Senin, 27 September 2010 00:00 WIB
Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso berharap TNI dilibatkan lebih jauh dalam membantu kepolisian memberantas terorisme. Tidak hanya pada operasi sehari-hari, tetapi juga operasi-operasi khusus.
"Kita harap (kerja sama) dapat ditingkatkan di operasi-operasi yang khusus digelar, bukan operasi sehari-hari. Kapolri sudah memberi sinyal untuk dipertimbangkan agar TNI mengikuti operasi antiteror," ujar Djoko di sela-sela kegiatan lomba lari 10K dalam rangka HUT ke-65 TNI di Silang Monas Jakarta, kemarin.
Pernyataan Djoko itu terkait maraknya kembali aksi terorisme yang terjadi di Aceh, diiringi perampokan bank dan penyerangan polisi di Sumut, serta perampokan terbaru di Padang, Sumbar, Sabtu (25/9).
Menurut Djoko, kerja sama dengan kepolisian selama ini sudah dilakukan sesuai UU TNI Nomor 34/2004. "Sehari-hari kita sudah bekerja sama, termasuk melakukan latihan antiteror dua kali dengan kepolisian. Kita juga memasok intelijen, di daerah juga bekerja sama untuk pengamanan VVIP dan lain-lain," urainya. Meskipun hingga saat ini belum ada permintaan khusus, TNI mendukung dalam hal pemberian informasi intelijen dan pembinaan teritorial.
Di sisi lain, anggota polsek se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengikuti latihan menembak dalam acara tanggap dan siaga terorisme di Markas Komando Brimob Kompi Gondowulung, kemarin.
"Latihan ini untuk mengasah ketajaman menembak bagi anggota polisi," kata Kapolda DIY Brigadir Jenderal Ondang Sutarsa.
Di Tuban, Jawa Timur, polres menambah jumlah personel pada 20 kepolisian sektor (polsek) di wilayah itu untuk mengantisipasi serangan teroris. (NJ/SO/YK/OL/X-9)
Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso berharap TNI dilibatkan lebih jauh dalam membantu kepolisian memberantas terorisme. Tidak hanya pada operasi sehari-hari, tetapi juga operasi-operasi khusus.
"Kita harap (kerja sama) dapat ditingkatkan di operasi-operasi yang khusus digelar, bukan operasi sehari-hari. Kapolri sudah memberi sinyal untuk dipertimbangkan agar TNI mengikuti operasi antiteror," ujar Djoko di sela-sela kegiatan lomba lari 10K dalam rangka HUT ke-65 TNI di Silang Monas Jakarta, kemarin.
Pernyataan Djoko itu terkait maraknya kembali aksi terorisme yang terjadi di Aceh, diiringi perampokan bank dan penyerangan polisi di Sumut, serta perampokan terbaru di Padang, Sumbar, Sabtu (25/9).
Menurut Djoko, kerja sama dengan kepolisian selama ini sudah dilakukan sesuai UU TNI Nomor 34/2004. "Sehari-hari kita sudah bekerja sama, termasuk melakukan latihan antiteror dua kali dengan kepolisian. Kita juga memasok intelijen, di daerah juga bekerja sama untuk pengamanan VVIP dan lain-lain," urainya. Meskipun hingga saat ini belum ada permintaan khusus, TNI mendukung dalam hal pemberian informasi intelijen dan pembinaan teritorial.
Di sisi lain, anggota polsek se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengikuti latihan menembak dalam acara tanggap dan siaga terorisme di Markas Komando Brimob Kompi Gondowulung, kemarin.
"Latihan ini untuk mengasah ketajaman menembak bagi anggota polisi," kata Kapolda DIY Brigadir Jenderal Ondang Sutarsa.
Di Tuban, Jawa Timur, polres menambah jumlah personel pada 20 kepolisian sektor (polsek) di wilayah itu untuk mengantisipasi serangan teroris. (NJ/SO/YK/OL/X-9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar