Senin, 19 April 2010 - 13:18 wib
PEKANBARU (Okezone) - Malang benar nasib Jefri Sinaga, seorang anggota TNI AD dari kesatuan Arhanud 03, Tanggerang. Anggota TNI berpangkat Prajurit Dua (Prada) ini tewas dengan tubuh penuh luka. Kuat dugaan, kematianya yang dianggap tak wajar ini dicurigai karena dianiaya oleh seniornya. Kini, jenazah Jefri telah dipulangkan ke kampung halamannya di RT 01/01 nomor 54, Balik Alam, Mandau, Bengkalis, Riau. Menurut Paman korban, K Sinaga, kemarin sore jenazah keponakannya sudah berada didalam peti dan sudah berpangkaian dinas lengkap. Sewaktu tiba, keluarga tekejut mengapa Jefri tiba-tiba pulang sudah tidak benyawa. Namun, pakaian almarhum tidak boleh dibuka.
PEKANBARU (Okezone) - Malang benar nasib Jefri Sinaga, seorang anggota TNI AD dari kesatuan Arhanud 03, Tanggerang. Anggota TNI berpangkat Prajurit Dua (Prada) ini tewas dengan tubuh penuh luka. Kuat dugaan, kematianya yang dianggap tak wajar ini dicurigai karena dianiaya oleh seniornya. Kini, jenazah Jefri telah dipulangkan ke kampung halamannya di RT 01/01 nomor 54, Balik Alam, Mandau, Bengkalis, Riau. Menurut Paman korban, K Sinaga, kemarin sore jenazah keponakannya sudah berada didalam peti dan sudah berpangkaian dinas lengkap. Sewaktu tiba, keluarga tekejut mengapa Jefri tiba-tiba pulang sudah tidak benyawa. Namun, pakaian almarhum tidak boleh dibuka.
“Namun karena penasaran kita buka pakaiannya. Kita terkejut tubuhnya penuh luka. Bagian pinggangnya ada luka robek dan telah dijahit. Kemudian dadanya juga memar serta bibirnya pecah,” kata K Sinaga dalam perbincangan dengan okezone, Senin, (19/4/2010). Atas hal itu, menurut dia, pihak keluarga tidak terima dengan apa yang terjadi. Keluarga mencurigai kematian Jefri tidak wajar, dimana sebelumnya dikabarkan kematianya akibat serangan jantung. “Setahu saya almarhum tidak mempunyai sakit jantung. Kita menduga kematianya akibat dianiaya. Kita meminta kasusnya diusut tuntas. Dan pelaku pembunuh Jefri harus ditangkap dan dihukum,” pintanya.
Ditambahkannya lagi, hal yang menambah kecurigaan kalau Jefri yang baru bertugas setahun menjadi prajurit TNI AD tewas karena dianiya juga karena pihak keluarga tidak mendapat mendapat bukti visum dan tidak mendapatkan rekaman video dari dokter. “Untuk itu keluarga berniat untuk melakukan autopsi ulang di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru,” tekadnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar