Senin, 05 April 2010

Harta Karun di Perairan Blanakan Segera Diangkat

Minggu, 4 April 2010 14:29 WIB
CIREBON, TRIBUN - Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Cirebon Kapten Laut (P) Deny Septiana mengatakan, saat ini pihaknya sedang berkonsentrasi mengamankan wilayah perairan utara Blanakan, Kabupaten Subang, tempat ditemukannya 2.378 mangkuk dan piring kuno peninggalan Dinasti Ming, pertengahan 2009. Hal itu berkaitan dengan rencana pengangkatan sisa barang purbakala di perairan tersebut.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Deny dan jajarannya, barang purbakala yang diduga berjumlah satu juta item itu akan diangkat dalam waktu dekat. "Informasi yang kami peroleh, PT Comexindo, yang sudah memperoleh izin pengangkatan dari Panitia Nasional BMKT (Barang Muatan Kapal Tenggelam) di wilayah perairan Subang, akan mulai melakukan pengangkatan minggu-minggu ini. Kalau nggak salah sekitar tanggal 6 April ini," ujar Deny.

Menurut pria berbadan tegap ini, pengamanan dilakukan untuk mengantisipasi adanya kemungkinan pengangkatan secara ilegal oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal itu beralasan karena saat pengangkatan 2.378 mangkuk dan piring kuno pertengahan tahun lalu pun dilakukan dengan cara ilegal. Apalagi, satu juta item barang purbakala yang masih berada di dasar laut Blanakan itu bukan saja berupa mangkuk dan piring. TNI Angkatan Laut Cirebon menduga, ada barang lain seperti guci, artefak, dan sebagainya. Bahkan tidak menutup kemungkinan ada logam mulia di dalamnya.

Untuk mengamankan perairan Blanakan ini, kata Deny, sedikitnya tiga kapal akan disiagakan. Hal ini mengingat perairan utara Cirebon sejak lama dikenal sebagai tempat perburuan liar harta karun. Perburuan tidak hanya dilakukan oleh penyelam tradisional dan nelayan lokal dengan peralatan yang sederhana, tetapi diduga melibatkan sindikat internasional. "Perairan Cirebon menjadi lahan perburuan bagi pencari harta karun dari seluruh dunia. Jangan salah karena, berdasarkan data, lebih dari 100 titik terdapat barang purbakala yang tenggelam di dasar laut," Kata Deny.

Di seluruh perairan Indonesia, ada 643 titik lokasi benda berharga. Dari 643 titik itu, baru sepuluh titik saja yang sudah diangkat. Sisanya masih berada di dasar laut. Pihak yang mengangkat melibatkan swasta yang sudah mengantongi izin, atau oleh pemerintah langsung. Sampai saat ini sudah ada lima perusahaan yang mengantongi izin, termasuk PT Comexindo untuk di perairan utara Blanakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog