Senin, 21 Juni 2010
JAKARTA (Suara Karya): Tentara Nasional Indonesia (TNI) bekerja sama dengan pemerintah daerah (pemda), sepakat membangun pos-pos keamanan serta 12 monumen tokoh masyarakat di pulau-pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
"Guna menjaga keutuhan wilayah NKRI khususnya pulau-pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, maka perlu dibangun pos pengamanan pulau terluar sekaligus membangun monumen tokoh masyarakat setempat," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Herry Setianegara kepada Suara Karya di Jakarta, Minggu (20/6).
Rencananya, 12 monumen tokoh masyarakat akan dibangun di 12 pulau terluar, diantaranya Pulau Miangas, Pulau Jemur, Pulau Natuna, Pulau Anambas dan Pulau Sekatung. Dana yang dipergunakan diambil dari Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN) TNI AL. Sebagai pilot project, tutur Herry, TNI AL telah menyelesaikan pembangunan Monumen Datuk Kaya Muhammad di Pulau Sekatung, tepatnya di Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Batam, Kepulauan Riau.
Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso didampingi Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Agus Suhartono secara langsung menandatangani peresmian monumen tersebut di Batam, Sabtu (19/6). Menurut Herry, wilayah maritim 12 pulau terluar yang dimiliki Indonesia ini relatif rawan melahirkan konflik dengan negara-negara tetangga yang berbatasan langsung dengan NKRI. "Karena itu, harus ada peran serta dari masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan mempertahankan kewilayahan kita," ujarnya.
Peran Masyarakat
Salah satu upaya yang sedang didorong TNI AL adalah menghidupkan kembali Babinsa di pulau-pulau terluar yang berpenghuni serta menempatkan pasukan Marinir di pulau-ulau terluar yang belum berpenghuni.
"Peran serta dan kepedulian kita semua diperlukan, seperti yang telah dilaksanakan di Pulau Sekatung yang berbatasan dengan Vietnam. Kita membangun pos pengamanan Pulau Terluar dengan menempatkan penduduk serta membangun monumen tokoh masyarakat yang dilaksanakan oleh TNI bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Natuna sebagai tenda pulau tersebut merupakan wilayah kita," ujarnya.
Usai meresmikan Monumen Datuk Kaya Muhammad, Panglima TNI juga meninjau fasilitas Integgreted Maritime Surveilance System (IMMS) di Lanal Batam. Panglima TNI didampingi Irjen TNI Mayjen TNI Muhamad Noer Muis, Asrenum Panglima TNI Marsda TNI Amirullah Amin, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Tono Suratman, Asops Kasal Laksda TNI Ignatius Dedik Surarto, Aspam KSAL, Laksda) TNI Soleman B Pontoh, Pangarmabar Laksda TNI Marsetio, Kadispen TNI AL, Laksma TNI Herry Setianegara dan Pangdam I/Bukit Barisan, Brigjen TNI Leonardus JP Siegers. (Feber Sianturi)
JAKARTA (Suara Karya): Tentara Nasional Indonesia (TNI) bekerja sama dengan pemerintah daerah (pemda), sepakat membangun pos-pos keamanan serta 12 monumen tokoh masyarakat di pulau-pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
"Guna menjaga keutuhan wilayah NKRI khususnya pulau-pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, maka perlu dibangun pos pengamanan pulau terluar sekaligus membangun monumen tokoh masyarakat setempat," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Herry Setianegara kepada Suara Karya di Jakarta, Minggu (20/6).
Rencananya, 12 monumen tokoh masyarakat akan dibangun di 12 pulau terluar, diantaranya Pulau Miangas, Pulau Jemur, Pulau Natuna, Pulau Anambas dan Pulau Sekatung. Dana yang dipergunakan diambil dari Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN) TNI AL. Sebagai pilot project, tutur Herry, TNI AL telah menyelesaikan pembangunan Monumen Datuk Kaya Muhammad di Pulau Sekatung, tepatnya di Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Batam, Kepulauan Riau.
Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso didampingi Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Agus Suhartono secara langsung menandatangani peresmian monumen tersebut di Batam, Sabtu (19/6). Menurut Herry, wilayah maritim 12 pulau terluar yang dimiliki Indonesia ini relatif rawan melahirkan konflik dengan negara-negara tetangga yang berbatasan langsung dengan NKRI. "Karena itu, harus ada peran serta dari masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan mempertahankan kewilayahan kita," ujarnya.
Peran Masyarakat
Salah satu upaya yang sedang didorong TNI AL adalah menghidupkan kembali Babinsa di pulau-pulau terluar yang berpenghuni serta menempatkan pasukan Marinir di pulau-ulau terluar yang belum berpenghuni.
"Peran serta dan kepedulian kita semua diperlukan, seperti yang telah dilaksanakan di Pulau Sekatung yang berbatasan dengan Vietnam. Kita membangun pos pengamanan Pulau Terluar dengan menempatkan penduduk serta membangun monumen tokoh masyarakat yang dilaksanakan oleh TNI bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Natuna sebagai tenda pulau tersebut merupakan wilayah kita," ujarnya.
Usai meresmikan Monumen Datuk Kaya Muhammad, Panglima TNI juga meninjau fasilitas Integgreted Maritime Surveilance System (IMMS) di Lanal Batam. Panglima TNI didampingi Irjen TNI Mayjen TNI Muhamad Noer Muis, Asrenum Panglima TNI Marsda TNI Amirullah Amin, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Tono Suratman, Asops Kasal Laksda TNI Ignatius Dedik Surarto, Aspam KSAL, Laksda) TNI Soleman B Pontoh, Pangarmabar Laksda TNI Marsetio, Kadispen TNI AL, Laksma TNI Herry Setianegara dan Pangdam I/Bukit Barisan, Brigjen TNI Leonardus JP Siegers. (Feber Sianturi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar