Sabtu, 23 Januari 2010

SBY: Ancaman Nyata, tak Boleh Kompromi



Jumat, 22 Januari 2010, 16:29 WIB
Presiden SBY kunjungi Paspampres
JAKARTA—(Koran Sindo).Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui bahwa selama ini dirinya sering berkompromi dengan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) agar pengamanan diperlonggar, sehingga bisa lebih dekat dan bisa menyapa rakyat. Namun, kini Presiden tak akan lagi berkompromi karena ancaman terhadapnya nyata dan pernah terjadi.
"Sejak itu saya berpikir, tidak boleh dalam keadaan tertentu saya terlalu meminta saudara-saudara berkompromi karena ancamannya nyata," kata Presiden di hadapan keluarga besar Paspampres dalam peringatan Hari Bhakti ke-64 Paspampres, Jumat (22/1). Presiden berpikir seperti itu setelah melihat adanya ancaman pembunuhan terhadap dirinya.
"Beberapa bulan yang lalu, ada rencana, ada upaya, ada aksi untuk melakukan asasinasi atau pembunuhan kepada Presiden Republik Indonesia, Allah Maha Besar, semua rencana aksi dan upaya itu tidak diizinkan oleh Yang Maha Kuasa, sejak itu saya berpikir, tidak boleh dalam keadaan tertentu saya terlalu meminta saudara-saudara berkompromi," kata Presiden.
Presiden mengatakan, dirinya ketika mengunjungi sejumlah kota sering berkompromi dengan Paspampres, dan terkadang Paspampres mengalah untuk memperlonggar pengamanan tanpa mengambil risiko yang terlalu tinggi. "Saya inginnya lebih dekat dengan rakyat, bisa berjabat tangan dengan rakyat, bisa masuk ke mana pun," ujar Presiden.
Sering pula dalam perjalanan, khususnya di Jakarta, Presiden sebenarnya ingin lalu lintas jalan terus. "Pada prinsipnya, saya selaku kepala negara dan kepala pemerintahan, tidak boleh terhambat, tidak boleh terganggu, untuk menjalankan tugas saya," kata Presiden.
Menurut Presiden, di situlah hakikat penting dari kehadiran Paspampres. Dalam waktu ke depan, tugas Paspampres tidak lebih ringan, namun akan lebih berat dan penuh tantangan. Presiden beralasan, dirinya akan lebih aktif dalam melakukan kegiatan. "Saya akan tetap aktif di dalam bekerja, di seluruh wilayah tanah air, bahkan mungkin lebih aktif lagi," kata Presiden.
Menurut Presiden, penting bagi Paspampres untuk meningkatkan kesiapan dari segi personel maupun peralatan yang digunakan dalam menjalankan tugas. Cara dan alat yang digunakan teroris untuk mengancam presiden, wakil presiden, dan tamu dari luar negeri setingkat kepala pemerintahan semakin canggih. "Jangan sampai generasi teknologi yang kita gunakan tertinggal dengan teknologi yang dimiliki Paspampres negara lain, apalagi tertinggal oleh teknologi yang dimiliki oleh kaum teroris atau siapapun yang bisa mencelakakan kita semua, utamanya VVIP," kata Presiden.
Untuk menjawab tantangan itu, ujar Presiden, Paspampres harus meningkatkan kemampuan dan profesionalitas. Selain itu, organisasi persenjatan, peralatan, dan perlengkapan harus mutakhir. Paspampres juga harus memiliki jumlah personel yang cukup. "Saudara harus terus melaksanakan pendidikan, pelatihan, maupun gladi-gladi," kata Presiden.
Dalam acara itu, turut hadir Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso dan pimpinan staf angkatan di lingkungan TNI. Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin juga tampak. Presiden sempat meninjau perlengkapan, senjata, dan personel Paspampres. Presiden juga disuguhkan simulasi penyelamatan presiden dalam berbagai situasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog