MINGGU, 26 SEPTEMBER 2010 15:30 WITA
KUPANG, tribunkaltim.co.id - Tiga orang oknum anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) dari Batalyon Infantri (Yonif) 742/SWY yang diduga memukul pastor, Pratu Zainal, Pratu Daud dan Praka Abel Soni, menjalani pemeriksaan intensif di Markas Komando Resor Militer (Korem) 161/ Wira Sakti Kupang. Kepala Seksi Intelijen Korem 161/Wirasakti, Mayor Inf. Helmi, di Kupang, Minggu, mengatakan bahwa ketiga oknum TNI-AD itu terkait dengan tindakan pemukulan terhadap Pastor Paroki Mater Dei Oepoli Romo Beatus Ninu Pr, di kompleks Gereja Oepoli, di wilayah Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Kamis (23/9) sore.
KUPANG, tribunkaltim.co.id - Tiga orang oknum anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) dari Batalyon Infantri (Yonif) 742/SWY yang diduga memukul pastor, Pratu Zainal, Pratu Daud dan Praka Abel Soni, menjalani pemeriksaan intensif di Markas Komando Resor Militer (Korem) 161/ Wira Sakti Kupang. Kepala Seksi Intelijen Korem 161/Wirasakti, Mayor Inf. Helmi, di Kupang, Minggu, mengatakan bahwa ketiga oknum TNI-AD itu terkait dengan tindakan pemukulan terhadap Pastor Paroki Mater Dei Oepoli Romo Beatus Ninu Pr, di kompleks Gereja Oepoli, di wilayah Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Kamis (23/9) sore.
"Untuk sementara saya belum bisa memberikan keterangan lebih jauh karena pemeriksaan belum berakhir. Karena itu, agar infomasinya tidak simpang siur, maka sebaiknya semua pihak diminta untuk bersabar menunggu hasil akhirnya," katanya. Ia mengatakan, sambil pemeriksaan terhadap tiga oknum anggota ini berjalan, pihaknya juga sesuai rencana akan mendatangi Romo Bento di tempat kejadian perkara untuk mengkonfrontir pihak-pihak terkait dalam kejadian itu sehingga ada perimbangan informasi dan keterangan terkait dengan kasus tersebut.
"Saat ini hasilnya masing simpang-siur, sehingga sulit untuk mengambil kesimpulan, karena sebab musababnya awal hingga terjadinya pemukulan terhadap Romo belum lengkap, sehingga belum bisa mengatakan siapa sesungguhnya salah dan siapa yang benar," katanya. Terlepas siapa yang salah dan benar dalam kasus ini, kedatangan pihak Korem 161/Wira Saksi Kupang ke kediaman Romo Bento juga sekalian untuk menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut yang telah menodai kewibawaan Pastor Paroki dan umat setempat.
"Apa yang dilakukan pihak Korem 161/Wira Sakti Kupang ini, semata-mata tindakan kemanusiaan yang tidak menghendaki jalinan komunikasi dan hubungan persaudaraan yang selama ini terbangun dan terjalin dengan baik, pupus begitu saja, hanya karena ulah oknum kami," katanya. Namun, ia mengemukakan, tidak berarti persoalan selesai di situ proses hukum dan pembinaan terhadap ketiga oknum anggota tersebut terus berjalan, dan apabila hasil akhirnya mereka salah akan ditindak tegas, sesuai dengan peraturan yang berlaku di tubuh TNI-AD. "Kita menyesalkan tindakan pemukulan terhadap Romo Beatus Ninu, Pr oleh tiga orang oknum anggota TNI-AD dari Yonif 742/SWY, karena itu kedatangan kami ke Paroki Mater Dei Oepoli di wilayah Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang yang berbatasan langsung dengan wilayah kantung Timor Leste, Oecusse ini selain untuk mendapat keterangan yang pasti juga menyampaikan permohonan maaf," katanya.
Mayor Helmi mengaku belum menyerahkan ketiga oknum TNIAD itu ke pihak Detasemen Polisi Militer Kupang (Den-POM) Kupang, karena seorang di antara mereka, yaitu Praka Abel Soni, saat ini juga sedang menjalani perawatan di rumah sakit Wirasakti Kupang akibat insidien pada saat itu. Tiga orang oknum anggota TNI-AD dari Yonif 742/SWY melakukan tindakan pemukulan terhadap Pastor Paroki Mater Dei Oepoli Romo Beatus Ninu, Pr, di kompleks Gereja Oepoli, Kamis, (23/9).
Ketika itu, Romo yang terkenal humanis dan komunikatif dengan siapa saja itu bersama umat Katolik di paroki itu sedang melakukan persiapan untuk menjemput seorang rohaniawan yang baru ditahbiskan menjadi imam Katolik oleh Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang beberapa waktu lalu di Kupang. Tanpa diduga, tiga oknum anggota TNI-AD dari Yonif 742/Satya Wira Yudha (SWY) yang bertugas di pos tengah markas komando Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Timor Leste di Oepoli itu dalam keadaan teler akibat meneguk minuman keras, langsung menghajar Romo Bento.
Setelah mendapat laporan dari masyarakat setempat Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kol (Arh) I Dewa Ketut Siangan, pada Jumat, memerintah Kepala Seksi Intelijen Korem 161/Wirasakti Mayor Inf Helmi untuk menjemput tiga tersangka pelaku itu dengan helikopter pada Sabtu (25/9).(antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar