Bekasi (Bali Post) -
Sarkum (35), Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Front Pembela Islam (FPI) Jati Sampurna. Kota Bekasi, Jawa Barat, babak belur diduga dikeroyok 15 oknum aparat TNI, Minggu (24/1). Perseteruan itu dipicu setelah salah seorang oknum TNI bernama RH yang diketahui berpangkat kapten pada Divisi Perbekalan dan Angkutan (Bekang) Keramat-Jati, Jakarta merasa tidak terima dituduh mencuri daun singkong di kebun milik warga setempat.
H. Yasin (35), warga sekitar di Pondok Gede. Minggu malam mengatakan, kejadian itu bermula saat RH sedang memetik daun singkong di kebun warga RT.06 RW.0l, Kampung Raden, Kelurahan Jati Ranggon, Pondok Gede, Sabtu (23/1) sekitar pukul 19.30 WIB. "Saat itu aksi RH diketahui oleh Sarkum yang kebetulan tengah melintas di kawasan itu. Korban memberi tahu RH bahwa tindakannya itu salah dan dianggap mencuri hingga terjadi perlengkaran," katanya.
Peristiwa itu sempat menimbulkan kegaduhan hingga warga sekitar melerai pertengkaran dan membawa keduanya ke kantor RT setempat untuk diselesaikan secara musyawarah. "Akbirnya, keduanya sepakat-berdamai dengan disaksikan warga dan ketua RT. Namun, RH terkesan belum dapat menerima situasi itu," katanya.
Minggu sekitar pukul 13.00 WIB, RH bersama 14 rekannya mendatangi rumah Sarkum saat yang bersangkutan sedang tidur siang. "Mereka menyeret Sarkum ke luar rumah dan melakukan pengeroyokan di dalam rumah korban," katanya.Ketua RT.06 RW.0l, Kampung Raden, Abdul Haris membenarkan hal itu. "Saat peristiwa pengambilan daun singkong, korban mengatakan,Pak RH lebih baik bilang dulu kepada pemiliknya, takut dibilang pencuri," kata Haris; seraya memperagakan situasi. Dalam perselisihan yang berlangsung di kantor RT, kata dia, RH mengaku mengambil daun singkong untuk keperluan makan . keluarganya di rumah. "RH sendiri tidak menyadari bahwa da un singkong itu ada pemiliknya. Ia mengira daun itu tumbuh liar," katanya.
Haris sendiri mengaku bingung, mengapa situasi itu bisa berbuntut pada aksi pengeroyokan. "Padahal sebelunya mereka sudah sepakat berdamai. RH pun sudah menyampaikan maaf kepada pemilik kebun bernama Pak Sa'it dan dimaafkan," ujarnya.
Secara terpisah, Ketua Laskar FPI Bekasi Raya Ust. Murhali Barda mengaku akan memroses kasus pengeroyokan tersebut secara hukum. ''lni adalah bukti keangkuhan seorang aparat. Bukannya TNI bertugas melindungi rakyat. bukan malah sebaliknya," ujar Murhali.
Murhali menambahkan, hasil visum dari RS .Polri akan dijadikan lembaga LbYI bukti otentik terhadap tindak kekerasan oknum TNI yang selanjutnya segera diserahkan pihaknya kepada polisi untuk ditindaklanjuti. "Korban menderita luka pukul di hagian pelipis mata k.iri, bibir bengkak, hidung keluar darah, dan leher belakang lebam," ujarnya.
Sementara itu, RH yang dikonfirmasi wartawan terkait peristiwa itu, belum dapat memberikan komentar apa pun. (ant)
Sarkum (35), Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Front Pembela Islam (FPI) Jati Sampurna. Kota Bekasi, Jawa Barat, babak belur diduga dikeroyok 15 oknum aparat TNI, Minggu (24/1). Perseteruan itu dipicu setelah salah seorang oknum TNI bernama RH yang diketahui berpangkat kapten pada Divisi Perbekalan dan Angkutan (Bekang) Keramat-Jati, Jakarta merasa tidak terima dituduh mencuri daun singkong di kebun milik warga setempat.
H. Yasin (35), warga sekitar di Pondok Gede. Minggu malam mengatakan, kejadian itu bermula saat RH sedang memetik daun singkong di kebun warga RT.06 RW.0l, Kampung Raden, Kelurahan Jati Ranggon, Pondok Gede, Sabtu (23/1) sekitar pukul 19.30 WIB. "Saat itu aksi RH diketahui oleh Sarkum yang kebetulan tengah melintas di kawasan itu. Korban memberi tahu RH bahwa tindakannya itu salah dan dianggap mencuri hingga terjadi perlengkaran," katanya.
Peristiwa itu sempat menimbulkan kegaduhan hingga warga sekitar melerai pertengkaran dan membawa keduanya ke kantor RT setempat untuk diselesaikan secara musyawarah. "Akbirnya, keduanya sepakat-berdamai dengan disaksikan warga dan ketua RT. Namun, RH terkesan belum dapat menerima situasi itu," katanya.
Minggu sekitar pukul 13.00 WIB, RH bersama 14 rekannya mendatangi rumah Sarkum saat yang bersangkutan sedang tidur siang. "Mereka menyeret Sarkum ke luar rumah dan melakukan pengeroyokan di dalam rumah korban," katanya.Ketua RT.06 RW.0l, Kampung Raden, Abdul Haris membenarkan hal itu. "Saat peristiwa pengambilan daun singkong, korban mengatakan,Pak RH lebih baik bilang dulu kepada pemiliknya, takut dibilang pencuri," kata Haris; seraya memperagakan situasi. Dalam perselisihan yang berlangsung di kantor RT, kata dia, RH mengaku mengambil daun singkong untuk keperluan makan . keluarganya di rumah. "RH sendiri tidak menyadari bahwa da un singkong itu ada pemiliknya. Ia mengira daun itu tumbuh liar," katanya.
Haris sendiri mengaku bingung, mengapa situasi itu bisa berbuntut pada aksi pengeroyokan. "Padahal sebelunya mereka sudah sepakat berdamai. RH pun sudah menyampaikan maaf kepada pemilik kebun bernama Pak Sa'it dan dimaafkan," ujarnya.
Secara terpisah, Ketua Laskar FPI Bekasi Raya Ust. Murhali Barda mengaku akan memroses kasus pengeroyokan tersebut secara hukum. ''lni adalah bukti keangkuhan seorang aparat. Bukannya TNI bertugas melindungi rakyat. bukan malah sebaliknya," ujar Murhali.
Murhali menambahkan, hasil visum dari RS .Polri akan dijadikan lembaga LbYI bukti otentik terhadap tindak kekerasan oknum TNI yang selanjutnya segera diserahkan pihaknya kepada polisi untuk ditindaklanjuti. "Korban menderita luka pukul di hagian pelipis mata k.iri, bibir bengkak, hidung keluar darah, dan leher belakang lebam," ujarnya.
Sementara itu, RH yang dikonfirmasi wartawan terkait peristiwa itu, belum dapat memberikan komentar apa pun. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar