Senin, 3 Mei 2010 08:06 WIB
Direktorat Kepolisian Air (Ditpolair) Polda Jatim sekitar pukul 04.00 WIB mengamankan Kapal Layar Mesin (KLM) Lessa Jambu 02 di perairan Pasir Putih Sitobondo. Kapal tersebut diamankan karena mengangkut 66 warga asing yang diduga imigran gelap asal Afghanistan dan Iran.
Direktorat Kepolisian Air (Ditpolair) Polda Jatim sekitar pukul 04.00 WIB mengamankan Kapal Layar Mesin (KLM) Lessa Jambu 02 di perairan Pasir Putih Sitobondo. Kapal tersebut diamankan karena mengangkut 66 warga asing yang diduga imigran gelap asal Afghanistan dan Iran.
SuRABAYA - Surya - Direktorat Kepolisian Air (Ditpolair) Polda Jatim sekitar pukul 04.00 WIB mengamankan Kapal Layar Mesin (KLM) Lessa Jambu 02 di perairan Pasir Putih Sitobondo. Kapal tersebut diamankan karena mengangkut 66 warga asing yang diduga imigran gelap asal Afghanistan dan Iran.
KLM tersebut berasal dari Bau-Bau, Sulawesi Selatan dan diawaki enam anak buah kapal (ABK). Menurut Direktur Kepolisian Air (Dir Pol Air) Polda Jatim Kombes Pol Anang S Hidayat, kapal itu bertolak dari dermaga di Pasir Putih Situbondo pukul 03.00 WIB. ”Saat sampai sekitar 1 mil dari pantai Pasir Putih, kapal dengan tujuan Australia itu kami amankan,” jelas Anang.
Selain mengamankan 66 imigran gelap, tim Satgas Penanggulangan Imigran Gelap Mabes Polri bersama aparat Polres Situbondo juga menangkap 11 orang di daratan Situbondo. Mereka terdiri delapan orang berkebangsaan Afghanistan dan tiga WNI. Mereka diduga agen dari para imigran gelap ini. Dengan demikian, total imigran gelap yang ditangkap 74 orang.
Sedangkan dari tiga WNI yang ditangkap, salah satunya oknum anggota TNI dari kesatuan Yon 503 Mojokerto, Kopda Q, 35. Oknum ini diduga membekingi penyelundupan delapan imigran gelap asal Afghanistan tersebut. Mereka ditangkap saat mobil membawa delapan imigran gelap itu melintas di Jalan Raya Dusun Pecaron, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo, sekitar pukul 05.00 WIB.
Selain oknum TNI, dua WNI yang ditangkap adalah Deky, 26, warga Pondok Manggala; dan Eko B, 33, warga Wonokromo Surabaya. Ketiganya lalu digiring ke Mapolres Situbondo untuk menjalani pemeriksaan.
Karena menyangkut dugaan keterlibatan anggota TNI, maka dua anggota Korps Polisi Militer (POM) datang ke Polres untuk minta izin membawa oknum itu ke kantor POM. Namun oleh polisi belum diizinkan, karena masih menunggu petunjuk dari Mabes Polri. “Kalau tidak boleh, ya kami harus mendampingi dalam pemeriksaan anggota TNI oleh polisi,” ujar anggota POM yang tak mau disebut namanya kepada Surya.
Untuk memastikan apakah oknum itu masih aktif atau tidak di TNI, pihaknya akan mengecek. “Hari ini, Komandan POM mengoordinasi masalah ini,” katanya.Kapolres Situbondo AKBP Taufik Rochmad Hidayat mengatakan penangkapan delapan imigran gelap ini setelah pihaknya menerima informasi dari Satgas Mabes Polri bahwa ada pengiriman imigran gelap melalui jalan raya Situbondo.
“Informasinya 66 orang imigran yang melalui laut sudah ditangkap,” ujar AKBP Taufik Rochmad Hidayat. Namun saat ditanya keterlibatan oknum TNI, Kapolres enggan menjelaskan.
Tentang dugaan keterlibatan oknum TNI, Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya Letkol Inf Achmat Mulyono S Ip ketika dihubungi mengatakan bahwa anggota Yon 503 Mojokerto bukan berada di bawah Kodam, tetapi di bawah Divisi Invanteri 2 Kostrad, Singosari, Malang.
”Tapi untuk masalah keterkaitan oknum seperti itu, kami ada koordinasi. Saya juga belum tahu detailnya, akan kami cek, dan kalau benar terlibat akan ditangani sesuai aturan yang berlaku,” jawab Mulyono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar