Senin, 21 Juni 2010
JAKARTA (Suara Karya): TNI Angkatan Udara menanti realisasi modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), seperti yang telah dijanjikan pemerintah dalam tahun pertama rencana strategis (renstra) pembangunan kekuatan dan pertahanan Indonesia. "Sambil menunggu realisasi dari rencana modernisasi alutsista tersebut, kita harus sikapi dengan tetap merawat dan memelihara alutsista yang ada serta tetap mengedepankan profesionalisme dibidang pemeliharaan, dengan pengecekan kelaikan alutsista secara teliti dan terukur serta penilaian safety level kegiatan yang komprehensif," ujar Komandan Komando Pemeliharaan Materiil TNI Angkatan Udara (Dankoharmatau) Marsekal Muda TNI Ferdinand AM dalam siaran pers yang diterima Suara Karya di Jakarta, baru-baru ini.
Saat ini, tutur Ferdinand, TNI memasuki tahun pertama Renstra II 2010-2014. Artinya, pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista TNI menuju periode kekuatan pokok minimum (Minimum Esensial Force/MEF). "Patut disyukuri, bahwa pemerintah unya keinginan untuk menghapus alutsista tua yang dimiliki TNI. Suatu keinginan yang didasari atas kehendak untuk menjaga keselamatan pengguna alutsista," ujarnya.
Salah satu kebijakan strategis yang sedang berjalan pemerintah untuk membangun kekuatan berdasarkan MEF, adalah revitalisasi industri pertahanan. Sejumlah Badan Usaha Milik Negara Strategis dilibatkan dan ditingkatkan produktivitasnya, seperti PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL dan PT Len.
Ferdinand mengharapkan pembangunan kekuatan akan menjadi program berkelanjutan. Seperti yang telah dicanangkan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat bahwa pembangunan kekuatan jangka panjang akan dilakukan secara bertahap menjadi The First Class Airforce. Sedangkan, pembangunan kekuataan jangka pendek, yakni zerro accident. "Pada jangka pendek atau kurun waktu satu tahun ini dapat kita lalui tanpa kecelakaan," ujarnya.
Kerja Sama
Pada sisi lain, TNI AU terus berupaya menjalin kerjasama militer dengan angkatan udara negara-negara tetangga. Di antaranya adalah kerja sama latihan dan kursus simulator dengan Angkatan Udara Singapura (RSAF) yang dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat.
Wakil Asisten Operasi (Waasops) KSAU, Marsekal Pertama TNI FHB Soelistyo mengatakan, latihan dan kursus Simulator TNI AU dan RSAF merupakan bagian dari hasil pertemuan tahunan kedua angkatan udara yang dilaksanakan di Bali.
"Kerja sama ini sudah berjalan cukup lama, sehinga perlu adanya koordinasi sebelum pelaksanaan latihan dan kursus simulator serta pertukaran kunjungan supaya dalam pelaksanaanya berjalan dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, RSAF menyambut kerja sama angkatan udara antarnegara sahabat. "Angkatan Udara Singapura menyambut dengan baik rencana kerja sama yang akan dilaksanakan kedua angkatan yang serumpun ini," ujar pimpinan rombongan RSAF, Colonel Leong Kum Wah. (Feber Sianturi)
JAKARTA (Suara Karya): TNI Angkatan Udara menanti realisasi modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), seperti yang telah dijanjikan pemerintah dalam tahun pertama rencana strategis (renstra) pembangunan kekuatan dan pertahanan Indonesia. "Sambil menunggu realisasi dari rencana modernisasi alutsista tersebut, kita harus sikapi dengan tetap merawat dan memelihara alutsista yang ada serta tetap mengedepankan profesionalisme dibidang pemeliharaan, dengan pengecekan kelaikan alutsista secara teliti dan terukur serta penilaian safety level kegiatan yang komprehensif," ujar Komandan Komando Pemeliharaan Materiil TNI Angkatan Udara (Dankoharmatau) Marsekal Muda TNI Ferdinand AM dalam siaran pers yang diterima Suara Karya di Jakarta, baru-baru ini.
Saat ini, tutur Ferdinand, TNI memasuki tahun pertama Renstra II 2010-2014. Artinya, pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista TNI menuju periode kekuatan pokok minimum (Minimum Esensial Force/MEF). "Patut disyukuri, bahwa pemerintah unya keinginan untuk menghapus alutsista tua yang dimiliki TNI. Suatu keinginan yang didasari atas kehendak untuk menjaga keselamatan pengguna alutsista," ujarnya.
Salah satu kebijakan strategis yang sedang berjalan pemerintah untuk membangun kekuatan berdasarkan MEF, adalah revitalisasi industri pertahanan. Sejumlah Badan Usaha Milik Negara Strategis dilibatkan dan ditingkatkan produktivitasnya, seperti PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL dan PT Len.
Ferdinand mengharapkan pembangunan kekuatan akan menjadi program berkelanjutan. Seperti yang telah dicanangkan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat bahwa pembangunan kekuatan jangka panjang akan dilakukan secara bertahap menjadi The First Class Airforce. Sedangkan, pembangunan kekuataan jangka pendek, yakni zerro accident. "Pada jangka pendek atau kurun waktu satu tahun ini dapat kita lalui tanpa kecelakaan," ujarnya.
Kerja Sama
Pada sisi lain, TNI AU terus berupaya menjalin kerjasama militer dengan angkatan udara negara-negara tetangga. Di antaranya adalah kerja sama latihan dan kursus simulator dengan Angkatan Udara Singapura (RSAF) yang dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat.
Wakil Asisten Operasi (Waasops) KSAU, Marsekal Pertama TNI FHB Soelistyo mengatakan, latihan dan kursus Simulator TNI AU dan RSAF merupakan bagian dari hasil pertemuan tahunan kedua angkatan udara yang dilaksanakan di Bali.
"Kerja sama ini sudah berjalan cukup lama, sehinga perlu adanya koordinasi sebelum pelaksanaan latihan dan kursus simulator serta pertukaran kunjungan supaya dalam pelaksanaanya berjalan dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, RSAF menyambut kerja sama angkatan udara antarnegara sahabat. "Angkatan Udara Singapura menyambut dengan baik rencana kerja sama yang akan dilaksanakan kedua angkatan yang serumpun ini," ujar pimpinan rombongan RSAF, Colonel Leong Kum Wah. (Feber Sianturi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar