Kamis, 29 April 2010 03:19 WIB Hiburan Film/TV Dibaca 249 kali
Banda Naira, Maluku Tengah (ANTARA News) - Fotografer asal Kota Ambon Harry Susanto akhirnya berhasil menjuarai lomba "Banda Underwater Photo Rally Competition 2010" yang dipusatkan di Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, dan berakhir Rabu malam (28/7). Susanto berhasil meraih nilai tertinggi dari enam foto yang diikutkan untuk dinilai para juri dengan kriteria meliputi human and sea, animal behavior, macro, mandarin fish, reefscape serta sea life and Sky.
Banda Naira, Maluku Tengah (ANTARA News) - Fotografer asal Kota Ambon Harry Susanto akhirnya berhasil menjuarai lomba "Banda Underwater Photo Rally Competition 2010" yang dipusatkan di Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, dan berakhir Rabu malam (28/7). Susanto berhasil meraih nilai tertinggi dari enam foto yang diikutkan untuk dinilai para juri dengan kriteria meliputi human and sea, animal behavior, macro, mandarin fish, reefscape serta sea life and Sky.
Pada lomba yang merupakan rangkaian dari kegiatan pelayaran internasional "Sail Banda 2010" itu, masing-masing fotografer diberikan kesempatan memasukan enam karya foto saat melakukan penyelaman di Pulau Hatta, Pulau Run, Pulau Ay, "Lava Flow Gunung Api Banda dan Pelabuhan Banda Naira yang dikenal dengan julukan "Mandarin City".
Dewan juri yang terdiri dari Mayjen TNI M. Noer Muis (Pangdam I/Bukit Barisan), Christoffel Simanjuntak (underwater photographer) dan Edy Purnomo (photojournalist) memberikan nilai tertinggi bagi enam hasil karya Susanto yang disertakan dalam lomba.Selain meraih gelar juara pertama, foto karya Harry Susanto yang termasuk kategori Human and Sea yang memperlihatkan seorang penyelam sedang menyelam diatas terumbu karang raksasa di lokasi penyelaman "Lava Flow" Gunung Api Banda juga dipilih oleh dewan juri sebagai foto terbaik `Banda Underwater Photo Rally Competition 2010`.
Sedangkan juara II lomba foto bawah air yang untuk kedua kalinya digelar setelah tahun 2009 lalu, diraih fotografer Dona Paramitha dari Jakarta dan juara III diraih fotografer Johan Wijaya dari Medan-Sumatera Utara. Harry Susanto selai memperoleh trophy, piagam penghargaan serta bonus berupa satu unit BCD Halcyon Infinity, paket menyelam empat hari tiga malam untuk satu orang dari Maluku Divers-Ambon, serta discount voucher untuk produk-produk Ikelite dan Sea & Sea dari Divemaster Indonesia.
Sedangkan untuk gelar foto terbaik, Harry Susanto juga memperoleh trophy, piagam penghargaan serta bonus berupa paket menyelam empat hari untuk satu orang (delapan kali dive) di NAD Lembeh Dive Resort-Manado. Sedangkan Dona Paramitha memperoleh trophy, piagam penghargaan dan bonus voucher menginap dua malam termasuk breakfast untuk dua orang di SILQ Private Residences-Bali, makan malam untuk dua orang di Beduur Restaurant, Ubud Hanging Gardens-Bali, voucher arung jeram untuk dua orang dengan Club Aqua-Bali dan voucher untuk dua orang dengan Seawalker di Club Aqua, Bali.
Sementara Johan Wijaya yang meraih juara III memperoleh trophy, piagam penghargaan serta bonus berupa paket menyelam full-board di Bunaken selama empat hari tiga malam untuk dua orang dari La Rascasse Dive Resort-Manado dan dua paket DAN membership.Pemrakarsa "Banda Underwater Photo Rally Competition 201" Mayjen TNI. M Noer Muis saat penyerahan hadiah mengatakan, lomba foto bawah laut itu tidak hanya diikuti fotografer senior tetapi lebih banyak yunior, di samping sebagian fotografer lainnyua hanya turut serta untuk melakukan penyelaman.
"Selama kompetisi berlangsung para peserta sangat terpesona dengan keindahan bawah laut Kepulauan Banda, dimana dampaknya juri harus melakukan seleksi ketat untuk menentukan pemenangnya. Muis yang saat ini menjadi Pangdam I/Bukit Barisan menambahkan, hasil foto terbaik dari "Banda Underwater Photo Rally Competition 2010" akan dimuat dalam buku "Menyusuri Kepulauan Banda" yang saat ini sedang disusun. Noer Muis berharap event ini dapat dilakukan secara rutin, sehingga semakin banyak fotografer dalam dan luar negeri tertarik untuk berkunjung ke Banda, untuk mengabadikan keindahan alam bawah laut Pulau Banda maupun menyaksikan potensi wisata alam, sejarah dan kebudayaan menjadi semakin terkenal ke dunia luar.
Ia pun mengimbau masyarakat di Pulau Banda untuk menjaga kelestarian laut dan lingkungannya agar tidak dirusaki, terutama menggunakan bom maupun potasium sianida, sehingga tetap terpelihara untuk kesejahteraan di masa mendatang. (JA/K004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar