Badung, Denpost
Bila tersangka Udin dan Agus dipertemukan, pasti membuat polisi geram, karena mereka bertengkar dan saling tuding. Hal seperti ini terus terjadi, dan seakan tersangka Udin memendam dendam kesumat yang sangat mendalam. Sedangkan Agus hanya bisa menundukkan kepala bila dipelototi Udin.Sejak ditangkap, Udin sudah mengibarkan bendra perang terhadap Agus. Mungkin dia jengkel karena kedoknya dibongkar oleh Agus yang dengan polos menyebutkan siapa saja anggota komplotannya.
Emosi Udin yang berkepala Plontos ini makin menjadi-jadi saat dia terlibat dalam beberapa kasus perampokan vila bersama Agus.“Awas lo Gus, nanti gua bunuh lo setelah keluar dari penjara. Ingat itu Gus,” gertak Udin kepada Agus. Tapi Agus tidak terpengaruh dengan gertakan itu, apalagi polisi membelanya. Akibatnya satu per satu TKP yang pernah dibobol Udin dibeberkan oleh Agus. Posisi Udin akhrinya semakin terpojok dan tidak bisa mengelak lagi.Tersangka Udin baru mau buka mulut setelah datang dari Lombok saat memburu Eki. Semua kasus perampokan yang terjadi di wilayah hukum Polres Badung dan wilayah lainnya terungkap,” kata Kasat Reskrim Polres Badung AKP Soma Adnyana.Kedua tersangka memang tidak pernah menunjukkan rasa persahabatan , padahal sebelum ditangkap mereka tidur dan makan bareng di vila 200 X di Jl. Pantai Pererenan, Mengwi. Selain itu , Udin-lah yang merekrut Agus untuk tinggal di sana dan bergabung dalam komplotan garong ala ninja ini.Lucunya, tersangka Agus tiba-tiba bilang tidak bisa membaca karena tidak pernah sekolah.
Selain itu, ayahnya sudah meninggal dunia dan yang masih hidup hanya ibunya bersama empat adiknya di Lombok Timur,” Saya tidak digaji selama tinggal di vila oleh Udin. Kalau Udin gajinya Rp 2 Juta tiap bulan,” kata Agus yang bertubuh kurus ini.Entah karena pura-pura, kedua tersangka kompak mengaku tidak pernah dapat bagian dari hasil kejahatannya. Mereka mengaku Cuma diberi makan dan ngopi. Sedangkan hasil penjualan barang hasil rampok, tidak pernah mampir di sakunya. Pengakuan itu jelas membuat polisi tidak percaya begitu saja, karena kedua tersangka masing-masing punya motor.Awalnya Iptu Arief dan anggotanya mendapat informasi mengenai kasus pencurian. Walau belum ada laporan resmi, mereka langsung melakukan penyelidikan. Dewi fortuna mungkin saat itu berpihak pada mantan Kanit Reskrim Polsek Mengwi ini. Pasalnya ada informasi kalau ada orang yang menjual HP Blackberry seharga Rp 1.5 juta dan penjualnya adalah Darmawan.
Selain itu ada saksi mata yang melihat motor yang dinaiki tersangka Darmawan saat beraksi.Polisi selanjutnya melacak motor Yamaha Jupiter MX itu. Untung identitas pemiliknya berhasil dikantongi polisi yang bernama I Gede Darmawan. Setelah tahu alamat Darmawan polisi segera menggerebek tempat kos garong yang pernah di tangkap Poltabes Denpasar dan divonis 3 bulan ini, sekitar pukul 09.00.” Tersangka kami tangkap saat baru bangun. Barang bukti dua HP dan Dompet beserta isinya kami temukan di tempat kosnya. Tersangka tak bisa mengelak lagi.” tambah AKP Sukadana.Dari pengakuan Darmawan dompet itu berisi uang Rp 1 juta habis pakai dugem. Mendapat pengakuan seperti itu. Iptu Arief mengecek tempat dugem yang sering dikunjungi Darmawan yakni Karaoke Bengawan Solo di Jl. Iman Bonjol dan Kafe Ladies di Jl. Sunset Road, Kuta.
”Hampir tiap dua hari sekali tersangka dugem di sana. Setiap dugem minimal habis Rp 500.000, sedangkan gajinya sebagai sopir Sales Rp.1 juta/bulan,” tegas Iptu Arief saat memdampingi Kapolsek.Ketika ditanya lokasi pasti vila yang pernah disatroni tersangka Darmawan mengaku lupa dan dia Cuma ingat di wilayah Bumbak Kerobokan. Selain itu dia mengaku gagal melakukan aksinya.”Uang hasil mencuri saya pakai bayar utang dan bayar cicilan motor. Kalau untuk degem, kadang-kadang saya pinjam dari teman,” kata Darmawan sambil menghapus aslis mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar