Monday, 20 September 2010
JAKARTA (SINDO) – Pencapaian reformasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) perlu dipaparkan agar publik bisa mengukur keberhasilan reformasi yang diklaim telah berjalan pada jalurnya.
Pengamat militer dari Pro Patria, T Hari Prihatono, mengatakan Panglima TNI saat ini seharusnya menjelaskan secara terbuka pencapaian reformasi TNI yang telah berjalan. “Ini kan tidak jelas sampai di mana reformasinya, jadi agenda yang mana yang harus diselesaikan Panglima TNI yang baru nantinya juga tidak jelas,” ujarnya di Jakarta kemarin. Saat ini Hari menilai terkait dengan reformasi TNI, yang dapat terlihat hanya keberhasilan mengeluarkan TNI dari politik praktis.
Sementara agenda reformasi yang lain seperti proses alih bisnis TNI sampai saat ini tidak diketahui secara pasti kelanjutannya.Padahal telah dikeluarkan berbagai peraturan seperti keputusan presiden, peraturan Menteri Pertahanan, peraturan Menteri Keuangan sampai peraturan Panglima TNI. “Sekarang sampai di mana proses alih bisnis itu? Begitu juga dengan penyelesaian revisi Undang-Undang Peradilan Militer yang sampai kini belum jelas,” katanya.
Ketidakjelasan pencapaian reformasi TNI lanjut Hari memperlihatkan belum berjalannya transparansi di institusi militer. Padahal harapan untuk menyelesaikan reformasi TNI secara menyeluruh sulit untuk diwujudkan tanpa adanya transparansi. Sebelumnya diberitakan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menitipkan kelanjutan reformasi TNI kepada penggantinya di periode mendatang.
Seusai melakukan gerak jalan santai bersama prajurit di Mabes TNI Cilangkap, Minggu (19/9) ,Djoko Santoso mengatakan secara subtansial TNI telah melaksanakan beberapa hal pokok terkait reformasi internal TNI sesuai dengan UU No 34/2004 tentang TNI. Secara terpisah anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya menyampaikan selama ini tidak ada tradisi bagi Panglima TNI untuk memaparkan pencapaian kinerjanya selama menjabat. “Memang tidak ada.Namun kalau ada akan lebih baik,”katanya. (pasti liberti)
JAKARTA (SINDO) – Pencapaian reformasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) perlu dipaparkan agar publik bisa mengukur keberhasilan reformasi yang diklaim telah berjalan pada jalurnya.
Pengamat militer dari Pro Patria, T Hari Prihatono, mengatakan Panglima TNI saat ini seharusnya menjelaskan secara terbuka pencapaian reformasi TNI yang telah berjalan. “Ini kan tidak jelas sampai di mana reformasinya, jadi agenda yang mana yang harus diselesaikan Panglima TNI yang baru nantinya juga tidak jelas,” ujarnya di Jakarta kemarin. Saat ini Hari menilai terkait dengan reformasi TNI, yang dapat terlihat hanya keberhasilan mengeluarkan TNI dari politik praktis.
Sementara agenda reformasi yang lain seperti proses alih bisnis TNI sampai saat ini tidak diketahui secara pasti kelanjutannya.Padahal telah dikeluarkan berbagai peraturan seperti keputusan presiden, peraturan Menteri Pertahanan, peraturan Menteri Keuangan sampai peraturan Panglima TNI. “Sekarang sampai di mana proses alih bisnis itu? Begitu juga dengan penyelesaian revisi Undang-Undang Peradilan Militer yang sampai kini belum jelas,” katanya.
Ketidakjelasan pencapaian reformasi TNI lanjut Hari memperlihatkan belum berjalannya transparansi di institusi militer. Padahal harapan untuk menyelesaikan reformasi TNI secara menyeluruh sulit untuk diwujudkan tanpa adanya transparansi. Sebelumnya diberitakan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menitipkan kelanjutan reformasi TNI kepada penggantinya di periode mendatang.
Seusai melakukan gerak jalan santai bersama prajurit di Mabes TNI Cilangkap, Minggu (19/9) ,Djoko Santoso mengatakan secara subtansial TNI telah melaksanakan beberapa hal pokok terkait reformasi internal TNI sesuai dengan UU No 34/2004 tentang TNI. Secara terpisah anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya menyampaikan selama ini tidak ada tradisi bagi Panglima TNI untuk memaparkan pencapaian kinerjanya selama menjabat. “Memang tidak ada.Namun kalau ada akan lebih baik,”katanya. (pasti liberti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar