Kamis, 01 April 2010

KSAD Akan Dinanugerahi Gelar Pemimpin Perang

Rabu, 31 Maret 2010 21:18 WIB
KOMPAS/ALIF ICHWAN
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta (tengah) saat memimpin serah terima jabatan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) dari Mayor Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (kanan) kepada Brigadir Jenderal TNI Lodewijk F Paulus (kiri) di Lapangan Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (4/12/2009).

AMBON, KOMPAS.com - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta akan dianugerahi gelar pemimpin perang oleh Saniri Latupati (pemangku adat) se-Pulau Saparua, Maluku pada 14 Mei. Kapitang Pati Low Manawa Kabaressy kalau diartikan secara harafiah berarti pemimpin perang (pria) yang gagah berani.

Ketua Saniri Latupati se-Pulau Saparua, Johny Karim Pattisahusiwa di Ambon, Rabu (31/3/2010), mengatakan para pemangku adat se-Pulau Saparua sudah menetapkan gelar adat pemimpin perang kepada KSAD Toisutta, yakni Kapitang Pati Low Manawa Kabaressy. "Tadi kami baru menentukan gelarnya sebagai pemimpin perang yang gagah berani," katanya.

Ia menyatakan, gelar adat yang akan diberikan kepada KSAD itu berasal dari dialek daerah Maluku karena George Toisutta merupakan putera daerah dari Pulau Saparua. "Para Latupati se-Saparua bersama dengan pakar sejarah dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Maluku bermusyawarah untuk menentukan nama yang sesuai dengan dialek di sini," ujarnya.

Penganugerahan gelar adat kepada KSAD Jenderal George Toisutta akan dilakukan oleh para Saniri Latupati se-Pulau Saparua di lapangan Pattimura, kota Saparua pada 14 Mei bersamaan dengan prosesi awal peringatan Hari Pattimura yang ke-193 pada 15 Mei 2010.

"Acara adat peringatan Hari Pattimura akan dimulai pada 14 Mei, pukul 14.00 WIT yang nantinya akan disisipi oleh pemberian gelar adat kepada KSAD," kata Pattisahusiwa. Ketua Saniri Latupati se-Saparua itu menjelaskan, selain pemberian parang dan salawaku (tameng-Red) kepada KSAD oleh Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dalam upacara pemberian gelar adat nanti, Toisutta juga akan dipakaikan baju kurung berwarna hitam khas Maluku yang dirancang khusus seperti pakaian perang yang dikenakkan pahlawan asal Saparua, yakni Thomas Matulessy atau Patimura.

"Baju kurungnya dirancang khusus oleh budayawan asal Maluku, Chris Tamaela," katanya.

Sementara itu, Guru Besar Sejarah Indonesia dan Sejarah Lokal Daerah Maluku Universitas Pattimura (Unpatti), Ambon, John Pattikaihattu, ketika dikonfirmasi menjelaskan, kata "kapitang" dalam gelar Kapitang Pati Low Manawa Kabaressy yang akan diberikan kepada KSAD Jenderal George Toisutta merupakan dialek Maluku yang berasal dari bahasa Portugis, "capitao" (kapten). "Kata 'capitao' awalnya diberikan oleh bangsa Portugis kepada pemimpin perang di desa Hitu, Kecamatan Leihitu," ujarnya.

Pattikaihattu mengatakan, Pati Low berarti pemimpin yang melindungi seluruh masyarakatnya. Sedangkan Manawa merupakan sebutan bagi laki-laki, dan Kabaressy artinya gagah berani. "Kapitang Pati Low Manawa Kabaressy kalau diartikan secara harafiah berarti pemimpin perang (pria) yang gagah berani," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog