Oleh : Frangky Johannis 13-Mei-2010, 22:58:08 WIB
KabarIndonesia - Romo Apolinarius, Pr menunjukan keteladanan seorang pemimpin umat kepada masyarakat Rote Ndao umumnya. Pasalnya Romo Deddy panggilan akrab pastor Paroki Kristoforus Ba'a ini secara simpatik memaafkan Pratu Marinir Muhamad Rosi, yang memukul dirinya pada saat pertandingan bola voli Jember Cup, Senin (10/5) di Nemberala Kecamatan Rote Barat. Pada acara perdamaian yang dimediasi oleh Bupati Rote Ndao, Drs. Leonard Haning, MM dan jajaran Muspida di ruang kerja Bupati, Rabu (12/5) siang, Romo Deddy mengatakan kita semua terpanggil untuk melayani sesama. Atas dasar keterpanggilan secara kodrati untuk melayani sesama itulah maka saya memaafkan saudara Muhamad Rosi.
KabarIndonesia - Romo Apolinarius, Pr menunjukan keteladanan seorang pemimpin umat kepada masyarakat Rote Ndao umumnya. Pasalnya Romo Deddy panggilan akrab pastor Paroki Kristoforus Ba'a ini secara simpatik memaafkan Pratu Marinir Muhamad Rosi, yang memukul dirinya pada saat pertandingan bola voli Jember Cup, Senin (10/5) di Nemberala Kecamatan Rote Barat. Pada acara perdamaian yang dimediasi oleh Bupati Rote Ndao, Drs. Leonard Haning, MM dan jajaran Muspida di ruang kerja Bupati, Rabu (12/5) siang, Romo Deddy mengatakan kita semua terpanggil untuk melayani sesama. Atas dasar keterpanggilan secara kodrati untuk melayani sesama itulah maka saya memaafkan saudara Muhamad Rosi.
"Perbuatan Paru Rosi saya maafkan karena kejadian itu situasional. Namun dengan harapan agar ke depan jangan terjadi lagi kejadian serupa. Cukup saya saja yang terakhir," ujar Romo Deddy. Sementara oknum anggota marinir Pratu Marinir Muhamad Rosi yang diminta oleh umat katolik St. Kristoforus Ba'a untuk dihadirkan dalam pertemuan perdamaian tersebut menjelaskan kronologis peristiwa tersebut. Rosi mengatakan, peristiwa terjadi, Selasa (11/5) saat pertandingan bola voli Jember Cup di Nembrala-Kecamatan Rote Barat, antara klub voli putri Gereja Paroki St Kristoforus-Ba'a melawan klub Jember C Putri dari Jemaat Gereja Emanuel Nembrala.
Saat itu ia berada di bagian tribun. Saat terjadi pergantian dari set pertama ke set kedua, kata Rosi, Romo Deddy juga ikut berpindah dan berdiri di depan mereka sebagai penonton, sehingga keberadaan Romo Deddy menggangu pemandangan mereka. Karena penonton meneriaki agar Ofisial tim putri St. Kristoforus untuk tidak menghalangi pemandangan penontos juga, maka dia bersama kemudian meminta Romo Deddy berpindah tempat supaya tidak menghalangi pandangan mereka tetapi Romo Deddy menjawab bahwa Romo Deddy adalah ofisial. Saat itu, kata Rosi, banyak penonton yang berteriak agar room Deddy berpindah tempat karena menghalangi pemandangan penonton. Dirinya kemudian meminta Romo Deddy berpindah secara baik-baik karena sebagai penonton mereka bukan mau nonton punggung Romo Deddy.
Karena Romo Deddy tidak berpindah juga, kata Rosi, ia kemudian mendekati Romo Deddy dan meminta Romo Deddy ke belakang supaya diberitahukan secara baik-baik dimana tempat ofisial harus berdiri. Saat itu Romo Deddy menolak dirinya sehingga ia hampir terjatuh. "Saat saya mau jatuh, secara refleks tangan kiri saya mengenai bagian leher dan pipi Romo Deddy. Jadi bukan saya pukul tetapi ini salah pengertian saja," kata Rosi.
Terhadap kejadian itu, Rosi mengatakan, dirinya meminta maaf kepada Romo Deddy atas apa yang telah terjadi. Seandainya ia mengetahui bahwa romo Deddy adalah seorang romo atau pimpinan agama pasti hal itu tidak terjadi. "Sikap minta maaf sedalam-dalamnya kepada Romo Deddy secara pribadi dan juga seluruh umat katolik karena saya tidak ada maksud untuk memukul Romo," ujar Rosi.
Menurut dia, kronologis kejadian menurut Pratu Marinir Muhamad Rosi agak berbeda dengan kronologis yang disampaikan Romo Apolonarius Ladjar, Pr. Meski demikian hal ini tidak dipersoalkan lagi karena sudah dilakukan upaya perdamaian dan tidak perlu di persoalkan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar