Jumat, 21 Mei 2010
JAKARTA (Suara Karya): Amerika Serikat (AS) menawarkan harmonisasi hubungan dan kerja sama militer, khususnya di bidang pelatihan dan pendidikan pasukan khusus. Namun, tawaran ini masih dibahas pemerintah Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"TNI dan Kementerian Pertahanan cukup mengapresiasi tawaran harmonisasi pasukan khusus yang telah ditawarkan pihak Amerika. Namun, kita harapkan tawaran itu tanpa syarat," ujar Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan Brigjen TNI I Wayan Midhio kepada Suara Karya di Jakarta, Rabu (19/5). Pemerintah Indonesia dan TNI, tutur Wayan, akan meninjau ulang untuk menjalin kerjasama antarmiliter pasukan khusus kedua Negara, apabila persyaratan yang diajukan Amerika tidak sesuai dengan kespakatan kerja sama. "Sampai sekarang ini, proses yang sudah mengarah kepada kerjasama itu masih dalam pembahasan, baik pembahasan di kita (Indonesia) maupun pembahasan di mereka (AS)," ujarnya.
Ia mengharapkan, konsep kerjasama itu dapat direalisasikan dalam tahun ini. "Bila sudah ada kesepakatan, mungkin saja segera direalisasikan," ujarnya. Tawaran kerja sama militer antarpasukan khusus yang telah ditawarkan pihak Amerika ke Indonesia, disebutkan Wayan, berupa pelatihan dan pendidikan pasukan khusus. Realisasi pendidikan dan pelatihan tersebut melalui latihan bersama. "Tawaran ini kita appresiasi. Tapi, kita harapkan tak ada kepentingan bersyarat," katanya.
Sedangkan, untuk pengadaan alat utama sistem senjata pasukan khusus, dikatakannya, TNI dan pemerintah Indonesia sudah punya komitmen untuk menggunakan produksi dalam negeri. Hal ini pun sebagai bagian dari program minimum essential force (MEF).
Pertemuan Panglima
Sebelumnya, Komandan Pasukan Khusus Komando Pasifik Amerika Serikat (Special Operation Commander US Pacific Command) Rear Admiral (Laksamana Muda) Sean A Pybus, ketika melakukan kunjungan kehormatan ke Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Selasa (18/5), relatif mengapresiasi terlaksananya reformasi internal TNI.
Apresiasi ini sebagai peluang terjalinnya kembali kerja sama dan harmonnisasi antarpasukan khusus militer kedua negara. Sean A Pybus mengatakan, reformasi internal TNI menunjukan perbaikan menuju TNI yang profesional dan mandiri sesuai demokrasi nasional. Karena itu, ia berjanji akan menyampaikan reformasi signifikan TNI dan hasil pembicaraannya dengan Djoko kepada Panglima US PACOM.
Sean mengharapkan ada tindak lanjut rencana kerja sama (capacity building) satuan khusus TNI, seperti Kopassus TNI AD dan Denjaka TNI AL serta Kopaskhas TNI AU dengan satuan militer khusus Amerika dalam rangka penanggulangan teroris. "Saya menyakini kerjasama pasukan khusus TNI dengan militer AS akan memberi manfaat bilateral bagi kedua negara, khususnya di kawasan Asia Tenggara," ujarnya. Sebagian besar karir militer Sean A Pybus di lingkungan Pasukan Khusus AS. (Feber Sianturi)
JAKARTA (Suara Karya): Amerika Serikat (AS) menawarkan harmonisasi hubungan dan kerja sama militer, khususnya di bidang pelatihan dan pendidikan pasukan khusus. Namun, tawaran ini masih dibahas pemerintah Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"TNI dan Kementerian Pertahanan cukup mengapresiasi tawaran harmonisasi pasukan khusus yang telah ditawarkan pihak Amerika. Namun, kita harapkan tawaran itu tanpa syarat," ujar Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan Brigjen TNI I Wayan Midhio kepada Suara Karya di Jakarta, Rabu (19/5). Pemerintah Indonesia dan TNI, tutur Wayan, akan meninjau ulang untuk menjalin kerjasama antarmiliter pasukan khusus kedua Negara, apabila persyaratan yang diajukan Amerika tidak sesuai dengan kespakatan kerja sama. "Sampai sekarang ini, proses yang sudah mengarah kepada kerjasama itu masih dalam pembahasan, baik pembahasan di kita (Indonesia) maupun pembahasan di mereka (AS)," ujarnya.
Ia mengharapkan, konsep kerjasama itu dapat direalisasikan dalam tahun ini. "Bila sudah ada kesepakatan, mungkin saja segera direalisasikan," ujarnya. Tawaran kerja sama militer antarpasukan khusus yang telah ditawarkan pihak Amerika ke Indonesia, disebutkan Wayan, berupa pelatihan dan pendidikan pasukan khusus. Realisasi pendidikan dan pelatihan tersebut melalui latihan bersama. "Tawaran ini kita appresiasi. Tapi, kita harapkan tak ada kepentingan bersyarat," katanya.
Sedangkan, untuk pengadaan alat utama sistem senjata pasukan khusus, dikatakannya, TNI dan pemerintah Indonesia sudah punya komitmen untuk menggunakan produksi dalam negeri. Hal ini pun sebagai bagian dari program minimum essential force (MEF).
Pertemuan Panglima
Sebelumnya, Komandan Pasukan Khusus Komando Pasifik Amerika Serikat (Special Operation Commander US Pacific Command) Rear Admiral (Laksamana Muda) Sean A Pybus, ketika melakukan kunjungan kehormatan ke Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Selasa (18/5), relatif mengapresiasi terlaksananya reformasi internal TNI.
Apresiasi ini sebagai peluang terjalinnya kembali kerja sama dan harmonnisasi antarpasukan khusus militer kedua negara. Sean A Pybus mengatakan, reformasi internal TNI menunjukan perbaikan menuju TNI yang profesional dan mandiri sesuai demokrasi nasional. Karena itu, ia berjanji akan menyampaikan reformasi signifikan TNI dan hasil pembicaraannya dengan Djoko kepada Panglima US PACOM.
Sean mengharapkan ada tindak lanjut rencana kerja sama (capacity building) satuan khusus TNI, seperti Kopassus TNI AD dan Denjaka TNI AL serta Kopaskhas TNI AU dengan satuan militer khusus Amerika dalam rangka penanggulangan teroris. "Saya menyakini kerjasama pasukan khusus TNI dengan militer AS akan memberi manfaat bilateral bagi kedua negara, khususnya di kawasan Asia Tenggara," ujarnya. Sebagian besar karir militer Sean A Pybus di lingkungan Pasukan Khusus AS. (Feber Sianturi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar