Jumat, 16 April 2010

Djoko Suyanto dan Djoko Santoso, Alternatif Ketua Umum Demokrat

Selasa, 13 April 2010 19:50 WIB
Kompas/Raditya Helabum
KOMPAS/PRIYAMBODO
JAKARTA, KOMPAS.com — Kemunculan dua nama yang telah mendeklarasikan diri sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat, Andi Malarangeng dan Anas Urbaningrum, dinilai belum merepresentasikan prototype konstituen dan karakter Partai Demokrat.

Meskipun Andi dan Anas telah lama berkiprah di dunia intelektual dan organisasi, keduanya masih belum matang untuk memimpin partai yang relatif baru seperti Partai Demokrat.

Keduanya belum memiliki kapasitas yang istimewa untuk memimpin partai pemenang pemilu. Meskipun Andi dan Anas telah lama berkiprah di dunia intelektual dan organisasi, keduanya masih belum matang untuk memimpin partai yang relatif baru seperti Partai Demokrat.Hal tersebut dikatakan oleh pengamat politik dari Fisipol Universitas Gadjah Mada, Arie Sujito, Selasa hari ini. Arie berpendapat, Partai Demokrat memerlukan figur yang tidak sekadar flamboyan dan populer.
Lebih dari itu, Partai Demokrat perlu figur yang berpengalaman memimpin organisasi besar sehingga memiliki kemampuan untuk mengawal konsolidasi partai pada saat pemerintahan SBY periode kedua berakhir tahun 2014.“Yang diperlukan Partai Demokrat saat ini adalah kombinasi kemampuan jaringan dan strong leadership yang dapat mengamankan transisi menuju partai modern sehingga tidak terus-terusan bergantung pada figur SBY. Kualifikasi Andi maupun Anas, jika hanya beroperasi di atas politik pencitraan, belum mencapai tahap tersebut,” katanya.

Karena itu, menjelang Kongres Partai Demokrat yang akan berlangsung di Bandung, pertengahan Mei 2010, kader-kader Partai Demokrat harus lebih aktif menjaring munculnya calon alternatif di luar Andi dan Anas.

Menurut Arie, figur untuk memimpin Partai Demokrat bisa pula muncul dari kalangan militer. Selain Andi dan Anas, perlu dipertimbangkan nama-nama seperti Djoko Suyanto, yang kini menjabat sebagai Menko Polhukam, atau Djoko Santoso, yang masih menjabat Panglima TNI.

Dua figur mantan militer dan militer aktif ini dinilai bisa mewarnai bursa kepemimpinan karena memiliki karakter yang sesuai untuk basis pemilih dan konstituen Partai Demokrat. Meski demikian, Djoko Santoso harus menanggalkan status militer aktifnya jika kelak diberi mandat oleh Kongres.

“Memang, keduanya bukanlah pengurus DPP Partai Demokrat. Tapi, mereka memiliki sejarah kedekatan yang panjang dengan SBY. Tokoh-tokoh itu mungkin telah mendapatkan transfer of knowledge yang cukup mengenai Partai Demokrat,” tandasnya.Sebelumnya, pengamat politik Sukardi Rinakit dan Arbi Sanit menyebutkan bahwa Djoko Suyanto memiliki peluang yang kuat untuk memimpin Partai Demokrat. "Munculnya Djoko juga akan meminimalisir potensi konflik internal," jelas Arbi Sanit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog