Rabu, 23 Juni 2010 22:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Agus Martowardoyo mengatakan, anggaran sektor pertahanan hingga tahun 2015 masih mengalami defisit hingga Rp50 triliun terutama untuk mendukung pengadaan alat utama sistem senjata.
Mungkin sekitar Rp50 triliunan dalam lima tahun, dan itu bukan sesuatu yang besar. Kita harus punya rencana APBN yang baik. Kita tidak bisa mengeluarkan suatu investasi kementerian tetapi tidak diimbangi penerimaan yang berkesinambungan dan sehat.
"Mungkin sekitar Rp50 triliunan dalam lima tahun, dan itu bukan sesuatu yang besar. Kita harus punya rencana APBN yang baik. Kita tidak bisa mengeluarkan suatu investasi kementerian tetapi tidak diimbangi penerimaan yang berkesinambungan dan sehat," katanya di Jakarta, Rabu. Usai menghadiri rapat tentang alat utama sistem senjata TNI yang dipimpin Wakil Presiden Boediono, Agus mengatakan, pihaknya optimis dapat memenuhi anggaran belanja alutsista tersebut. Ia menambahkan, untuk tahun 2011 pemerintah menganggarkan alokasi dana untuk alutsista sebesar Rp 7 triliun.
"Kalau kita bisa meningkatkan penerimaan negara dengan baik, baik itu pajak atau non pajak, penerimaan sumber daya alam itu (anggaran) sesuatu yang optimis ke depan," ujar Agus. Pada kesempatan yang sama Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, dalam rapat tersebut dibahas kebijakan tentang kekuatan pokok minimun TNI terkait keterbatasan anggaran pemerintah di sektor pertahanan.
Rapat dihadiri pula Menko Polkam Djoko Suyanto, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Menteri Perindustrian MS Hidayat, serta Menko Ekonomi Hatta Rajasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar