Sanglah, Denpost
Pemuda yang diduga dianiaya oknum TNI, Yakop Erdana (30), tinggal di Jl. Raya Tuban Kuta, masih terbaring lemas di RSUP Sanglah hingga senin (10/5) kemarin. Dia dirawat inap di RSUP sejak Minggu (9/5) lalu pukul 12.16 lalu, setelah insiden penganiayaan terjadi pada Satu (8/5) malam lalu.
Saat ditemui kemarin, Yakop belum bisa membuka kedua matanya yang bengkak. Dia juga masih diinfus dan memilih duduk di tempat tidurnya di ruang Ratna kamar 3.
Yakop mengaku berurusan dengan oknum TNI gara-gara cewek. Perkelahian terjadi akibat oknum TNI itu kedapatan berduaan dengan cewek Yakop. Keluarga yang mendampingi si RSUP, menolak diwawancarai, tapi Yakop mengaku belum bisa berdamai dengan pelaku sebelum dia sembuh.
Dari keterangan petugas medis, Yakop dirawat akibat mengalami cedera kepala ringan.
Sejumlah anggota TNI mendampingi Yakop saat dirawat di RSUP, di antaranya berusaha melarang wartawan untuk meliput. Bahkan salah seorang di antaranya mengaku sebagai keluarga korban. ” Mohon jangan diliput. Pulang saja. Nanti urusannya tambah runyam. Apalagi urusannya sudah selesai.” ujar salah seorang laki-laki berambut cepak, sembari menggiring wartawan keluar dari ruang Ratna.
Pemuda yang diduga dianiaya oknum TNI, Yakop Erdana (30), tinggal di Jl. Raya Tuban Kuta, masih terbaring lemas di RSUP Sanglah hingga senin (10/5) kemarin. Dia dirawat inap di RSUP sejak Minggu (9/5) lalu pukul 12.16 lalu, setelah insiden penganiayaan terjadi pada Satu (8/5) malam lalu.
Saat ditemui kemarin, Yakop belum bisa membuka kedua matanya yang bengkak. Dia juga masih diinfus dan memilih duduk di tempat tidurnya di ruang Ratna kamar 3.
Yakop mengaku berurusan dengan oknum TNI gara-gara cewek. Perkelahian terjadi akibat oknum TNI itu kedapatan berduaan dengan cewek Yakop. Keluarga yang mendampingi si RSUP, menolak diwawancarai, tapi Yakop mengaku belum bisa berdamai dengan pelaku sebelum dia sembuh.
Dari keterangan petugas medis, Yakop dirawat akibat mengalami cedera kepala ringan.
Sejumlah anggota TNI mendampingi Yakop saat dirawat di RSUP, di antaranya berusaha melarang wartawan untuk meliput. Bahkan salah seorang di antaranya mengaku sebagai keluarga korban. ” Mohon jangan diliput. Pulang saja. Nanti urusannya tambah runyam. Apalagi urusannya sudah selesai.” ujar salah seorang laki-laki berambut cepak, sembari menggiring wartawan keluar dari ruang Ratna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar