Bali Post, 06 April 2010
Keragaman Budaya yang ada di Indonesia merupakan aset bangsa yang patut di syukuri. Aset ini perlu dilestarikan dan di jaga. Jika tidak, aset-aset ini akan punah. Demikian diungkapkan Dandim 1611/Badung Letkol Pontjo Wasono di sela-sela simakrama dengan Pemimpin Kelompok Media Bali Post (KMB) Satria Naradha di Gedung Pers Bali K. Nadha, Senin (5/4) kemarin.
Siapa pun yang datang ke Bali harus menghormati budaya Bali. Entah dia datang untuk bekerja, belajar, ataupun untuk berlibur. Budaya Bali dengan nilai-nilai kearifan lokal harus dihormati karena ini adalah aset bangsa Indonesia. Budaya ini harus dijaga, kalau tidak dia akan luntur dan habis. Bagaimana cara menjaganya ? salah satunya dengan kreativitas, ujar perwira alumnus Akmil tahun 1990 ini. Ia mengatakan, salah satu upaya yang sedang digagas adalah memanfaatkan balai banjar.
Setiap saat balai banjar bisa digunakan untuk kegiatan menari dan menabuh. Selain itu, balai banjar juga bisa digunakan untuk kegiatan tempat belajar. Dalam seminggu, anak-anak diminta berkumpul selama satu jam saja untuk membaca. Dalam waktu sepuluh tahun, Pontjo yain generasi muda Bali akan menjadi generasi berpendidikan dan cerdas. Selain untuk belajar bisa juga dimanfaatkan untuk memperkenalkan budaya lokal kepada turis.
Keragaman Budaya yang ada di Indonesia merupakan aset bangsa yang patut di syukuri. Aset ini perlu dilestarikan dan di jaga. Jika tidak, aset-aset ini akan punah. Demikian diungkapkan Dandim 1611/Badung Letkol Pontjo Wasono di sela-sela simakrama dengan Pemimpin Kelompok Media Bali Post (KMB) Satria Naradha di Gedung Pers Bali K. Nadha, Senin (5/4) kemarin.
Siapa pun yang datang ke Bali harus menghormati budaya Bali. Entah dia datang untuk bekerja, belajar, ataupun untuk berlibur. Budaya Bali dengan nilai-nilai kearifan lokal harus dihormati karena ini adalah aset bangsa Indonesia. Budaya ini harus dijaga, kalau tidak dia akan luntur dan habis. Bagaimana cara menjaganya ? salah satunya dengan kreativitas, ujar perwira alumnus Akmil tahun 1990 ini. Ia mengatakan, salah satu upaya yang sedang digagas adalah memanfaatkan balai banjar.
Setiap saat balai banjar bisa digunakan untuk kegiatan menari dan menabuh. Selain itu, balai banjar juga bisa digunakan untuk kegiatan tempat belajar. Dalam seminggu, anak-anak diminta berkumpul selama satu jam saja untuk membaca. Dalam waktu sepuluh tahun, Pontjo yain generasi muda Bali akan menjadi generasi berpendidikan dan cerdas. Selain untuk belajar bisa juga dimanfaatkan untuk memperkenalkan budaya lokal kepada turis.
Upaya ini sebagai bagian dari pelestarian budaya sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat. Banyak ide lain yang bisa dikembangkan. Menurut saya , kita boleh punya sejuta ide tetapi tetap terbingkai dalam satu nasionalism, Indonesia. Tegas perwira yang sebelumnya bertugas di Pusat Teritorial TNI-AD ini. Dalam pertemuan dengan Pemimpin KMB, Pontjo juga menyampaikan agenda olah keparajuritan yang akan di gelar di lapangan Puputan Badung, 9 April 2010 mulai pukul 08.00. Olah keprajuritan yang akan menampilkan aksi keparajuritan serta sarana yang dimiliki TNI-AD. Kegiatan ini merupakan rangkaian sertijab Pangdam IX/Udayana.(Wah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar