12 April 2010, 09:16
Petugas Polisi Meliter (POM) Lhokseumawe memintai keterangan pada seorang oknum TNI berinisial RS yang diduga terlibat pencurian besi jembatan di Desa Buket Pidie, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, Minggu (11/4). Selain itu ada dua oknum Brimob yang juga ikut terlibat dalam kasus pencurian tersebut.
Petugas Polisi Meliter (POM) Lhokseumawe memintai keterangan pada seorang oknum TNI berinisial RS yang diduga terlibat pencurian besi jembatan di Desa Buket Pidie, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, Minggu (11/4). Selain itu ada dua oknum Brimob yang juga ikut terlibat dalam kasus pencurian tersebut.
LHOKSUKON - Ratusan masyarakat tiga desa di pedalaman Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, Minggu (11/4) dinihari sekitar pukul 04.30 WIB, mengepung kawanan tersangka penjarah besi jembatan Bukit Pidie. Tindakan tersebut dilakukan karena warga tak mau fasilitas jembatan yang sangat fital itu hancur karena ulah maling. Pengepungan menjelang subuh itu benar benar dramatis dan sangat spontan. Entah siapa yang mengomando, kekuatan rakyat itu mendatangi lokasi penjarahan serta mengamankan tiga orang terduga penjarah besi jembatan. Bukan kaum pria, puluhan ibu ibu juga terlibat dalam aksi pengepungan kala dinihari itu.
Belakangan terungkap, ketiganya adalah aparat negara, yakni dua orang oknum dari jajaran kepolisian serta satu orang oknum dari jajaran TNI. Ketiga orang itu akhirnya diserahkan ke polisi, serta pihak Denpom. Ketiga orang oknum itu masing-masing Bripda M dan Briptu F. Sedangkan seorang lagi oknum prajurit TNI adalah Serka R. Selain tiga pelaku ini, kata masyarakat masih ada terduga pelaku lainnya yang berhasil meloloskan diri ke semak belukar ketika ratusan masyarakat mengepung lokasi jembatan itu.Kapolres Aceh Utara AKBP Herman Sikumbang yang dihubugingi kemarin membenarkan, dua oknum anggota Polisi dan seorang oknum anggota TNI ditangkap di Paya Bakong.
Mereka ditengarai terlibat serangkaian pencurian besi jembatan di Paya Bakong. Sementara Danden POM 01/Lhokseumawe Mayor CPM Nashrun SH yang dihubungi melalui telepon selular Minggu (11/4), juga mengakui ada tiga terduga pelaku tindak pidana pencurian dari aparat. Namun, kasus itu belum dapat dijelaskan.
Keterangan diperoleh dari masyarakat di lokasi kejadian kemarin mengatakan, sebagai barang bukti atas kejahatan yang dilakukan kelompok sindikat itu adalah satu unit mobil truk. Selain itu mesin las (tos) yang digunakan untuk memotong besi, dua tabung gas LPG dan sejumlah besi jembatan jalur utama yang menghubungkan antara Kecamatan Paya Bakong dengan Kecamatan Pirak Timu.Menurut keterangan masyarakat di lokasi kejadian, aksi pencurian dilakukan kelompok oknum aparat serta para cs nya itu dipergoki warga ketika melintasi jembatan tersebut. Masyarakat melihat sejumlah warga dari luar kawasan desa tersebut, sedang memotong besi jembatan dengan menggunakan jenis alat bengkel (tos). Sementara jembatan itu sangat penting dan sarana umum yang menghubungkan puluhan desa ke daerah pedalaman.
Melihat ada kegiatan mengelas jembatan, lalu warga mendatangi serta bertanya tujuan pengerjaan yang dilakukan malam-malam. Ketika itu, seorang diantara yang mengaku diri aparat keamanan meminta supaya peristiwa tersebut tidak diberitahukan kepada yang lain. Menyadari ada hal yang tak beres, serta selama ini aksi pencuri besi jembatan terhitung marak dan sangat meresahkan masyarakat serta merugikan negara, lalu warga tersebut langsung pulang dan melaporkan kejadian tersebut ke warga lain. Hanya dalam hitungan beberapa menit, warga dari tiga Gampong masing- masing Desa Alue Lhok, Seuneubok Aceh dan Buket Pidie langsung mendatangi ke lokasi untuk mencegah aksi mereka. Namun, ketika warga sampai di lokasi, beberapa pelaku di lokasi langsung melarikan diri. Sementara ketiga aparat tersebut tetap berada di lokasi untuk menjaga satu unit mobil truk, dan sepeda motor serta alat pemotong besi yang digunakan memotong besi jembatan.
Karena jumlah warga yang mencapai ratusan orang dan mengerumuni mereka, sehingga ketiga oknum aparat itu tak bisa melarikan diri. Warga tak bertindak anarkis terhadap ketiga orang yang seharusnya mengamankan asset negara tersebut. "Kami tidak main hakim sendiri dan kami laporkan ke Polres Aceh Utara dan ke Polisi Militer di Lhokseumawe," kata sumber warga di Paya Bakong yang tidak ingin disebutkan namanya. Masih keterangan saksi mata dari masyarakat, setelah dilaporkan ke aparat penegak hukum, ketiga terduga pelaku yang tertangkap tangan itu diborgol Polisi Polres dan Polisi Militer Lhokseumawe untuk dibawa pulang bersama barang bukti guna dilakukan proses lebih lanjut.
Dalam pengamatan di lapangan, kemarin, besi jembatan yang sudah dipotong masih berada di lokasi, sedangkan truck, sepmor dan tiga tabung elpiji telah diamankan aparat Polres Aceh Utara. Informasi lain yang dihimpun, besi pipa di Desa Cibrek Kecamatan Tanah Pasir milik ExxonMobil, dua pekan lalu juga nyaris digondol kawanan pencuri. Namun, berhasil dihambat warga, kejadian tersebut tidak berani dilaporkan bahkan ditutupi pihak desa.
Kapolres Aceh Utara AKBP Herman Sikumbang, kemarin mengatakan, dua oknum anggota polisi telah ditahan di Mapolres Aceh Utara, dalam kaitan dugaan pencurian besi jembatan itu. Sementara seorang anggota TNI yang ikut tertangkap bersama dua polisi telah dijempot oleh Anggota POM Lhokseumawe pada waktu bersamaan.
Menurut Herman Sikumbang, dua anggota Polisi yang dituding warga terlibat serangkaian pencurian besi jembatan di Bukit Pidie Paya Bakong belum dapat dikatakan tersangka. Karena dalam proses hukum memerlukan sejumlah saksi. "Saya perlu memintai beberapa saksi lainnya yang mengetahui kejadian itu termasuk dari warga, intinya masalah ini masih dalam proses penyidikan," kata Herman.
Sementara Danden POM 01/Lhokseumawe Mayor CPM Nashrun SH yang dihubungi melalui telepon selular Minggu (11/4) mengakui ada seorang oknum anggota TNI diamankan. Dalam kasus itu, pihak Denpom akan melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar