Nusa Bali
TUKUL Riyanto alias Tukul Arwana punya kenangan tentang lagu anak-anak. “Pada hari mnggu ku turut ayah ke kota… Naik delman istimewa ku duduk di muka…, sebaghian bait lagu itu dinyanyikan pembawa acara “Empat Mata”, di Jakarta, beberapa hari lalu.
Lelaki asal Semarang, Jawa Tengah, itu pantas mengenang lagu anak-anak tampil membawakan acara peluncuran album rekaman “Bintang Imut Volume I”, hasil kolaborasi Yayasan Cita Abdi Bangsa dan Shine Enterprise.
Album lagu itu berisikan 10 lagu, dinyanyikan anak-anak asal Bali usia tiga sampai 10 tahun. Temanya juga macam-macam, mulai dari belajar membaca sampai ingin menjadi pilot dan rasa syukur kepada orang tua. Puluhan wartawan dari berbagai media massa juga hadir untuk meliput peluncuran album itu.
“Lagu anak jaman sekarang ini beda dengan jaman kita-kita. Dulu, kita diajar menghormati orang tua, bersyukur pada alam, dan banyak lagi. Makanya perlu sekali kita menggali lagu-lagu yang pas untuk anak-anak,”kata lelaki yang suka menyahut”…kembali ke laptop” itu.
Munurut Tukul, anak-anak haruslah tetap menjadi anak-anak, tidak usah dipaksakan menjadi bintang dengan mengorbankan masa kecil mereka. Agaknya itu juga yang mendorong Tukul untuk menciptakan sendiri lagu untuk anak-anak.
Iramanya sedikit “reggae” namun syairnya mudah dinyanyikan dan sangat sederhana. “Minum susu sendiri…gosok gigi sendiri… Itu sebagian syairnya, jadi anak-anak diajar untuk mengerjakan semuanya secara mandiri, he…he…,”katanya.
Tukul mengaku mendapat ide menciptakan lagu anak-anak sendiri itu dari pengamatannya atas kenyataan banyak lagu anak yang tidak sesuai dengan keperluan kejiwaan anak.
“Lho…aku ini sayang bener dengan anakku. Makanya aku ciptakan ini. Tunggu tanggal mainnya ya,”katanya.
Keprihatinan Tukul Arwana akan langkanya lagu anak-anak nampak bukan tanpa alasan. Ia sangat peduli dengan perkembangan buah hatinya yang sehari-hari belakangan dijejali oleh lagu lirik bertema dewasa. Tukul menuturkan kegelisahannya...”Karena banyak lagu-lagu dewasa jadi dia dengerin lagu-lagu dewasa. Sebenarnya saya ingin mereka dengerin lagu-lagu seperti ini (Bintang Imut-red),”tuturnya.
Menurutnya, lagu-lagu seperti Naik-Naik ke Puncak Gunung, Delman, dan Pelangi-Pelangilah yang sepantasnya mengisi hari-hari anak-anak.
Dalam mendidik anaknya, Tukul tidak terlalu memaksakan akan menjadi apa anaknya kelak.
”Aku sih ngalir aja ga mau memaksakan takutnya dia jadi tertekan jadi terserah mereka,”ungkapnya. Presenter talkshow Bukan Empat Mata ini masih sempat bercanda saat ditanya tentang bakat yang dimiliki anak-anaknya.
”Yang nomor 2 wajahnya mirip dengan saya. Sepertinya akan mengikuti jejak saya jadi Tukul junior,”candanya.
TUKUL Riyanto alias Tukul Arwana punya kenangan tentang lagu anak-anak. “Pada hari mnggu ku turut ayah ke kota… Naik delman istimewa ku duduk di muka…, sebaghian bait lagu itu dinyanyikan pembawa acara “Empat Mata”, di Jakarta, beberapa hari lalu.
Lelaki asal Semarang, Jawa Tengah, itu pantas mengenang lagu anak-anak tampil membawakan acara peluncuran album rekaman “Bintang Imut Volume I”, hasil kolaborasi Yayasan Cita Abdi Bangsa dan Shine Enterprise.
Album lagu itu berisikan 10 lagu, dinyanyikan anak-anak asal Bali usia tiga sampai 10 tahun. Temanya juga macam-macam, mulai dari belajar membaca sampai ingin menjadi pilot dan rasa syukur kepada orang tua. Puluhan wartawan dari berbagai media massa juga hadir untuk meliput peluncuran album itu.
“Lagu anak jaman sekarang ini beda dengan jaman kita-kita. Dulu, kita diajar menghormati orang tua, bersyukur pada alam, dan banyak lagi. Makanya perlu sekali kita menggali lagu-lagu yang pas untuk anak-anak,”kata lelaki yang suka menyahut”…kembali ke laptop” itu.
Munurut Tukul, anak-anak haruslah tetap menjadi anak-anak, tidak usah dipaksakan menjadi bintang dengan mengorbankan masa kecil mereka. Agaknya itu juga yang mendorong Tukul untuk menciptakan sendiri lagu untuk anak-anak.
Iramanya sedikit “reggae” namun syairnya mudah dinyanyikan dan sangat sederhana. “Minum susu sendiri…gosok gigi sendiri… Itu sebagian syairnya, jadi anak-anak diajar untuk mengerjakan semuanya secara mandiri, he…he…,”katanya.
Tukul mengaku mendapat ide menciptakan lagu anak-anak sendiri itu dari pengamatannya atas kenyataan banyak lagu anak yang tidak sesuai dengan keperluan kejiwaan anak.
“Lho…aku ini sayang bener dengan anakku. Makanya aku ciptakan ini. Tunggu tanggal mainnya ya,”katanya.
Keprihatinan Tukul Arwana akan langkanya lagu anak-anak nampak bukan tanpa alasan. Ia sangat peduli dengan perkembangan buah hatinya yang sehari-hari belakangan dijejali oleh lagu lirik bertema dewasa. Tukul menuturkan kegelisahannya...”Karena banyak lagu-lagu dewasa jadi dia dengerin lagu-lagu dewasa. Sebenarnya saya ingin mereka dengerin lagu-lagu seperti ini (Bintang Imut-red),”tuturnya.
Menurutnya, lagu-lagu seperti Naik-Naik ke Puncak Gunung, Delman, dan Pelangi-Pelangilah yang sepantasnya mengisi hari-hari anak-anak.
Dalam mendidik anaknya, Tukul tidak terlalu memaksakan akan menjadi apa anaknya kelak.
”Aku sih ngalir aja ga mau memaksakan takutnya dia jadi tertekan jadi terserah mereka,”ungkapnya. Presenter talkshow Bukan Empat Mata ini masih sempat bercanda saat ditanya tentang bakat yang dimiliki anak-anaknya.
”Yang nomor 2 wajahnya mirip dengan saya. Sepertinya akan mengikuti jejak saya jadi Tukul junior,”candanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar