Minggu, 30 Mei 2010 - 19:41 WIB
LEBANON (Pos Kota) – Daerah konflik atau daerah yang telah dan atau sedang mengalami perang memiliki karakteristik khusus, antara lain adanya tingkat kerawanan terjadinya bahaya bom yang tinggi.
LEBANON (Pos Kota) – Daerah konflik atau daerah yang telah dan atau sedang mengalami perang memiliki karakteristik khusus, antara lain adanya tingkat kerawanan terjadinya bahaya bom yang tinggi.
Bahaya bom tersebut bisa berupa bom mobil, ranjau darat atau bahkan bom bunuh diri dan termasuk bom-bom yang sebenarnya telah dijatuhkan oleh pihak yang bertikai terhadap pihak lawannya, tetapi gagal meledak atau biasa dikenal dengan istilah “UXO” (unexploded ordnance). Uxo-uxo tersebut memang gagal meledak, tetapi pada umumnya masih aktif dan sangat berbahaya.
Di beberapa wilayah Lebanon, masih banyak ditemukan Uxo peninggalan dari perang yang terjadi sebelumnya. Sebagian telah berhasil dijinakkan oleh satuan penjinak bom PBB, tetapi diduga masih banyak lagi Uxo yang tersebar dan belum terdeteksi keberadaannya, karena posisi yang acak pada wilayah-wilayah yang umumnya memiliki tekstur berbukit dan berjurang.
Satgas POM TNI Kontingen Garuda XXV-UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) meskipun fungsi utamanya sebagai Polisi Militer, namun wilayah operasinya tidak luput dari kerawanan bahaya bom-bom tersebut. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB, Satgas POM TNI juga dilengkapi dengan alat pendeteksi bom. Di samping itu, menyadari akan keaneka ragaman jenis bom tersebut, sangat perlu bagi Satgas POM TNI untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang cara pendeteksian dan penanganan bom atau Uxo yang kemungkinan ditemukan demi menghindarkan kecelakaan yang bisa saja terjadi.
Oleh karena itu, dengan hubungan dan kerja sama yang sudah terjalin dengan baik antara Satgas POM TNI dan Kompi Zeni Turki, Dansatgas POM TNI Konga XXV-B/UNIFIL, Letkol Cpm Ekoyatma Parnowo mengirimkan 3 orang perwiranya yaitu Kapten Laut (PM) Fajar Hasta Kusuma, Kapten Cpm Ashariarto dan Lettu Ckm Immanuel Irvanov Hutagalung untuk mengikuti pelatihan penggunaan alat pendeteksi bom yang diselenggarakan oleh Kompi Zeni Turki, yang salah satu spesialisasinya adalah sebagai satuan penjinak bom PBB.
Pelatihan tersebut berlangsung pada Sabtu, 29 Mei 2010 dan bertempat di markas Kompi Zeni Turki. Adapun materi pelatihan yang diterima, antara lain pengenalan jenis alat deteksi bom, cara pemakaian alat deteksi bom, pengenalan jenis bom yang umumnya berada di wilayah Lebanon dan cara pendeteksian bom bunuh diri, bom mobil dan Uxo.
Sebagai penutup kegiatan pelatihan tersebut adalah demonstrasi penanganan bom yang langsung melibatkan anggota Satgas POM TNI sebagai petugas penjinak bom. Pelatihan tersebut berlangsung dengan lancar dan dirasakan sangat bermanfaat dalam menunjang kegiatan operasional Satgas POM TNI. (puspen/syamsir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar