Selasa, 18 Mei 2010
JAKARTA (Suara Karya): TNI terus meningkatkan intensitas patroli pengamanan di wilayah perbatasan laut dan darat RI dengan sejumlah negara yang diduga sebagai pintu masuk penyelundupan senjata bagi teroris. Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Aslizar Tandung di Jakarta, Senin (17/5), mengatakan, intensitas patroli pengamanan dilakukan di beberapa titik yang diduga rawan penyeludupan senjata, seperti perbatasan dengan Filipina dan Malaysia.
"Patroli itu juga dilakukan oleh militer negara tetangga secara bersamaan dalam bentuk patroli terkoordinasi, agar patroli pengamanan yang dilakukan menjadi lebih efektif," katanya. Aslizar mengatakan, dari hasil patroli rutin yang digelar jajaran TNI Angkatan Laut di beberapa titik tersebut telah banyak ditangkap kapal ilegal. "Namun, hingga kini belum ditemukan senjata yang akan diselundupkan melalui kapal-kapal tersebut," ucapnya.
Karena itu, tutur dia, TNI akan terus memperkuat dan meningkatkan patroli di wilayah perbatasan laut dan darat yang diduga kuat rawan terhadap penyelundupan senjata, tanpa mengabaikan pengamanan terhadap wilayah perbatasan RI dengan negara lain. Pada serangkaian pengggrebekan teroris yang dilakukan di Aceh, Jakarta, dan Jawa Tengah, beberapa pekan belakangan, Polri menemukan sejumlah senjata dan amunisi dalam jumlah banyak, selain dokumen yang terkait rencana aksi mereka pada peringatan Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus.
Senjata dan amunisi yang ditemukan aparat Detasemen Khusus 88 Mabes Polri antara lain senjata larasa panjang AK-47, M16, senjata laras pendekan jenis pistol revolver. Puluhan amunisi juga ditemukan saat penggrebekan di Sukoharjo, Jawa Tengah. Kepala Polri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri mengatakan, kelompok teroris itu sudah menyiapkan penembak jitu dan senjata yang akan digunakan untuk aksi teror tersebut.
Menurut dia, dari hasil penelusuran diketahui 21 pucuk senjata telah disiapkan untuk melakukan aksi penembakan jarak jauh saat upacara peringatan Kemerdekaan RI. Senjata tersebut berasal dari Mindanao, Filipina. (Ant)
JAKARTA (Suara Karya): TNI terus meningkatkan intensitas patroli pengamanan di wilayah perbatasan laut dan darat RI dengan sejumlah negara yang diduga sebagai pintu masuk penyelundupan senjata bagi teroris. Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Aslizar Tandung di Jakarta, Senin (17/5), mengatakan, intensitas patroli pengamanan dilakukan di beberapa titik yang diduga rawan penyeludupan senjata, seperti perbatasan dengan Filipina dan Malaysia.
"Patroli itu juga dilakukan oleh militer negara tetangga secara bersamaan dalam bentuk patroli terkoordinasi, agar patroli pengamanan yang dilakukan menjadi lebih efektif," katanya. Aslizar mengatakan, dari hasil patroli rutin yang digelar jajaran TNI Angkatan Laut di beberapa titik tersebut telah banyak ditangkap kapal ilegal. "Namun, hingga kini belum ditemukan senjata yang akan diselundupkan melalui kapal-kapal tersebut," ucapnya.
Karena itu, tutur dia, TNI akan terus memperkuat dan meningkatkan patroli di wilayah perbatasan laut dan darat yang diduga kuat rawan terhadap penyelundupan senjata, tanpa mengabaikan pengamanan terhadap wilayah perbatasan RI dengan negara lain. Pada serangkaian pengggrebekan teroris yang dilakukan di Aceh, Jakarta, dan Jawa Tengah, beberapa pekan belakangan, Polri menemukan sejumlah senjata dan amunisi dalam jumlah banyak, selain dokumen yang terkait rencana aksi mereka pada peringatan Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus.
Senjata dan amunisi yang ditemukan aparat Detasemen Khusus 88 Mabes Polri antara lain senjata larasa panjang AK-47, M16, senjata laras pendekan jenis pistol revolver. Puluhan amunisi juga ditemukan saat penggrebekan di Sukoharjo, Jawa Tengah. Kepala Polri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri mengatakan, kelompok teroris itu sudah menyiapkan penembak jitu dan senjata yang akan digunakan untuk aksi teror tersebut.
Menurut dia, dari hasil penelusuran diketahui 21 pucuk senjata telah disiapkan untuk melakukan aksi penembakan jarak jauh saat upacara peringatan Kemerdekaan RI. Senjata tersebut berasal dari Mindanao, Filipina. (Ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar