Bali Post)
28 Oktober 2010 | -Buntut konflik rebutan kuburan dan Pura Dalem Rsi antara warga Geria Ketandan Desa Buruan dengan warga Geria Tegallinggah Desa Bedulu Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, prosesi pelebon (ngaben) yang dilakukan dari kelompok warga Geria Tegallinggah mendapatkan pengamanan dari aparat keamanan di Gianyar, Rabu (27/10) kemarin.
Pengamanan yang dilakukan aparat dari unsur kepolisian, TNI, dan Satpol PP Gianyar untuk mengantisipasi terjadinya aksi bentrok sebagaimana kejadian beberapa hari yang lalu. Polsek Blahbatuh dengan kekuatan penuh mengerahkan seluruh personelnya menjaga kelancaran prosesi pengabenan dari warga. Demikian pula satu truk tentara dari Kodim 1616 Gianyar diikutsertakan untuk memantau situasi keamanan wilayah di perbatasan antara Ketandan dengan Tegallinggah.
Prosesi pengabenan dilakukan di Kuburan Semebaung, sekitar pukul 13.00 wita. Warga dengan berpakaian adat, beriringan membawa perlengkapan upacara pengabenan Ida Bagus Sweta, yang sebelumnya digelar mekinsan di geni beberapa bulan yang lalu. Saat dilakukan prosesi keliling di simpang tiga Semebaung, bade yang diusung langsung diarahkan ke kuburan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Hingga prosesi berakhir, semua berjalan dengan lancar.
Suasana kondusif yang terjadi saat prosesi ngaben tidak terlepas dari tingkat kesadaran warga. Terlebih lagi, bersamaan di Desa Tegallinggah juga terdapat warga meninggal yang harus dikuburkan di kuburan Tegallinggah kemarin. Sehingga warga Tegallinggah terbagi dua. Untuk kuburan Semebaung, prosesi hanya diikuti oleh warga Geria Tegallinggah.
Sementara dalam menangani konflik kuburan dan pura antara kedua kelompok warga, Pemkab Gianyar terus melakukan upaya pendekatan terhadap kedua kelompok. Terlebih lagi menjelang akan digelarnya piodalan di Pura Dalem Rsi yang juga menjadi objek konflik kedua pihak. Upacara akan digelar pada 3 November mendatang. (kmb16)
Pengamanan yang dilakukan aparat dari unsur kepolisian, TNI, dan Satpol PP Gianyar untuk mengantisipasi terjadinya aksi bentrok sebagaimana kejadian beberapa hari yang lalu. Polsek Blahbatuh dengan kekuatan penuh mengerahkan seluruh personelnya menjaga kelancaran prosesi pengabenan dari warga. Demikian pula satu truk tentara dari Kodim 1616 Gianyar diikutsertakan untuk memantau situasi keamanan wilayah di perbatasan antara Ketandan dengan Tegallinggah.
Prosesi pengabenan dilakukan di Kuburan Semebaung, sekitar pukul 13.00 wita. Warga dengan berpakaian adat, beriringan membawa perlengkapan upacara pengabenan Ida Bagus Sweta, yang sebelumnya digelar mekinsan di geni beberapa bulan yang lalu. Saat dilakukan prosesi keliling di simpang tiga Semebaung, bade yang diusung langsung diarahkan ke kuburan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Hingga prosesi berakhir, semua berjalan dengan lancar.
Suasana kondusif yang terjadi saat prosesi ngaben tidak terlepas dari tingkat kesadaran warga. Terlebih lagi, bersamaan di Desa Tegallinggah juga terdapat warga meninggal yang harus dikuburkan di kuburan Tegallinggah kemarin. Sehingga warga Tegallinggah terbagi dua. Untuk kuburan Semebaung, prosesi hanya diikuti oleh warga Geria Tegallinggah.
Sementara dalam menangani konflik kuburan dan pura antara kedua kelompok warga, Pemkab Gianyar terus melakukan upaya pendekatan terhadap kedua kelompok. Terlebih lagi menjelang akan digelarnya piodalan di Pura Dalem Rsi yang juga menjadi objek konflik kedua pihak. Upacara akan digelar pada 3 November mendatang. (kmb16)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar