Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik
Selasa, 28 September 2010 17:52 WIB
KOMPAS.com/Caroline Damanik
Laksamana TNI Agus Suhartono (kiri) usai dilantik sebagai Panglima TNI yang baru di Istana Negara (28/9/2010), berpose bersama Panglima TNI sebelumnya Jendral TNI Djoko Santoso (tengah) dan Kepala Staf Angkatan Laut yang baru, Laksamana Madya TNI Soeparno.
Selasa, 28 September 2010 17:52 WIB
KOMPAS.com/Caroline Damanik
Laksamana TNI Agus Suhartono (kiri) usai dilantik sebagai Panglima TNI yang baru di Istana Negara (28/9/2010), berpose bersama Panglima TNI sebelumnya Jendral TNI Djoko Santoso (tengah) dan Kepala Staf Angkatan Laut yang baru, Laksamana Madya TNI Soeparno.
JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, Selasa (28/9/2010), Laksamana TNI Agus Suhartono dilantik sebagai Panglima TNI yang baru di Istana Negara untuk menggantikan Jendral TNI Djoko Santoso. Usai dilantik, Agus memaparkan tiga program awalnya untuk mereformasi tubuh TNI ke depannya.
Langkah pertamanya adalah melanjutkan reformasi TNI, seperti menyelesaikan percepatan penyelesaian pengalihan bisnis TNI. Menurut Agus, saat ini tim pengalihan bisnis TNI tengah bekerja dan dia terus mengikuti. Agus berharap hasilnya segera didapatkan. "Saya enggak bisa targetkan (waktu) karena tidak terkait TNI semata. Tapi juga terkait institusi lain yang penanganannya harus bersama-sama," ungkapnya.
Lalu, langkah kedua yang akan ditempuhnya adalah menata kembali organisasi sesuai Perpres No. 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi TNI. "Akan kita lakukan peninjauan kembali pengawakan yang tepat untuk organisasi. Kalau sudah tahu akan kita lakukan penataan yang akan berpengaruh pada alokasi anggaran belanja pegawai. Menata kembali postur anggaran," tambahnya.
Sedangkan langkah ketiga yang akan ditempuhnya adalah mempertahankan netralitas TNI. Selain itu, lanjutnya, TNI juga akan memperhatikan pembangunan kekuatan sesuai ketentuan pokok minimum. Agus mengaku sudah memiliki perencanaannya yang akan ditempuh secara bertahap. TNI juga akan siap terlibat dalam penanganan teroris sesuai dengan instruksi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme yang tengah dikaji serta pengetatan pasukan di daerah perbatasan dengan Malaysia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar