06 Oktober 2010
Denpasar (Bali Post) - Peringatan HUT ke-65 TNI, Selasa (5/10) kemarin, membuat decak kagum setiap mata yang hadir dalam upacara tersebut. Upacara yang dilaksanakan di Lapangan Puputan Badung melibatkan ribuan pelajar dan mahasiswa dari perguruan tinggi dan SMA se-Bali ini, membuat ribuan mata yang menyaksikannya terkesima.
Lapangan Puputan Badung tampak indah dan asri. Di setiap sisi lapangan berdiri ratusan pelajar dan mahasiswa berseragam merah putih yang mendukung pagelaran spektakuler dengan pembentangan bendera Merah Putih terbesar di Indonesia bertukuran 120 m x 80 m. Di sisi selatan lapangan berdiri baliho besar bertuliskan ''TNI Sebagai Bhayangkari Negara Bersama Seluruh Komponen Bangsa Siap Menegakkan Kedaulatan dan Memepertahankan Keutuhan Wilayah NKRI'', di sisi timur lapangan berdiri kanvas besar di mana para pelukis TNI mengekspresikan jiwa seninya dengan tajuk ''TNI demi Bangsa''. Dan di bagian utara beberapa tenda untuk para undangan terhormat, di antaranya Gubernur Bali, Kapolda Bali, Danrem 163/Wira Satya, Ketua DPRD Bali, Kajari Bali, Wali Kota Denpasar, bupati se-Bali dan undangan lainnya.
Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budianto selaku penggagas tema ''Merah Putih'' serangkaian HUT ke-65 TNI, tampak bangga dan bahagia dengan seluruh rangkaian acara pagi itu. Selain penganugerahan Rekor Muri yang diterima Pangdam dari Manager Muri Paulus Pangka, pentas seni spektakuler Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar didukung oleh Universitas Mahendradatta dan Sanggar Paripurna Bona yang tampil sesuai ekspektasi juga membuat hati Pangdam berbunga-bunga.
Garapan ISI Denpasar yang bertajuk ''Merah Putih Jambrut Khatulistiwa'' bermakna jiwa pemberani dan tulus suci dalam mempertahankan NKRI. Pentas spektakuler tentang zaman keemasan Keraton Majapahit yang didirikan oleh Raden Wijaya mewariskan semangat kebangsaan dan kenegaraan yang kemudian mewarnai lintasan sejarah Indonesia. Sumpah Palapa Patih Gajah Mada di hadapan Ratu Tribuana Tunggadewi untuk merajut Nusantara, menjadi cikal bakal NKRI. Oratorium spektakuler ini demikian memukau seluruh hadirin. Falsafah Bhinneka Tunggal Ika dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular pada pemerintahan Hayam Wuruk yang membingkai toleransi keberagaman dalam rekatan keindonesiaan bangsa hingga hari ini, diperankan oleh tak kurang 500 mahasiswa ISI Denpasar dengan tarian yang elok dan indah memukau, serta panji-panji Merah Putih yang diarak oleh ratusan pelajar dan mahasiswa semarak diiringi gambelan Gong Gede di bawah komando Pembantu Rektor IV ISI Denpasar I Wayan Suweca, S.Skar., M.Mus., lantunan lagu ''Yamko Rambe Yamko'', ''Kebyar-Kebyar'' serta lagu ''Gending Sriwijaya'' dari Paduan Suara ISI Denpasar asuhan Ni Wayan Ardini, S.Sn., M.Si. dan I Komang Darmayuda, S.Sn., M.Si. serta lantunan ''gerong'' merdu menjadikan oratorium tersebut sempurna. Langit cerah pagi menjelang siang itu turut menyimak tiap bait kisah yang dilantunkan seniman dan juga orator ternama Putu Putri Suastini dan I Kadek Suartaya.
Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S, M.A. tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya atas suksesnya pementasan oratorium spektakuler tersebut. Dengan rendah hati, Rai mengungkapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Pangdam IX/Udayana, yang telah memberi kesempatan emas pada ISI Denpasar untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan ikut serta dalam HUT ke-65 TNI. (r)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar