kota China.

Kepala Pussis Unimed, Phill Ichwan Azhari di Medan, tadi malam mengatakan, penjajakan kerja sama ditandai dengan kedatangan Kadis Potensi Maritim Lantamal Belawan Letkol Laut (S) Ferdinand Junjungan ke Museum Situs Kota China di Desa Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, kemarin. Maksud kunjungan itu disamping untuk melihat Museum Situs Kota China, sekaligus juga untuk menjajaki dan menjalin kerja sama terutama terkait dengan penelitian bawah air di sungai-sungai jalur masuk ke Kota China sejak abad ke-12.

"Situs Kota China adalah bandar perniagaan kuno di Medan sejak abad ke-12 hingga ke-14. Hal ini patut disambut baik, karena masih ada orang yang peduli dengan situs sejarah," katanya. Dalam kunjungan itu Ferdinand Junjungan mengatakan, Lantamal Belawan merasa tertarik untuk menjalin kerja sama dengan Pussis Unimed terutama untuk membongkar jejak sejarah di kawasan Medan Marelan. "Namun Letkol Ferdinand pada kesempatan itu juga mengingatkan bahwa untuk melakukan penelitian bawah air seperti menggunakan alat-alat penyelam membutuhkan perizinan yang jelas dari instansi terkait," kata Ichwan menjelaskan. Staf peneliti Pussis Unimed Erond Damanik mengatakan, jalur sungai (riverine) menuju Kota China seperti Sungai Deli yang bermuara ke Belawan memiliki peran strategis yang menghubungkan dataran tinggi Karo dengan Lembah Deli. Setidaknya hal itu dibuktikan oleh temuan bongkahan perahu tua di sekitar Danau Siombak yang kini disimpan di rumah salah satu warga Kota China di Keluarahan Paya Pasir. Di Marelan sendiri, lanjutnya, sungai itu dibagi dalam beberapa anak sungai yang ukurannya sangat lebar seperti Sungai Terjun yang merupakan jalur masuk ke Danau Siombak. Ia juga menjelaskan, pada awalnya Kota China merupakan daerah berair (rawa) yang mengalami proses sedimentasi sehingga terjadi pengendapan delta selama kurang lebih 900 tahun yang kini menjadi daratan.

Hal ini menyebabkan kawasan Kota China seolah-olah jauh dari pesisir pantai laut Belawan. Oleh karena itu, mengingat pentingnya jalur sungai di sekitar Situs Kota China sebagai jalur pelayaran menuju Bandar Kota China pada abad ke-12-14, maka penelitian-penelitian intensif di daerah sungai sangat potensial dilakukan. Hal ini bertujuan terutama untuk mengetahui sebaran temuan-temuan artefak di sekitar sungai menuju Kota Cina. Hal ini tampak pada Sungai Terjun yang digali oleh Pemerintah Kota Medan terutama untuk mengendalikan banjir yang terjadi di Desa Terjun. "Pada saat pelurusan dan pendalaman tersebut, sejumlah benda kuno seperti keramik dan tembikar sangat banyak ditemukan. Semua temuan itu saat ini disimpan di Meseum Situs Kota China," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog