Lomba Gerak Jalan RusuhDua Desa Ribut, Truk Dibakar, Tiga Luka Berat
Singaraja (Bali Post) Lomba gerak jalan 45 kilometer untuk memperingati HUT RI ke-65 di Buleleng, Minggu (15/8) dinihari kemarin, terpaksa dibubarkan sebelum peserta mencapai finish. Pasalnya, di tengah-tengah lomba terjadi keributan antara dua kelompok warga dari Desa Bondalem dan Desa Kubutambahan yang berbuntut pemblokiran Jalan Raya Singaraja-Amlapura selama sekitar 10 jam.
Akibat peristiwa itu, puluhan orang luka-luka, termasuk tiga orang yang mengalami luka cukup berat. Satu truk dibakar warga dan satu mobil dirusak serta dua pohon asam di pinggir jalan ditebang lalu dirobohkan ke tengah jalan. Selain itu, ratusan truk pengangkut pasir telantar selama 10 jam karena jalan raya di sekitar Pura Meduwe Karang di Kubutambahan ditutup mulai pukul 03.00 wita dan baru dibuka pukul 13.00 wita siang. Informasi di lokasi kemarin menyebutkan, peristiwa itu sebenarnya berawal dari pertikaian individu yang kemudian meluas kepada ketersinggungan warga desa.
Pertikaian berawal ketika seorang warga yang diduga dari Desa Bondalem mengaku disenggol hingga terjatuh oleh sebuah mobil yang mengangkut supoter gerak jalan dari Desa Kubutambahan. Masalah lalu lintas itu sebenarnya sudah damai. Namun beberapa saat kemudian terjadi keributan yang lebih besar. Peserta gerak dan suporter dari Kubutambahan diserang oleh sekelompok warga hingga mengalami luka.
Dalam peristiwa itu seorang warga Kubutambahan, Sudarma, mengalami luka serius hingga harus menjalani rawat inap di ruymah sakit. Selain itu, mobil Kijang Inova yang digunakan mengangkut suporter Kubutambahan dirusak. Dan sebuah truk pengangkut pasir yang pemiliknya diketahui berasal dari Kubutambahan juga dibakar sekelompok warga. Keributan itu langsung ditangani aparat keamanan sehingga lomba gerak jalan bisa dilanjutkan kembali. Namun sekitar pukul 02.30 wita kembali terjadi keributan ketika peserta gerak jalan yang pertama memasuki wilayah Desa Kubutambahan.
Enam peserta pada urutan pertama, yakni regu SMKN 3 Singaraja, Kelurahan Astina, Satpol PP, Undiksha, SMKN 1 Singaraja dan Bank Buleleng yang tidak mengerti apa-apa tiba-tiba diserang oleh sekelompok warga dari Kubutambahan. Selain dilempari batu, peserta gerak jalan itu juga merasa terancam karena sekelompok warga itu membawa senjata tajam. Akibatnya, sejumlah peserta gerak jalan mengalami luka-luka karena terkena lemparan batu atau terjatuh saat melarikan diri. Semua peserta gerak jalan yang sebagian besar terdiri dari anak-anak muda dari SMA, seka teruna dan perguruan tinggi itu kemudian diungsikan ke Markas Batalyon Kompi Bantuan TNI di wilayah Air Sanih.
Setelah suasana agak mereda, peserta langsung dievakuasi menuju Singaraja dengan menggunakan truk milik TNI.Di sisi lain, aksi kelompok warga dari Kubutambahan terus berlanjut. Mereka menebang dua pohon asam di pinggir jalan dan langsung dirobohkan ke tengah jalan sehingga kendaraan harus mencari jalan ke tepi got untuk tidak bisa lewat. Selain itu, warga juga memblokir jalan dengan memasang pagar bambu dan kayu di sebelah selatan Pura Meduwr Karang.
Akibat pemblokiran itu ratusan truk pasir terjebak dan tidak bsia lewat. Sementara sepeda motor dan mobil-mobil berukuran kecil masih bisa mencari jalan alternatif melewati gang-gang kecil di desa itu.Kelompok warga Kubutambahan menuntut agar pelaku pengeroyokan dan pelaku perusakan kendaraan yang dilakukan sekelompok warga Bondalem segera ditahan. Jika pelakunya tidak ditahan, warga mengancam akan terus memblokir jalan besar tersebut sampai ada jaminan bahwa kasus perusakan itu ditangani dengan serius oleh aparat keamanan. (kmb15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar