Denpasar,Denpost - Seorang pria yang mengaku anggota Intelkam Poltabes Denpasar berinisial Ib (48) menipu hingga Rp 200 juta. Korbannya berinisial AS (20) yang beralamat di Jl. Wibisana Barat Gang I, Denpasar. Kasusnya dilaporkan ke Poltabes Denpasar, Senin (21/6) lalu.
Menurut informasi yang diperoleh DenPost, Selasa (22/6) kemarin, sebenarnya peristiwa itu terjadi pada Mei 2009 lalu, tapi baru melaporkan Senin lalu. Awalnya Ib menawarkan diri kepada AS untuk meloloskan adik AS menjadi polisi tanpa haus mengikuti tes. Selain itu, Ib mengaku bisa membantu adik AS pindah tugas dari Jakarta ke Bali. Adik AS memang anggota TNI AD yang bertugas di Jakarta.
”Pelaku pasang tarif Rp 1.6 milyar, dan kedua adik AS dipastikan bisa lolos,” kata sumber Denpost.
Ternyata AS termakan rayuan Ib tersebut. Namun AS tidak bisa membayar full, tapi secara bertahap. Pada 22 Mei 2009, AS mentransfer uang ke rekening In sebesar Rp 80 juta dan tiga kali pengiriman pada Juni masing-masing Rp 48 juta, Rp 16 juta, dan Rp 18 jura. Selanjutnya November, AS mentransfer uang dua kali masing-masing Rp 7 juta dan Rp 3 juta. Terakhir 13 Desember 2009 sebanyak Rp 3 juta.
”Uang tersebut ditransfer leat ATM dan total kerugian 200 juta,” tambah sumber tersebut.
AS baru sadar kalau ditipu oleh Ib, setelah uang ditransfer, Ib ternayta bohong belaka. AS berusaha menanyakan kejelasan janji Ib, tapi tidak bisa dihubungi.
Kasat Reskrim Poltabes Denpasar Kompol M. Arif Sugiarto saat dimintai konfirmasi mengaku bahwa laporan tersebut belum diterimanya. Mantan Kasat Intelkam Poltabes ini sempat kaget setelah mendengar penipu yang mengaku anggota Intelkam Poltabes.
”Nanti saya coba cek dulu ke anggota. Masa pelaku ngaku intel? Kalau benar korban rugi hingga ratusan juta, itu jelas penipuan namanya,”tegas Kompol Arif.
Menurut informasi yang diperoleh DenPost, Selasa (22/6) kemarin, sebenarnya peristiwa itu terjadi pada Mei 2009 lalu, tapi baru melaporkan Senin lalu. Awalnya Ib menawarkan diri kepada AS untuk meloloskan adik AS menjadi polisi tanpa haus mengikuti tes. Selain itu, Ib mengaku bisa membantu adik AS pindah tugas dari Jakarta ke Bali. Adik AS memang anggota TNI AD yang bertugas di Jakarta.
”Pelaku pasang tarif Rp 1.6 milyar, dan kedua adik AS dipastikan bisa lolos,” kata sumber Denpost.
Ternyata AS termakan rayuan Ib tersebut. Namun AS tidak bisa membayar full, tapi secara bertahap. Pada 22 Mei 2009, AS mentransfer uang ke rekening In sebesar Rp 80 juta dan tiga kali pengiriman pada Juni masing-masing Rp 48 juta, Rp 16 juta, dan Rp 18 jura. Selanjutnya November, AS mentransfer uang dua kali masing-masing Rp 7 juta dan Rp 3 juta. Terakhir 13 Desember 2009 sebanyak Rp 3 juta.
”Uang tersebut ditransfer leat ATM dan total kerugian 200 juta,” tambah sumber tersebut.
AS baru sadar kalau ditipu oleh Ib, setelah uang ditransfer, Ib ternayta bohong belaka. AS berusaha menanyakan kejelasan janji Ib, tapi tidak bisa dihubungi.
Kasat Reskrim Poltabes Denpasar Kompol M. Arif Sugiarto saat dimintai konfirmasi mengaku bahwa laporan tersebut belum diterimanya. Mantan Kasat Intelkam Poltabes ini sempat kaget setelah mendengar penipu yang mengaku anggota Intelkam Poltabes.
”Nanti saya coba cek dulu ke anggota. Masa pelaku ngaku intel? Kalau benar korban rugi hingga ratusan juta, itu jelas penipuan namanya,”tegas Kompol Arif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar