Soal Maraknya Bendera Asing
Denpasar, Denpost
Maraknya pengibaran bendera negara asing untuk meramaikan perhelatan Piala Dunia 2010 tak hanya mendapat atensi dari Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto, tapi juga daru Gubernur Bali Made Mangku Patika.
”Anda tanya sendiri langsung kepada mereka (yang mengibarkan bendera negara-negara asing) di mana letak nasionalisme mereka ? ujar Mangku Pastika ketika diminta tanggapannya usai mengikuti sidang paripurna istimewa DPRD Bali penyampaian hasil pemeriksaan BPK, Senin (21/6) kemarin.
Gubernur juga minta agar bendera-bendera tersebut tidak dianggap sebagai bendera nasional. ” Asalkan jangan dianggap sebagai bendera nasional saja. Saya juga bingung, kenapa mereka sampai memasang bendera segala? Tandasnya.
Menurut Gubernur, banyaknya penggemar bola yang mengibarkan bendera negara-negara asing serangkaian perhelatan Piala Dunia 2010 kemungkinan karena sepak bola Indonesia tidak maju di even dunia tersebut. Itu mungkin karena sepak bola kita nggak maju-maju,”tegasnya
Sedangkan Mangku Pastika mengaku tidak pernah nonton pertandingan sepak bola dalam Piala Dunia tahun ini. ”Kalau PSSI maju, baru saya akan menonton, Kalau yang lain buat apa saya nonton? Tegasnya.
Dia berharap PSSI kelak bisa tampil di ajang Piala Dunia. ”Kalau sekarang buat apa saya nonton? Apalagi harus sampai bergadang segala macam. Buat apa itu ? Saya akan nonton kalau Perseden atau Persegi dan lainnya maju. ” papar Gubernur.
Sebelumnya, dalam acara cofee morning dengan awak pers di Makodam, pekan lalu, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto mengungkapkan bahwa pemasangan bendera negara-negara lain di beberapa tempat di Bali merupakan langkah bodoh.
Jenderal bintang dua di pundak ini mengungkapkan. Boleh-boleh saja memberikan dukungan kepada negara-negara yang berprestasi di bidang olah raga, tapi caranya bukan mengagung-agungkan benderanya di Indonesia. Sebaliknya masyarakat Indonesia kurang peduli dengan prestasi olah raganya yang kacau-belau, sehingga kontras dengan situasi Piala Dunia saat ini. Menurut saya itu langkah bodoh dengan menyanjung-nyanjung prestasi negara lain dengan memasang bendera mereka di negeri kita, ” tandasnya.
Pangdam juga mengungkapkan, TNI memang tak berhak menurunkan paksa pemasangan bendera negara-negara lain tersebut, tapi sebatas mengimbau masyarakat . Sedangkan penanganannya secara preventif ada di kepolisian atau instansi terkait yang berwenang di bidang itu.
Pantauan Denpost, pengibaran bendera negara asing di beberapa tempat di Bali semakin marak menjelang babak 16 besar. Sejauh ini aparat belum beraksi atas euforia di masyarakat kita ini.
Hebatnya, bendera-bendera asing yang dikibarkan masyarakat berukuran raksasa, sehingga jauh lebih besar ketimbang bendera merah putih. Maraknya pengibaran bendera asing jauh kontras dengan pemasangan bendera Merah Putih saat pengibaran hari-hari besar nasional seperti hari Pahlawan dan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI.
Denpasar, Denpost
Maraknya pengibaran bendera negara asing untuk meramaikan perhelatan Piala Dunia 2010 tak hanya mendapat atensi dari Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto, tapi juga daru Gubernur Bali Made Mangku Patika.
”Anda tanya sendiri langsung kepada mereka (yang mengibarkan bendera negara-negara asing) di mana letak nasionalisme mereka ? ujar Mangku Pastika ketika diminta tanggapannya usai mengikuti sidang paripurna istimewa DPRD Bali penyampaian hasil pemeriksaan BPK, Senin (21/6) kemarin.
Gubernur juga minta agar bendera-bendera tersebut tidak dianggap sebagai bendera nasional. ” Asalkan jangan dianggap sebagai bendera nasional saja. Saya juga bingung, kenapa mereka sampai memasang bendera segala? Tandasnya.
Menurut Gubernur, banyaknya penggemar bola yang mengibarkan bendera negara-negara asing serangkaian perhelatan Piala Dunia 2010 kemungkinan karena sepak bola Indonesia tidak maju di even dunia tersebut. Itu mungkin karena sepak bola kita nggak maju-maju,”tegasnya
Sedangkan Mangku Pastika mengaku tidak pernah nonton pertandingan sepak bola dalam Piala Dunia tahun ini. ”Kalau PSSI maju, baru saya akan menonton, Kalau yang lain buat apa saya nonton? Tegasnya.
Dia berharap PSSI kelak bisa tampil di ajang Piala Dunia. ”Kalau sekarang buat apa saya nonton? Apalagi harus sampai bergadang segala macam. Buat apa itu ? Saya akan nonton kalau Perseden atau Persegi dan lainnya maju. ” papar Gubernur.
Sebelumnya, dalam acara cofee morning dengan awak pers di Makodam, pekan lalu, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto mengungkapkan bahwa pemasangan bendera negara-negara lain di beberapa tempat di Bali merupakan langkah bodoh.
Jenderal bintang dua di pundak ini mengungkapkan. Boleh-boleh saja memberikan dukungan kepada negara-negara yang berprestasi di bidang olah raga, tapi caranya bukan mengagung-agungkan benderanya di Indonesia. Sebaliknya masyarakat Indonesia kurang peduli dengan prestasi olah raganya yang kacau-belau, sehingga kontras dengan situasi Piala Dunia saat ini. Menurut saya itu langkah bodoh dengan menyanjung-nyanjung prestasi negara lain dengan memasang bendera mereka di negeri kita, ” tandasnya.
Pangdam juga mengungkapkan, TNI memang tak berhak menurunkan paksa pemasangan bendera negara-negara lain tersebut, tapi sebatas mengimbau masyarakat . Sedangkan penanganannya secara preventif ada di kepolisian atau instansi terkait yang berwenang di bidang itu.
Pantauan Denpost, pengibaran bendera negara asing di beberapa tempat di Bali semakin marak menjelang babak 16 besar. Sejauh ini aparat belum beraksi atas euforia di masyarakat kita ini.
Hebatnya, bendera-bendera asing yang dikibarkan masyarakat berukuran raksasa, sehingga jauh lebih besar ketimbang bendera merah putih. Maraknya pengibaran bendera asing jauh kontras dengan pemasangan bendera Merah Putih saat pengibaran hari-hari besar nasional seperti hari Pahlawan dan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar