Selasa, 05-10-2010
Danrem 141 Toddopuli Langsung Minta Maaf
BONE, UPEKS—Gladi persiapan upacara HUT TNI ke-65 , Senin (4/10) diwarnai de-ngan insiden. Seorang oknum TNI, melakukan penganiayaan kepada seorang wartawan yang bermaksud meliput kegiatan tersebut.
Dari keterangan yang dihimpun Upeks, oknum TNI yang bernama Serka Sumarlin, yang bertugas sebagai Provos Korem 141 Todopoli Bone, melakukan penganiayaan terhadap koresponden Trans 7, Yahya Mau-lana, saat berlangsungnya gladi kotor persiapan upacara HUT TNI Bone yang akan berlangsung Selasa (5 /10) hari ini, dengan menendang kedua kaki dan merampas kamera milik Yahya.
Dari pengakuan Yahya bahwa saat akan melakukan peliputan gladi tersebut, dirinya tidak melihat ada provos TNI yang berjaga di bahu jalanan tepat depan rumah jabatan Danrem, sehingga dirinya bermaksud untuk memarkir kendaraanya, namun tiba-tiba saja dua oknum provos mendatanginya dan tanpa banyak tanya langsung melayangkan tenda-ngan ke kakinya.
Yahya juga mengaku, kameranya sempat diambil oleh oknum provos itu dan memaksa Yahya untuk dibawa ke Kantor Dampon Bone. “Saya mau balik parkir kendaraanku dan tiba-tiba saja salah satu oknum provos yang jaga, langsung menendang dan mengatakan saya kurang ajar,” jelas Yahya. Kejadian penganiayaan tersebut langsung dilaporkan Yahya ke kantor Dampon Bone. Insiden penganiayaan itu sempat membuat Danrem 141 Toddopuli, Kolonel Inf Syukran Hambali mendata-ngi kantor Dampon dan memanggil oknum provos tersebut. Dia mengaku sangat menya-yangkan kejadian tersebut. “Kita buat acara seperti ini agar bisa dinikmati oleh masyarakat. Bukannya mau menunjukkan kalau kita ini jago,” sesal Syukran. Dia juga menyatakan kalau TNI tidak pernah diajarkan menendang masyarakat.
Selain itu, TNI harus menghindari sikap arogansi. “Sepanjang saya bisa selesaikan, saya akan selesaikan. Kalau memang dia terbukti bersalah, saya harap dia diberi sanksi sesuai pasal-pasal,” tegasnya. Komandan Korem 141 Todopoli yang baru bertugas dua pekan di Bone tersebut, dengan tegas juga menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut.
Danrem 141 Toddopuli Langsung Minta Maaf
BONE, UPEKS—Gladi persiapan upacara HUT TNI ke-65 , Senin (4/10) diwarnai de-ngan insiden. Seorang oknum TNI, melakukan penganiayaan kepada seorang wartawan yang bermaksud meliput kegiatan tersebut.
Dari keterangan yang dihimpun Upeks, oknum TNI yang bernama Serka Sumarlin, yang bertugas sebagai Provos Korem 141 Todopoli Bone, melakukan penganiayaan terhadap koresponden Trans 7, Yahya Mau-lana, saat berlangsungnya gladi kotor persiapan upacara HUT TNI Bone yang akan berlangsung Selasa (5 /10) hari ini, dengan menendang kedua kaki dan merampas kamera milik Yahya.
Dari pengakuan Yahya bahwa saat akan melakukan peliputan gladi tersebut, dirinya tidak melihat ada provos TNI yang berjaga di bahu jalanan tepat depan rumah jabatan Danrem, sehingga dirinya bermaksud untuk memarkir kendaraanya, namun tiba-tiba saja dua oknum provos mendatanginya dan tanpa banyak tanya langsung melayangkan tenda-ngan ke kakinya.
Yahya juga mengaku, kameranya sempat diambil oleh oknum provos itu dan memaksa Yahya untuk dibawa ke Kantor Dampon Bone. “Saya mau balik parkir kendaraanku dan tiba-tiba saja salah satu oknum provos yang jaga, langsung menendang dan mengatakan saya kurang ajar,” jelas Yahya. Kejadian penganiayaan tersebut langsung dilaporkan Yahya ke kantor Dampon Bone. Insiden penganiayaan itu sempat membuat Danrem 141 Toddopuli, Kolonel Inf Syukran Hambali mendata-ngi kantor Dampon dan memanggil oknum provos tersebut. Dia mengaku sangat menya-yangkan kejadian tersebut. “Kita buat acara seperti ini agar bisa dinikmati oleh masyarakat. Bukannya mau menunjukkan kalau kita ini jago,” sesal Syukran. Dia juga menyatakan kalau TNI tidak pernah diajarkan menendang masyarakat.
Selain itu, TNI harus menghindari sikap arogansi. “Sepanjang saya bisa selesaikan, saya akan selesaikan. Kalau memang dia terbukti bersalah, saya harap dia diberi sanksi sesuai pasal-pasal,” tegasnya. Komandan Korem 141 Todopoli yang baru bertugas dua pekan di Bone tersebut, dengan tegas juga menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut.
Sementara dari pengakuan Serka Sumarlin saat dipanggil Danrem, mengakui semua perbuatannya, namun menyangkal merampas kamera milk Yahya. “Saya tidak merampasnya, tetapi kami hanya amankan. Soal luka lecet itu karena terbentur di standar motor, bukan akibat tendangan,” elak Sumarlin di depan Danrem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar