Sabtu, 18 September 2010

1 Prajurit TNI Tewas dan 5 Luka-luka Kena Bom


Tribunnews.com - Jumat, 17 September 2010 23:25 WIB
BALIKPAPAN, TRIBUNNEWS.COM -- Seorang prajurit TNI dari Batalyon 600 Raider tewas dan lima lainnya luka-luka terkena ledakan yang mengandung unsur TNT saat latihan tempur di Manggar, Balikpapan Timur, Kalimantan Timur, Jumat. Sersan Kepala (Serka) Buana (40), tewas dengan kedua tangan hancur, serta bagian wajah dan dada gosong.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) VI Mulawarman Letkol Suwarjiyana mengatakan, Serka Buana adalah seorang ahli bahan peledak di Kesatuan Yon 600 Raider tersebut. Serka Buana disebutkan sedang memegang bahan peledak sesaat sebelum timbul ledakan yang menelan korban tewas dan lima prajurit lainnya luka-luka.

Dari prajurit yang terluka sebanyak itu, tiga di antaranya tergolong luka cukup serius, yakni Serka Rudi dengan luka di tangan kanan, Prajurit Kepala (Praka) Hendri mengalami cedera pada mata, dan begitu pula dengan Praka Rifai yang mata kanannya robek.

Dua lainnya tercatat luka ringan, masing-masing atas nama Prada Bambang yang luka di kepala bagian kanan, dan Sertu Umar luka di telinga kanan. Kedua korban ini sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Sementara tiga prajurit yang mengalami luka cukup serius, masih dirawat di Rumah Sakit Tentara dr Hardjanto Balikpapan. Untuk korban luka-luka tercatat tiba di rumah sakit pada pukul 16.30 Wita.

Jenazah Serka Buana, usai dilakukan otopsi langsung diterbangkan ke Surabaya, Jawa Timur dengan pesawat Lion Air. Menurut informasi, setelah tiba di Surabaya, jenazah akan menuju rumah duka di daerah Kebumen, Jawa Tengah.

"Serka Buana meninggal dunia akibat terkena ledakan saat regunya yang beranggotakan tujuh prajurit, mempersiapkan teknis latihan penyeberangan di Sungai Manggar pada pukul 14.30 Wita," ungkap Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjen TNI Tan Aspan. Panglima mengatakan itu ketika ditemui di RST dr Hardjanto Balikpapan saat menengok para korban luka-luka.

Kepada pers, panglima mengatakan bahwa pihaknya tidak menyalahkan siapa pun atas kejadian ini, terutama para prajurit yang terlibat dan bertugas dalam latihan. "Kejadian ini bisa disebabkan human error (kesalahan manusia), bisa juga kesalahan teknis. Tapi kami tidak akan menyalahkan prajurit yang bertugas," ujar Panglima Aspan menegaskan.

Dalam persiapan, kata dia, semuanya bisa saja sudah sesuai rencana, namun kadang-kadang terjadi juga hal-hal yang tidak disengaja. "Dalam kasus ini kemungkinan ada kabel pemicu ledakan yang tersambung hingga langsung menyebabkan TNT aktif dan meledak," kata Kapendam Letkol Suwarjiyana menambahkan.

Di lapangan, sempat terjadi kesimpangsiuran mengenai jumlah korban tewas ada pesan singkat yang menyebutkan korban tewas dua orang. Simpang siur tersebut akhirnya terjawab setelah Panglima Tan Aspan bisa dikonfirmasi. Hingga pukul 20.00 Wita, RST dr Hardjanto masih ramai dikunjungi para anggota TNI, baik perwira Kodam maupun para prajurit yang ingin membesuk rekannya yang masih dalam perawatan.
Editor : Tjatur
Source : Tribun Jambi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog