Selasa, 04 Mei 2010 17:38 WIB
Puluhan wartawan mendatangi kantor Korem 072 Pamungkas Yogyakarta (4/5).
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - TNI akan memberikan sanksi kepada Letnan Satu Rizal W, perwira yang menarik kerah, melontarkan kata-kata tak senonoh, dan memaksa menghapus jepretan fotografer Tempo, Arif Wibowo dalam insiden pengamanan Wakil Presiden Boediono. Atas tindakan kekerasan itu TNI mohon maaf.
Puluhan wartawan mendatangi kantor Korem 072 Pamungkas Yogyakarta (4/5).
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - TNI akan memberikan sanksi kepada Letnan Satu Rizal W, perwira yang menarik kerah, melontarkan kata-kata tak senonoh, dan memaksa menghapus jepretan fotografer Tempo, Arif Wibowo dalam insiden pengamanan Wakil Presiden Boediono. Atas tindakan kekerasan itu TNI mohon maaf.
"Ya dijatuhkan tindakan. Akan kami proses sesuai internal kami," kata Komandan Korem 072/pamungkas, Kolonel CZI Soepeno saat menemui puluhan wartawan televisi, cetak, dan radio yang menggeruduk markas Kodam IV Diponegoro Kompi Kavileri Panser 2 Yogyakarta, Selasa (4/5). Mengenai sanksi apa yang akan dijatuhkan terhadap anak buahnya, Soepeno enggan merincinya.
Seperti diketahui insiden kekerasan Arbo, panggilan akrab Arif wibowo terjadi ketika salah satu anggota TNI AD bernama Letnan Satu (Lettu) Rizal W melarangnya memotret mobil panser bertuliskan Kakikavser 2 di kawasan kampus UGM.
Mengenai larangan memotret itu, Soepeno mengaku panser boleh dipotret. Tidak boleh ada larangan foto. Boleh-boleh saja. "Komandan unit itu terlalu stress menjaga ring I," kilah Soepeno.
Mengenai keberadaan petugas keamanan dengan dua panser di kampus UGM menurut Soepeno, merupakan Standart Operasi Pengamanan Presiden dan Wakil Presiden yang sudah ditetapkan undang-undang. "Panser bisa masuk kampus karena ancamannya tidak hanya demo saja, tetapi juga teror, dan peristiwa di luar perkiraan kita," katanya. Jika ada kemungkinan buruk ada ancaman mendadak seperti teror, bahan peledak yang tidak terdeteksi, maka tugas aparat keamanan untuk mengamankan pejabat VVIP itu. "TNI harus selalu negative thinking untuk situasi pengamanan di kawasan ring I," kata Soepeno.
Atas insiden ini TNI minta maaf dan berjanji kekerasan ini tidak akan terulang. "Secara langsung kami mengakui bahwa itu memang kesalahan kami. Kami meminta maaf dan semoga kejadian ini merupakan yang pertama dan terakhir," paparnya.
Sementara itu, pelaku kekerasan, Lettu Rizal W menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas apa yang dilakukannya. "Secara pribadi saya minta maaf, saya khilaf karena mungkin tuntuan terlalu capek saat bertugas," kata Rizal yang diminta wartawan menemui mereka. Mengenai siap atau tidaknya sanksi yang dikenakan terhadap dirinya, Rizal menjawab singkat. "Saya serahkan kepada komandan."
Arif Wibowo yang juga hadir dalam aksi wartawan ini menilai kekerasan yang terjadi pada dirinya sebagai pelecehan profesi, Dia berharap kejadian ini tak terulang lagi. "Berharap kepada militer agar tidak terulang kembali, melontarkan kata-kata kasar, dan bentuk intimidasi lainnya," kata Arbo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar