Jakarta, 15/4/2010 (Kominfo Newsroom) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan dalam masalah isu kesejahteraan, TNI secara terus menerus akan memperjuangkan sebagaimana diputusan dalam Rapim TNI tahun 2010 baik peningkatan kesejahteraan bagi prajurit dan PNS TNI maupun keluarganya.
“Bagi saya kesejahteraan TNI belum dapat dikatakan baik, sebelum kesejahteraan keluarganya terwujud,“ katanya saat peringatan HUT Dharma Pertiwi ke46 di Jakarta, Kamis (15/4). Menurutnya, pihaknya percaya, kesejahteraan keluarga prajurit merupakan mata rantai dan bagian yang tak terpisahkan dari upaya besar mewujudkan kesejahteraan prajurit, dalam rangka menunjang suksesnya embanan tugas pokok TNI.
Oleh sebab itu, manfaatkan organisasi Dharma Pertiwi untuk membantu tugas dan pengabdian TNI. Dayagunakan organisasi untuk saling asah, asih dan asuh, sekaligus belajar dan meningkatkan kualitas diri, agar dapat menyesuaikan dengan kemajuan dan tuntutan zaman. Panglima TNI mengingatkan kebersamaan tidak akan berarti apa-apa tanpa kepedulian. Sikap, sifat dan watak kebersamaan dan kepedulian, harus ditanamkan dan dibudayakan sejak waktu dan usiua dini, terhadap anak-anak dan generasi muda pada umumnya.
Menurutnya, semuanya itu sebagai mata rantai pertama yang dapat melakukan itu semau secara intensif dan sungguh-sungguh, hanyalah pendidikan, pengajaran dan pembinaan kehidupan keluarga, terutama keluarga sejahtera. ”Semua kegiatan sosial di luar rumah, baik di sekolah atau lembaga pendidikan maupun lingkungan sosial kemasyarakatan, hanya berperan sebagai faktor penambah atau pelengkap,” katanya.
Namun demikian, kata Panglima, kiranya dapat diwaspadai bahwa walaupun kehidupan di luar rumah hanya sebagai pelengkap, tidak sedikit yang mengundang, permasalahan atau menjadi faktor penyebab goyahnya sendi-sendi kehidupan keluarga sejahtera. Oleb sebab itu, salah satu ciri dari keluarga sejahtera, adalah keberhasilam keluarga dalam menanamkan sifat, watak, atau karakter positif yang kuat bagi anak-anak, sehingga yang kuat bagi anak-anak, sehingga mampu menangkal sebagai pengaruh buruk dari luar, dan sebaliknya dapat mewarnai kehidupan sosial di sekitarnya.
Dalam konteks ini tergambar betapa strategis dan mulianya peran ganda ibu-ibu, baik sebagai istri, sebagai pengelola rumah tangga maupun sebagai pengasuh, pendidik dan pendamping anak-anak,” ujarnya. (Yr/toeb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar