Pemerintah Minta Pendemo di Monas Hari Ini Damai
Jakarta(Jawa Pos) – Demo memperingati seratus hari pemerintahan SBY-Boediono direspons serius oleh pemerintah. Kemarin, Menko Polhukam Djoko Suyanto memanggil Kapolri Jeneral Bambang Hendarso Danuri dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso ke kantornya. Mereka mengantisipasi agar unjuk rasa yang diperkirakan diikuti ribuan orang itu tidak anarkistis.
“Silakan saja menyampaikan aspirasi tidak perlu khawatir, aparat akan mengamankan agar damai dan lancar,” kata Djoko. Saat dia bicara, Kapolri dan panglima TNI mengapit di sisi kanan dan kirinya.
Menurut mantan panglima TNI itu, berdasarkan laporan perkiraan situasi yang diterima, demo hari ini tidak akan sebesar yang diperkirakan. “Masyarakat silakan beraktivitas seperti biasa,” imbaunya.
Djoko justru khawatir akan terjadi bentrok antar-pendemo. “Ini agar jadi perhatian demonstran. Jangan ada penyusupan,” kata purnawirawan jenderal asal Madiun, Jawa Timur, itu.
Djoko tak menampik bahwa isu yang akan diusung para pendemo tersebut menyerang pemerintah. Yakni, meminta SBY-Boediono turun. ”Saya mendengar, memang ada beberapa kelompok yang akan membawa isu itu. Tapi, kita cermati saja besok,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jeneral George Toisutta yakin demo hari ini berlangsung damai. ”Tentu tidak ada anarki. Masyarakat kita sudah dewasa,” katanya.
Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos, sejumlah prajurit Kopassus digerakkan ke sekitar Monas pagi ini. Mereka akan membantu pengamanan demonstrasi. Namun KSAD membantah. ”Bukan untuk demo, tapi untuk latihan rutin,” akunya.
Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syaifuddin juga mengimbau demonstran agar tetap menjaga simbol-simbol negara. Termasuk tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan anarkistis. ”Jangan sampai demo yang mengusung gerakan moral itu ditunggangi pihak-pihak yang mempunyai agenda politik inkonstitusional,” tutur Lukman yang juga Ketua DPP PPP itu.
Ketua Umum PB NU Hasyim Muzadi ikut menyerukan agar demonstrasi yang dilaksanakan hari ini tidak akan berakhir rusuh. Massa yang turun ke jalan diharapkan bisa menyeimbangkan antara demokrasi, etika, dan hukum. ”Saya kira teman-teman akan bisa memahami itu,” ucapnya.
Aktivis Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi mengatakan, aksi tersebut setidaknya melibatkan 12.000 orang. Itu belum termasuk ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus, seperti HMI, KAMMI, GMNI, PMKRI, GMKI, HIKMAHBUDHI, dan KMHDI.
Menurut Adhie, massa aksi akan berkumpul di depan gedung Indosat, Jalan Medan Merdeka Barat. Tepat pukul 13.00, mereka mulai melakukan long march menuju Istana Presiden. GIB menjamin demonstrasi berjalan damai. Selain punya tim keamanan sendiri, mereka berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya.
”Jadi, kalau ada yang bikin kerusuhan, itu pasti antek-antek istana yang menyusup. Kalau dari kami, maksimal bakar foto SBY, Bodiono, dan Sri Mulayni. Hitungannya itu sudah sangat sopan,” tegasnya.
Jakarta(Jawa Pos) – Demo memperingati seratus hari pemerintahan SBY-Boediono direspons serius oleh pemerintah. Kemarin, Menko Polhukam Djoko Suyanto memanggil Kapolri Jeneral Bambang Hendarso Danuri dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso ke kantornya. Mereka mengantisipasi agar unjuk rasa yang diperkirakan diikuti ribuan orang itu tidak anarkistis.
“Silakan saja menyampaikan aspirasi tidak perlu khawatir, aparat akan mengamankan agar damai dan lancar,” kata Djoko. Saat dia bicara, Kapolri dan panglima TNI mengapit di sisi kanan dan kirinya.
Menurut mantan panglima TNI itu, berdasarkan laporan perkiraan situasi yang diterima, demo hari ini tidak akan sebesar yang diperkirakan. “Masyarakat silakan beraktivitas seperti biasa,” imbaunya.
Djoko justru khawatir akan terjadi bentrok antar-pendemo. “Ini agar jadi perhatian demonstran. Jangan ada penyusupan,” kata purnawirawan jenderal asal Madiun, Jawa Timur, itu.
Djoko tak menampik bahwa isu yang akan diusung para pendemo tersebut menyerang pemerintah. Yakni, meminta SBY-Boediono turun. ”Saya mendengar, memang ada beberapa kelompok yang akan membawa isu itu. Tapi, kita cermati saja besok,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jeneral George Toisutta yakin demo hari ini berlangsung damai. ”Tentu tidak ada anarki. Masyarakat kita sudah dewasa,” katanya.
Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos, sejumlah prajurit Kopassus digerakkan ke sekitar Monas pagi ini. Mereka akan membantu pengamanan demonstrasi. Namun KSAD membantah. ”Bukan untuk demo, tapi untuk latihan rutin,” akunya.
Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syaifuddin juga mengimbau demonstran agar tetap menjaga simbol-simbol negara. Termasuk tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan anarkistis. ”Jangan sampai demo yang mengusung gerakan moral itu ditunggangi pihak-pihak yang mempunyai agenda politik inkonstitusional,” tutur Lukman yang juga Ketua DPP PPP itu.
Ketua Umum PB NU Hasyim Muzadi ikut menyerukan agar demonstrasi yang dilaksanakan hari ini tidak akan berakhir rusuh. Massa yang turun ke jalan diharapkan bisa menyeimbangkan antara demokrasi, etika, dan hukum. ”Saya kira teman-teman akan bisa memahami itu,” ucapnya.
Aktivis Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi mengatakan, aksi tersebut setidaknya melibatkan 12.000 orang. Itu belum termasuk ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus, seperti HMI, KAMMI, GMNI, PMKRI, GMKI, HIKMAHBUDHI, dan KMHDI.
Menurut Adhie, massa aksi akan berkumpul di depan gedung Indosat, Jalan Medan Merdeka Barat. Tepat pukul 13.00, mereka mulai melakukan long march menuju Istana Presiden. GIB menjamin demonstrasi berjalan damai. Selain punya tim keamanan sendiri, mereka berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya.
”Jadi, kalau ada yang bikin kerusuhan, itu pasti antek-antek istana yang menyusup. Kalau dari kami, maksimal bakar foto SBY, Bodiono, dan Sri Mulayni. Hitungannya itu sudah sangat sopan,” tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar