Senin, 10 Mei 2010

20 Tentara main Keroyok

Gara-gara Rebutan Cewek

Denpasar, Radar Bali – Urusan cinta memang seringkali membuat orang menjadi tidak terkontrol. Bahkan urusan hati yang satu ini kerap membuat orang mengesampingkan akal sehat dan mengedepankan ego dan emosi.

Balada itulah yang dialami korban Yakob Erdama, 31, sabtu (8/5) malam lalu. Gara-gara cewek, pria asal Sumba Barat, NTT, itu menjadi korban pengeroyokan 20 oknum tentara. Akibat bogem mentah yang diberikan para pengeroyok, pria yang bertubuh besar itu pun babak belur seketika. Seluruh bagian mukanya terlihat luka-luka lebam. Bahkan dari dalam mulutnya masih keluar bercak-bercak darah.

Ditemui di Ruang Ratna kamar 3 RS Sanglah, tempat korban dirawat, dia masih terbaring lemah. Para kerabat yang dating menjenguknya terlihat mengerumuni korban Yakob untuk membersihkan luka dan bekas darah di sekujur tubuhnya.

Dari keterangan korban, peristiwa sadis itu berlangsung di dua TKP (tempat kejadian perkara). Yaitu didekat kos korban di Jalan Kediri Gang Adirasa No 1F, Tuban dan di Markas Kompi 741 Tuban. Sebab, setelah dilakukan penganiayaan di TKP pertama, korban kembali digiring ko pos Kompi 741 Tuban.

“Setelah saya babak belur dan tidak berdaya baru mereka menyatakan damai,” tutur pria yang bekerja di PT Parewa itu.

Bahkan, kata dia, para pengeroyok tidak puas hanya menggunakan pukulan dan tendangan. Mereka juga mengancam Yakob akan membakarnya hidup-hidup. “Saya bilang kepada mereka waktu itu, saya sudah pasrah. Saya mati juga tidak apa-apa,” ungkapnya.

Namun setelah para pelaku melakukan pengeroyokan, mereka melarikan korban ke RS Graha Adi, Tuban. Dari sanalah korban kemudian dirujuk ke RS Sanglah malam itu juga. “Dia bilang akan menanggung biaya pengobatan. Tapi ini bukan masalah biaya pengobatan. Ini adalah masalah harga diri. Kami merasa dilecehkan,” katanya dengan nada gemetar.

Bagaimana cerita hubungan asmara yang memicu kekerasan terjadi? “Ini memang masalah pribadi mas. Masalah cewek,” akunya, dengan suara parau. Diceritakan korban, dia sudah menjalin asmara dengan perempuan bernama Martanawa sekitar 3 bulan yang lalu. Namun korban tidak tahu kalau MN juga menjalin hubungan special dengan seorang anggota tentara berpangkat sersan yang berinisial M. Dari sanalah awal pangkal tindakan kekerasan terhadap korban mulai muncul.

“Padahal tiga minggu yang lalu kita sudah sepakat untuk damai. Tapi tidak tahu kalau dia (pelaku, red) akan kembali mempermasalahkannya,” tutur Yakob masih dengan suara parau karena kesakitan. Bahkan ia sesekali berteriak dengan kata “sakit”.

Menurut Yakob, 40, salah seorang kerabat korban yang ikut dating mendampingi korban, mengatakan, hingga kini pihaknya belum melakukan tindakan apa-apa. Dia hanya menginginkan saudaranya itu (korban) cepat sembuh dari cedera beratnya itu. “Terserah dialah (korban, red) nanti. Tapi dari keluarga sih berharap agar kasus ini bisa diselesaikan dengan damai saja,” harapnya.

Dari pantauan Koran ini, korban yang bertubuh besar masih tampak terbaring lemas. Namun sisa-sisa darah dan bekas luka masih terlihat jelas. Disamping itu mukanya masih tampak lebam akibat bogem mentah. Bahkan dari dalam mulutnya atau tepatnya sela-sela gigi korban darah masih merembes keluar.

Di samping itu tampak juga beberapa orang tentara terlihat dating ke Ruang Ratna RS Sanglah. Di antaranya ada yang duduk dan sebagian dari mereka juga terlihat berjalan-jalan di sekitar tempat itu. Wartawan Koran ini bahkan tidak bisa melakukan konfirmasi kepada mereka, karena mereka enggan untuk berkomentar.

“Kalian sudah dapatkan ceritanya. Saya Cuma dating berjaga-jaga saja di sini (RS Sanglah, red),” ujar salah seorang tentara itu sekenanya.

Sementara itu dihubungi terpisah, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) 9/Udayana, letkol IB Gaga Ardhana, mengakui telah terjadi kekerasan kepada korban Yakob oleh anggotanya. Dengan nada pembelaan dia membantah kalau tindakan indisipliner anggota itu adalah sebuah pengeroyokan. Karena kasus tersebut muncul karena ada sebab akibatnya.
“Dia (Yakob, red) terbukti malakukan ancaman terhadap anggota kami. Buktinya sudah ada yaitu berupa pisau dan sudah kita simpan,” kilahnya.

Kendati demikian, kata dia, pihaknya akan memberikan sanksi tegas karena pelanggaran kedisiplinan yang dilakukan. Namun dia tidak bersedia menyebutkan sanksi seperti apa yang diberikan kepada para anggotanya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog