Minggu, 06 Juni 2010

Demi Merah Putih, Dandim Siap Dicopot

Sabtu, 5 Juni 2010 11:36 WIB
KOMPAS.com — “Saya pikir bupati yang meninggal.” Itulah ungkapan Dandim 0105 Aceh Barat Letkol Inf Andi Sirajuddin kepada Serambi, Jumat (4/6/2010) petang saat dikonfirmasi tentang insiden kemarahannya di Kantor Bupati Aceh Barat. Insiden terjadi kemarin gara-gara ia melihat bendera Merah Putih dikerek setengah tiang.

“Saya pikir yang meninggal Bupati Aceh Barat karena saya lihat benderanya kok dikibarkan setengah tiang. Makanya saya langsung datang dan masuk ke kantor tersebut guna menanyakan hal itu,” ujarnya berulang-ulang. Sesungguhnya, pengibaran bendera setengah siang atas instruksi Gubernur Aceh Irwandi Yusuf kepada para bupati/wali kota se-Aceh sehubungan dengan meninggalnya tokoh karismatik Aceh yang sudah menjadi WNI, Dr Tgk Hasan Muhammad Di Tiro, pada 3 Juni 2010 di Banda Aceh.

Namun, menurut Letkol Andi Sirajuddin, yang berhak menginstruksikan bendera dikibar setengah atau sampai ke ujung tiang itu adalah Presiden. Jadi, kalau mau dikibar setengah tiang, harus ada izin dari Kepala Negara, bukannya berdasarkan instruksi gubernur. Selain itu, pengibaran bendera setengah tiang tersebut sangat melukai hati para pejuang yang selama ini telah merebut kemerdekaan. Ia juga menegaskan, pengibaran bendera setengah tiang itu hanya dilakukan untuk menghormati pahlawan yang telah tiada dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, maupun saat ada pejabat negara yang meninggal.

“Saya siap diturunkan dari jabatan apabila yang saya lakukan ini salah, apalagi yang saya lakukan ini untuk membela dan mempertahankan bendera Merah Putih. Saya siap turun dari jabatan demi Merah Putih. Saya tak terima Merah Putih diperlakukan seperti itu,” ungkapnya.

Selain itu, katanya, setiap penurunan dan pengibaran bendera itu harus ada izin dari Presiden RI dan tidak seenaknya seseorang mengambil tindakan terhadap pengibaran bendera setengah tiang. “Makanya saya tanya dan datang ke kantor bupati, apa bupatinya meninggal. Lalu dia (pejabat) itu bilang, tidak,” katanya seraya mengaku kesal dengan pengibaran bendera setengah tiang di instansi pemerintahan tersebut.

Disinggung apa tanggapannya jika bendera setengah tiang kembali berkibar di Kota Meulaboh dan sekitarnya, secara tegas Letkol Andi Sirajuddin menyatakan selaku TNI ia tetap menginstruksikan supaya bendera tetap naik hingga ke ujung tiang. Tak ada acara berkabung di Aceh. “Dan kalaupun bendera setengah tiang itu tetap berkibar, berarti telah ada petunjuk atau keputusan lainnya,” kilahnya.

Menyuruh menghormat
Andi Sirajuddin mengaku, dia juga menyuruh dua pejabat di jajaran Pemkab Aceh Barat untuk memberi hormat bendera dalam kondisi setengah tiang. Juga ia suruh kedua pejabat itu mengibarkan dan menaikkan kembali bendera hingga ke ujung tiang seperti biasanya.

Hal itu ia lakukan supaya kedua pejabat negara itu menghormati Merah Putih dan perjuangan para pejuang yang telah merebut kemerdekaan. Disinggung mengapa ia mengamuk di Kantor Bupati Aceh Barat, perwira tinggi TNI itu mengaku bukan mengamuk karena tak ada satu barang pun yang rusak akibat kemarahannya itu. Ia mengaku marah karena Merah Putih dikibarkan setengah tiang.

Andi juga kesal kepada Pemkab Aceh Barat yang selama ini kurang berkoordinasi dengan pihaknya, termasuk dalam pengibaran bendera setengah tiang itu. Hal ini terlebih karena selama bertugas tujuh bulan di wilayah itu, koordinasi antara pemkab setempat dan pihaknya sama sekali tak ada, kecuali hanya sekali dilakukan. “Jadi, saya pikir bupatinya yang meninggal, makanya saya tanya mengapa bendera Merah Putih ini dikibarkan setengah tiang?” pungkas perwira TNI itu kemarin petang. (edi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog