Sabtu, 08 Mei 2010

Pangdam Wirabuana Geram Gerombolan Berambut Cepak Merajalela

Jum'at, 07 Mei 2010 19:05 WIB
TEMPO Interaktif, Makassar - Panglima Kodam VII Wirabuana Mayor Jenderal Hari Krisnomo kian terusik dengan aksi perusakan yang terjadi di Pantai Laguna. Betapa tidak, oknum yang melakukan tindakan itu adalah gerombolan berambut cepak yang diduga berasal dari personel TNI. Hari yang dikonfirmasi Tempo tadi sore mengaku gerah dengan ulah oknum-oknum itu. Penyerangan selama dua malam berturut-turut itu diduga adalah imbas atas tewasnya personel Batalion Kavaleri 10 Serbu Kodam VII Wirabuana, Prajurit Kepala Usman Embo, 30 tahun.

"Jika ada yang bisa buktikan mereka adalah oknum tentara, khususnya Angkatan Darat maka saya tidak segan-segan mengambil langkah tegas," ujar Hari yang mengaku sedang berada di Jakarta. Ia kembali menegaskan sejak awal telah mewanti-wanti agar personel TNI Angkatan Darat tidak menyikapi kejadian itu dengan tindakan kekerasan. Apalagi, proses kasus tersebut telah ditangani aparat kepolisian. Itu sebabnya, ia mengaku jika pelaku penyerangan bukan dari tentara. Pihaknya, sambung Hari, belum menerima laporan dari tim khusus Detasemen Polisi Militer (Denpom) Makassar yang melakukan penyelidikan. Laporan yang dimaksud adalah keterlibatan oknum tentara dalam penyerangan, perusakan, dan pembakaran di Pantai Laguna.

Kegerahan itu bertambah lantaran peristiwa itu terjadi di saat dirinya sedang tidak berada di Makassar. Hari di Jakarta melakukan pertemuan dengan pejabat Komisi Yudisial. "Saya betul-betul merasa tidak nyaman jika ada pihak-pihak yang menduga itu adalah tentara. Tolong berikan bukti kepada saya agar saya bisa mengambil tindakan nyata," tuturnya.

Selama di Jakarta, proses penyelidikan kasus itu diserahkan sepenuhnya kepada tim Denpom Makassar. Menurutnya, tim khusus tersebut bekerjasama dengan polisi melakukan pengusutan. Sejauh ini, Hari mengaku belum menerima laporan hasil-hasil penyelidikan tersebut. Ketua Tim Penyelidikan Insiden Pantai Laguna, Ajun Komisaris Besar Totok Triwibowo, enggan berkomentar terkait penyerangan itu. Saat ditemui di lokasi kafe yang terbakar, Totok memilih bungkam dan mengaku pihaknya masih terus menyelidikinya. "Pembakaran ini tidak kami duga karena sebelumnya karena pintu masuk telah dijaga ketat. Tapi, ternyata pelaku lewat di bagian belakang," ujar Totok.

Menurut saksi mata, pelaku pembakaran dan perusakan melompati pagar tembok Pantai Laguna yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari Jalan Metro Tanjung Bunga. Beberapa di antaranya masuk ke kafe dan membakar, sedangkan lainnya menunggu di pinggir jalan dengan kendaraan roda dua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog