Senin, 12 April 2010

TNI AU Regenerasi Alutsista

Sabtu, 10 April 2010 , 06:31:00
SUNGAI RAYA, Guna meningkatkan postur yang tangguh serta profesional dalam mengemban tugas, TNI AU berupaya membangun kekuatan dan memodernisasi serta meregenerasi alutsista yang dimiliki. Hal tersebut tidak terlepas dari komitmen pemerintah pusat tentang revitalisasi industri pertahanan negara.

“Kita juga harus memahami bahwa berbagai hambatan masih terjadi di berbagai bidang khususnya permasalahan anggaran. Namun demikian, hendaknya hal tersebut bukan menjadi alasan utama dan pembenaran terhadap berbagai ketidaksesuaian antara rencana dan pelaksanaan program,” kata Danlanud Supadio Kolonel Pnb Imran Baidirus saat membacakan sambutan tertulis Kepala Staf TNI AU, Marsekal Imam Sufaat Sip, dalam upacara HUT TNI AU, ke-64 di upron Lanud Supadio, Jumat (9/4) kemarin.
Untuk itu, berapapun besaran anggaran yang diterima setiap satuan TNI AU, diharapkan dapat dikelola secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan, tanpa adanya menggetolan program kerja yang sudah ada. Sebagai bagian integral dari TNI, AU mempunyai ciri sebagai matra yang padat materiil dan berbobot teknologi. Konsekuensi dari ciri tersebut adalah menjadikan AU sebagai aset negara dengan investasi cukup mahal.
Jika terjadi hal-hal yang menyebabkan kerugian material dan personel, tidak akan dapat digantikan dengan cepat, baik yang berkaitan dengan alutsista maupun sumber daya manusia, karena hal tersebut memerlukan proses penyediaan dan pendidikan yang cukup mahal dan lama. “Karena itu, faktor keselamatan terbang dan kerja menjadi tolok ukur keberhasilan AU dalam mengemban misinya. Menjawab tantangan keterbatasan yang saat ini kita hadapi, maka saya instruksikan kepada seluruh jajaran AU untuk menempatkan faktor keselamatan terbang dan kerja pada prioritas pertama dalam setiap pelaksanaan tugas,” ujar Imam.

Dalam kesempatan itu juga, Imran mengungkapkan pelaksanaan HUT TNI AU ke 64 diharapkan dapat dijadikan sebagai moment bagi prajurit untuk selalu dapat mengingat jasa-jasa para pahlawan, khususnya para pendiri TNI AU. Hari jadi TNI AU yang diperingati setiap 9 April ini merupakan saat yang tepat untuk menggali kembali semangat pengabdian, dedikasi para pejuang dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan yang mengimplementasikannya sangat relevan untuk keberadaan TNI AU di masa lalu, masa sekarang dan masa mendatang.

“Generasi penerus, kita perlu menyadari sepenuhnya bahwa keberadaan angkatan udara saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran, jasa serta pengorbanan para pejuang, pelopor oleh putra terbaik bangsa yang telah meletakkan pilar yang kukuh untuk kemajuan angkatan udara. Oleh karena itu, kita menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada pendahulu,” kata Imran.

Kekuatan dan kemampuan minimum yang diharapkan akan dapat dicapai pada tahun 2019 mendatang. Diharapkan AU mampu melaksanakan tugas sebagaimana diamanatkan dalam UU, dalam kondisi darurat maka kekuatan dan kemampuan tersebut akan relatif cepat dikembangkan menjadi kekuatan ideal untuk menghadapi perang sebagai jalan terakhir yang harus ditempuh demi tetap tegaknya NKRI.

Dalam menyongsong tahun 2010, saya telah menetapkan beberapa sasaran pembinaan yang harus diketahui dan dijiwai oleh setiap insan AU. Sasaran pembinaan jangka pendek adalah tidak terjadinya accident pada tahun 2010 ini. Sedangkan sasaran jangka panjang adalah menjadikan TNI AU sebagai The First Class Air Force.

“Terkait hal tersebut, maka prioritas yang kita lakukan tetap terfokus pada tercapainya kemampuan operasional secara terpadu dari satuan-satuan AU, sehingga kesiapan operasional secara terpadu dari satuan-satuan AU, sehingga kesiapan operasional dan tuntutan akan kualitas SDM AU dapat dicapai serta dapat diandalkan,” tukas Imran. (ROx)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog