JAKARTA, NusaBali . Jajaran Polri belum mencium adanya tanda-tanda perbuatan makar dalam aksi 28 Januari 2010, saat mahasiswa mengerahkan puluhan ribu massa dan bahkan mengancam akan duduki Istana Negara dalam mengkritisi 100 hari pemerintahan SBY-Boediono. Kendati begitu. Polri tetap siaga, dengan diback-up pasukan TNI.
Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigien Sulistyo Ishak, mengatakan sejauh ini pihaknya belum mendapat laporan soaI bau makar di balik gerakan 28 Januari. Sulistyo pun mempersilahkan pihak-pihak yang akan melakukan aksinya untuk melaksanakan agendanya tersebut. Namun, dia meminta semua pihak untuk menghormati aturan yang telah ada.
"Harus sama-sama menghormati aturan yang sudah disepakati. Ada Undang-undang nomor 9 tahun 1998 tentang penyampaian pendapat di muka umum. Dari satu sisi, polisi harus melayani, mengamankan, dan memfasilitasi. Namun, di sisi lain ada pihak-pihak yang akan turun ke jalan, monggo silahkan," katanya di Jakarta, Senin (25/1).
Mahasiswa dan aktivis yang tergabung dalam Gerakan lndonesia Bersih (GlB) rencananya akan turun ke jalan tepat pada 100 hari pemerintahan SBY-Boediono, 28 Januari nanti. Bahkan, mereka mengancam akan menduduki Istana Negara.
"Ada 10.000 dukungan dari berbagai organisasi yang sudah sepakat totalnya ada 54 organisasi yang terdiri dari kemahasiswaan, buruh, tani, LSM, bahkan dokter yang mau gabung, termasuk. dari luar negeri," ujar Humas GlB. Iwan Budi, di Jakarta kemarin.
Dia mengakui, persiapan yang dilakukan para aktivis sudah hampir matang. Namun, para aktivis masih tetap menggelar pertemuan untuk merapatkan barisan. "Persiapan sudah mencapai kematangan, besok ada rapat untuk koordinasi aksi di PB Muhammadiyah. Start besok (hari ini), dari Indosat kita akan ke Istana Presiden," katanya.
Aktivis GIB, Yudi Latief, menyatakan GlB lahir dari keprihatinan berbagai lembaga terhadap persoalan-persoalan korupsi, mulai dari kriminalisasi KPK, bentroknya wewenang lembaga hukum. "Kita sadar pemberantasan korupsi saling berhubungan dan harus didekati secara komprehensif. mulai dari struktural, intitusional, hingga konstitusional dan cultural," katanya.
"Dari penilaian itu, SBY seluruhnya gagal, dengan tidak berpihak pada ekonomi rakyat, lembaga hukum yang lemah. SBY membangun pencitraan rumah di atas pasir. Begitu kelihatan ada banyak kasus, citra ini tidak bekerja, jadi sebaiknya SBY mundur saja."
Sementara itu, Polda Metro Jaya menyiapkan 10.000 personel dan water cannon untuk mengantisipasi gerakan 28 Januari. Personel kepolisian ini akan ditempatkan di berbagai objek vital di Jakarta. "Water cannon ada kita siapkan, tapi itu situasional.
Setidaknya 10.000 personel yang akann diterjunkan sesuai kebutuhan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Boy Rafli Amar, dilansir detikcom terpisah, Senin kemarin.
Boy menjelaskan, berbagai persiapan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan. Personel berjumlah 10.000 orang rencananya akan disebar di berbagai wilayah, di antaranya Bundaran Hotel Indonesia (HI), Istana Negara, dan Gedung DPR Senayan.
"Sejauh ini, kita belum menerima laporan siapa saja yang akan menggelar unjuk rasa. Tapi, ada info dari Gerakan Indonesia Bersih mereka mau melapor," katanya.
Sementara, jajaran 1N1 siap memberikan bantuan jika diminta kepolisian untuk mengamankan gerakan 28 Januari ini. "Ini kan masih tertib sipil. Jadi kita serahkan saja ke Kepolisian buat menanganinya. Tapi, kita siap bila dimintakan bantuan," jelas Panglima 1N1, Jenderal Djoko Santoso.
Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigien Sulistyo Ishak, mengatakan sejauh ini pihaknya belum mendapat laporan soaI bau makar di balik gerakan 28 Januari. Sulistyo pun mempersilahkan pihak-pihak yang akan melakukan aksinya untuk melaksanakan agendanya tersebut. Namun, dia meminta semua pihak untuk menghormati aturan yang telah ada.
"Harus sama-sama menghormati aturan yang sudah disepakati. Ada Undang-undang nomor 9 tahun 1998 tentang penyampaian pendapat di muka umum. Dari satu sisi, polisi harus melayani, mengamankan, dan memfasilitasi. Namun, di sisi lain ada pihak-pihak yang akan turun ke jalan, monggo silahkan," katanya di Jakarta, Senin (25/1).
Mahasiswa dan aktivis yang tergabung dalam Gerakan lndonesia Bersih (GlB) rencananya akan turun ke jalan tepat pada 100 hari pemerintahan SBY-Boediono, 28 Januari nanti. Bahkan, mereka mengancam akan menduduki Istana Negara.
"Ada 10.000 dukungan dari berbagai organisasi yang sudah sepakat totalnya ada 54 organisasi yang terdiri dari kemahasiswaan, buruh, tani, LSM, bahkan dokter yang mau gabung, termasuk. dari luar negeri," ujar Humas GlB. Iwan Budi, di Jakarta kemarin.
Dia mengakui, persiapan yang dilakukan para aktivis sudah hampir matang. Namun, para aktivis masih tetap menggelar pertemuan untuk merapatkan barisan. "Persiapan sudah mencapai kematangan, besok ada rapat untuk koordinasi aksi di PB Muhammadiyah. Start besok (hari ini), dari Indosat kita akan ke Istana Presiden," katanya.
Aktivis GIB, Yudi Latief, menyatakan GlB lahir dari keprihatinan berbagai lembaga terhadap persoalan-persoalan korupsi, mulai dari kriminalisasi KPK, bentroknya wewenang lembaga hukum. "Kita sadar pemberantasan korupsi saling berhubungan dan harus didekati secara komprehensif. mulai dari struktural, intitusional, hingga konstitusional dan cultural," katanya.
"Dari penilaian itu, SBY seluruhnya gagal, dengan tidak berpihak pada ekonomi rakyat, lembaga hukum yang lemah. SBY membangun pencitraan rumah di atas pasir. Begitu kelihatan ada banyak kasus, citra ini tidak bekerja, jadi sebaiknya SBY mundur saja."
Sementara itu, Polda Metro Jaya menyiapkan 10.000 personel dan water cannon untuk mengantisipasi gerakan 28 Januari. Personel kepolisian ini akan ditempatkan di berbagai objek vital di Jakarta. "Water cannon ada kita siapkan, tapi itu situasional.
Setidaknya 10.000 personel yang akann diterjunkan sesuai kebutuhan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Boy Rafli Amar, dilansir detikcom terpisah, Senin kemarin.
Boy menjelaskan, berbagai persiapan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan. Personel berjumlah 10.000 orang rencananya akan disebar di berbagai wilayah, di antaranya Bundaran Hotel Indonesia (HI), Istana Negara, dan Gedung DPR Senayan.
"Sejauh ini, kita belum menerima laporan siapa saja yang akan menggelar unjuk rasa. Tapi, ada info dari Gerakan Indonesia Bersih mereka mau melapor," katanya.
Sementara, jajaran 1N1 siap memberikan bantuan jika diminta kepolisian untuk mengamankan gerakan 28 Januari ini. "Ini kan masih tertib sipil. Jadi kita serahkan saja ke Kepolisian buat menanganinya. Tapi, kita siap bila dimintakan bantuan," jelas Panglima 1N1, Jenderal Djoko Santoso.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar