Jumat, 17 September 2010, 18:59 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso pamit kepada seluruh personil TNI. Panglima TNI dalam waktu dekat akan memasuki purna tugas dan digantikan oleh pejabat yang baru. "Saya beserta keluarga meminta doa restu dari seluruh keluarga besar TNI, dalam rangka menyongsong purna tugas sebagai Panglima TNI dan permohonan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan. Setelah hampir dua tahun sembilan bulan menjabat Panglima TNI," kata Djoko saat memimpin Upacara 17-an di Mabes TNI Cilangkap, di Jakarta Timur, Jumat (17/9).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso pamit kepada seluruh personil TNI. Panglima TNI dalam waktu dekat akan memasuki purna tugas dan digantikan oleh pejabat yang baru. "Saya beserta keluarga meminta doa restu dari seluruh keluarga besar TNI, dalam rangka menyongsong purna tugas sebagai Panglima TNI dan permohonan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan. Setelah hampir dua tahun sembilan bulan menjabat Panglima TNI," kata Djoko saat memimpin Upacara 17-an di Mabes TNI Cilangkap, di Jakarta Timur, Jumat (17/9).
Panglima TNI mengatakan, sejak awal Januari 2008 menjabat sebagai panglima, secara jujur mengakui banyak hal yang masih harus disempurnakan walaupun dalam tugas-tugas operasional yang diemban TNI secara umum telah terlaksana dengan baik. Semua berkat kerja keras para prajurit TNI dengan berbagai keterbatasan yang ada.
Menurut Djoko, dalam pengembangan TNI menuju organisasi yang modern, di bawah kepemimpinanya, TNI telah berhasil membentuk Pusat Misi Pemelihara Perdamaian (PMPP) TNI untuk menjawab tantangan tugas di luar negeri, Pusat Pengkajian Strategis (Pusjianstra) TNI untuk menghasilkan kebijakan TNI yang bernilai strategis, serta Komando Pembina Doktrin Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI untuk meningkatkan sumber daya Prajurit TNI dalam menyongsong tugas-tugas di masa yang akan datang.
Dalam tugas pembinaan, TNI telah menuju pada pembentukan tentara yang sesuai dengan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional. Jati diri prajurit TNI telah menjadi sumber kekuatan moral pengabdian prajurit kepada bangsa dan negara.
Djoko meminta para prajurit tetap meningkatkan soliditas dan solidaritas sesama prajurit TNI, memperkokoh integritas TNI, sebagai landasan utama dalam memperteguh kemanunggalan TNI-rakyat sehingga semakin kokoh dan mantap persatuan dan kesatuan nasional, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Selain itu, Djoko juga meminta pelihara dan tingkatkan disiplin, dedikasi dan loyalitas sebagai prajurit Sapta Marga dan pegawai Sapta Prasetia Korspri sejati. Dia kembali mengingatkan kepada seluruh prajurit TNI jangan pernah ragu untuk terus berbenah diri di tengah proses demokratisasi bangsa. ''Jangan pernah membiarkan TNI menjadi alat politik siapapun, yakinlah bahwa hanya dengan itu TNI akan selalu di hati rakyat,'' jelasnya.
Keberadaan TNI bersama rakyat, kata Djoko, adalah kunci kekuatan TNI dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan negara. “Ingat pesan Jenderal Sudirman, tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau orang siapapun juga,” tandasnya. Red: Endro Yuwanto. Sumber: kominfo-newsroom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar