Jumat, 18 Juni 2010

Bodoh: Naikkan Bendera Peserta Piala Dunia



Denpasar, Denpost

Menjamurnya pemasangan bendera para peserta kujuaraan dunia sepak bola, piala dunia 2010 mendapat reaksi dari Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto.

Menurutnya, ketika menjawab pertanyaan Denpost dalam acara cofee morning dengan awak pers di Makodam Kamis (17/6) kemarin, pemasangan bendera negara lain di beberapa tempat di Bali merupakan langkah bodoh.

Jenderal bintang dua di pundak ini mengungkapkan, boleh-boleh saja memberikan dukungan kepada negara-negara yang berprestasi di bidang olah raga, tapi caranya bukan mengagung-agungkan benderanya di Indonesia. Sebaiknya, masyarakat Indonesia kurang peduli dengan prestasi olah raganya yang kacau-belau, sehingga kontras dengan situasi Piala Dunia saat ini. “ Menurut saya itu langkah bodoh dengan menyanjung-nyanjung prestasi negara lain dengan memasang bendera mereka di negeri kita. Tandasnya.

Pangdam juga mengungkapkan TNI memang tak berhak menurunkan paksa pemasangan bendera negara lain tersebut, tapi sebatas mengimbau masyarakat. Sedangkan penanganannya secara preventif ada di kepolisian atau instansi terkait yang berwenang di bidang itu, kalau menyangkut tertib rakyat sipil. Kendati demikian TNI akan menugaskan aparat koramil atau Babinsa supaya memantau wilayah-wilayah yang memasang bendera negara asing, termasuk memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai tata cara pemasangan bendera, apalagi menyangkut bendera negara asing.

Masih terkait dengan euforia pemasangan bendera negara-negara asing di Indonesia, menurut Mayjen Rachmat Budiyanto, memang ada hal-hal yang lucu pada masyarakat. Fanatisme berlebihan seperti di bidang sepak bola ini terkadang menggeser nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang diwariskan oleh nenek moyang sejak masa lampau.

Apalagi masalahnya menyangkut rasa nasionalisme. “Kita mesti bangga pada bendera kita sendiri ketimbang negara lain,” tambah pria kelahiran Bandung pada 5 Nopember 1953 tersebut.

Boleh-boleh saja memberikan dukungan kepada idola masing-masing, tapi caranya bukan dengan menaikkan bendera orang luar di negeri sendiri.

Sebelumnya sekretaris Komisi I DPRD Bali, Made Sukerena, menyebutkan maraknya pengibaran bendera asing, terutama bendera negara yang menjadi favorit menjuarai Piala Dunia 2010 merupakan ekspresi kecintaan kepada olah raga sepak bola, bukan pada negara tertentu. Karenanya pengibaran bendera negara asing itu hanya selama demam piala dunia dan simbol dukungan kepada sepak bola negara bersangkutan. “Saya kira tidak apa-apa. Itu hanya simbol kecintaan kepada sepak bola dan tim yang dijagokannya” tegas Sukarena.

Pantauan Denpost di lapangan pemasangan bendera negara peserta piala dunia 2010 semakin meluas. Kini bendera-bendera negara asing tak hanya terlihat di pedesaan, tapi terus meluas hingga perkotaan atau jalan-jalan raya. Uniknya bendera yang dipasang tersebut bukan hanya berukuran kecil, tapi juga berukuran raksasa seperti halnya bendera parpol pada pemilu lalu.

Mengingat tak ada kontrol atau teguran dari instansi berwenang , maka pemasangan bendera-bendera negara asing ini terus menjamur dan terlihat hampir di seluruh kecamatan di Kota Denpasar. Jika dibiarkan maka pemasangan bendera negara asing akan melunturkan kebanggaan masyarakat pada negeri sendiri hanya gara-gara sepak bola. Hal semacam ini tentu kurang bagus bagi generasi muda yang baru sebatas tahu tentang tata-cara berbangsa dan bernegara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog