Jumat, 07 Mei 2010

Sekitar 20 Orang yang Diduga TNI Mengamuk di Ballezza Makassar

Kamis, 06 Mei 2010 07:21 WIB
TEMPO Interaktif, Makassar – Sekitar 20 orang yang diduga anggota Tentara Nasional Indonesia mengamuk dan merusak fasilitas yang ada di dalam kafe and resto Ballezza di Jalan Penghibur Makassar, Kamis (6/5) sekitar pukul 01.15 WITA. Sebelumnya, mereka juga menghancurkan tenda-tenda kafe yang berada di Pantai Laguna dan melukai dua orang pengendara motor yang sedang melintas.

Informasi yang dihimpun Tempo menyebutkan, sekitar 20 orang dari arah kawasan Pantai Laguna Makassar tiba-tiba membentak dan mengusir orang-orang yang berada di Jalan Penghibur itu. Sementara di depan Ballezza yang suasananya masih ramai pengunjung dan karyawan karena ada konser musik, di lantai empat menjadi sasaran kemarahan orang-orang yang diduga diangkut mobil truk TNI dan mobil pikap.

Sejumlah saksi menyebutkan orang-orang tersebut memiliki ciri-ciri berpakaian hitam, badan tegap dan atletis serta berambut cepak dan membawa parang, balok dan ada beberapa yang memegang pistol. Kemungkinan mereka adalah pelaku yang juga mengamuk dan merusak beberepa tenda kafe yang ada di dalam Laguna sebagai buntut meninggalnya anggota TNI pada Selasa (2/5). Mereka juga mengusir semua pengunjung di sana. Sebelum terjadi penyerangan di Laguna dan Ballezza beberepa orang melihat ada dua truk TNI yang mondar mandir seperti mengintai sesuatu.

Tukang parkir Ballezza Syamsul mengatakan, tiba-tiba datang sekelompok orang dari tengah jalan arah Laguna dan Anjungan Losari yang tidak diketahui jumlah pastinya sambil berteriak: “Apa liat” dan “Kalian masuk semua”. Aksi itu membuat sebagian orang takut dan sebagian lainnya penasaran. Namun mereka kemudian tak hanya berteriak saja tapi juga mendekati dan berusaha menyerang orang-orang yang ada di sekitar situ. Selanjutnya dengan cara membabi buta mereka merusak fasilitas yang ada di kafe itu.

Usai penyerangan itu terlihat kaca depan retak, pot bunga bonsai hancur, mesin kasir rusak, peralatan perjamuan makan dan minum di meja pramusaji pecah, dan gelas-gelas di atas belasan meja juga pecah. Tampak bekas sepatu yang diduga milik oknum TNI masih berbekas di atas sofa dekat meja pramusaji. Sementara empat sepeda motor yang berada di parkiran Ballezza sudah roboh dan hancur. Para karyawan, pengunjung, dan tukang parkir menduga, saat mereka bersembunyi, orang-orang itu beraksi.

“Orang-orang yang ada di pinggir jalan dan di dalam Ballezza diusir. Saya saja diusir masuk ke Ballezza. Mereka juga memburu kami hingga ke dalam Ballezza sambil merusak barang-barang di dalam, “ ujar tukang parkir. Untung, pengunjung dan karyawan Ballezza dapat meloloskan diri dengan cara naik ke lantai dua melalui tangga dan lift.
Tidak seperti Supardi, 22 tahun, dan Nawir, 34 tahun, yang bernasib sial. Dua warga kompleks Minasa Upa ini sebenarnya hanya melintas dan singgah karena penasaran dengan keramaian dan kericuhan di Ballezza. “Saya singgah karena melihat ada keramaian. Saya ingin tahu ada apa sebenarnya. Eh malah saya dan teman saya dikeroyok dan motor saya dihancurkan," ujar Nawir.

Menurut dia, awalnya mereka sudah diusir dari depan kantor PT INCO tempat mereka berhenti, namun tiba-tiba datang beberapa orang mengeroyok Supardi. Akibatnya pelipis Supardi sobek, wajah lebam dan semua badannya sakit akibat diinjak dan dipukul. General Manager Ballezza Boedhie Waloejo merasa sangat terpukul dengan adanya aksi penyerangan orang-orang yang diduga dari aparat TNI tersebut. Menurut dia, jika kelompok tersebut memiliki dendam dengan orang lain jangan melampiaskan kepada orang-orang yang ada di Ballezza karena mereka tidak bersalah.

“Saya tidak tahu apa sebabnya dan tidak mengetahui siapa mereka secara pasti. Kami baru akan memprosesnya kepada pihak kepolisian, “ ujarnya kepada Tempo usai kejadian tersebut. Boedhie mengaku tidak tahu persoalan sebenarnya meski beberapa hari sebelumnya terjadi penikaman anggota TNI hingga tewas di area wisara Pantai Laguna. “Saya tidak tahu jika ini adalah buntut atau imbas dari pembunuhan anggota TNI itu," katanya.

Hingga pagi ini Boedhie belum mengetahui secara pasti besarnya kerugian akibat perusakan itu. Dia menegaskan, siapa pun pelakunya pihak manajemen Ballezza minta diproses sesuai hukum yang berlaku. “Kami tidak terima diperlakukan seperti ini, “ tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog