Sabtu, 19 Juni 2010, 18:45:16 WIB
Laporan: Firardi Rozy
Jakarta, RMOL. Rencana wajib militer (Wamil) kepada WNI berusia 18 sampai 45 tahun bernilai strategis untuk memperkuat sumber daya manusia cadangan pendukung pertahanan militer dan non militer. Selain sesuai dengan doktrin sistem pertahanan rakyat semesta, hal ini sesuai dengan UU 3/2002 tentang pertahanan negara.
Laporan: Firardi Rozy
Jakarta, RMOL. Rencana wajib militer (Wamil) kepada WNI berusia 18 sampai 45 tahun bernilai strategis untuk memperkuat sumber daya manusia cadangan pendukung pertahanan militer dan non militer. Selain sesuai dengan doktrin sistem pertahanan rakyat semesta, hal ini sesuai dengan UU 3/2002 tentang pertahanan negara.
"Apabila akan dijalankan oleh pemerintah, menurut saya cukup menyelenggarakan latihan dasar militer selama 30 hari selama lima tahun pertama pelaksanaan," kata pengamat intelijen dari HIJ'D Institute, Dynno Chressbon, kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu petang (19/6).
Hal itu menurut Dynno disebabkan kendala pembiayaan latihan yang mahal, 30 juta per orang. "Lebih baik anggarannya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI sebagai komponen utama," katanya.
Dynno menjelaskan lagi, Wamil cukup penting dan strategis dalam menghadapi ancaman perang non-konvensional seperti menghadapi ancaman agitasi dan propaganda Malaysia dan Singapura di perbatasan negara yang disengketakan."Apabila WNI telah mendapatkan pelatihan dasar militer, menurut saya pada tahapan latihan dasar militer kedua, potensi cadangan Wamil bisa diterjunkan mendukung TNI di daerah konflik perbatasan negara dalam rangka pertahanan non militer," tandasnya.[ald]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar