Kamis, 17 Juni 2010 14:32 WIB
DENPASAR--MI: Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto mengatakan, pemberitaan media massa yang berlebihan mengenai isu keamanan menjadi penyebab batalnya kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia. Menurut Rachmat Budiyanto, seringkali wartawan hanya mencari berita-berita yang sensasional, laris di mata masyarakat tetapi tidak memperhitungkan efek yang ditimbulkan dari pemberitaan tersebut.
"Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberitaan adalah kesejahteraan dan stabilitas keamanan nasional. Bila kedua unsur ini tersentil maka apa pun pemberitaan tersebut akan sangat berisiko terhadap kondisi politik, ekonomi, social budaya yang ada," ujarnya dalam audiens dengan awak media di Bali, Kamis (17/6). Menurut Budiyanto, salah satu contoh dampak pemberitaan yang berlebihan adalah tertundanya kedatangan Obama ke Indonesia. Pangdam mengatakan, penundaan kedatangan Obama yang direncanakan Juni ini adalah akibat dari pemberitaan mengenai isu keamanan yang terlalu berlebihan terutama mengenai isu terorisme. Padahal kualitas terorisme di Indonesia masih bisa di atasi secara wajar dan Polri sudah melakukan hal itu semua.
Contoh lain adalah pemberitaan tentang kasus video porno mirip artis Luna Maya, Ariel dan Cut Tari. Kasus ini terlalu berlebihan diberitakan sehingga menghilangkan agenda lain yang lebih penting untuk diberitakan.
DENPASAR--MI: Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto mengatakan, pemberitaan media massa yang berlebihan mengenai isu keamanan menjadi penyebab batalnya kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia. Menurut Rachmat Budiyanto, seringkali wartawan hanya mencari berita-berita yang sensasional, laris di mata masyarakat tetapi tidak memperhitungkan efek yang ditimbulkan dari pemberitaan tersebut.
"Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberitaan adalah kesejahteraan dan stabilitas keamanan nasional. Bila kedua unsur ini tersentil maka apa pun pemberitaan tersebut akan sangat berisiko terhadap kondisi politik, ekonomi, social budaya yang ada," ujarnya dalam audiens dengan awak media di Bali, Kamis (17/6). Menurut Budiyanto, salah satu contoh dampak pemberitaan yang berlebihan adalah tertundanya kedatangan Obama ke Indonesia. Pangdam mengatakan, penundaan kedatangan Obama yang direncanakan Juni ini adalah akibat dari pemberitaan mengenai isu keamanan yang terlalu berlebihan terutama mengenai isu terorisme. Padahal kualitas terorisme di Indonesia masih bisa di atasi secara wajar dan Polri sudah melakukan hal itu semua.
Contoh lain adalah pemberitaan tentang kasus video porno mirip artis Luna Maya, Ariel dan Cut Tari. Kasus ini terlalu berlebihan diberitakan sehingga menghilangkan agenda lain yang lebih penting untuk diberitakan.
"Seandainya saya Presiden, saya hanya mengizinkan pemberitaan kasus Luna Maya tersebut selama setengah jam, selebihnya saya akan larang untuk tidak boleh diberitakan lagi," ujarnya. Menurut Budiyanto, media perlu membingkai diri dengan idiologi keutuhan NKRI dalam setiap pemberitaan. Hal ini sangat diperlukan karena daya saing stabilitas keamanan Indonesia masih bermasalah dan belum stabil.
Ketua Dewan Kehormatan PWI Bali Raka Santri mengatakan, wartawan selalu berada dalam posisi dilematis. Memberitakan hal yang buruk dan tidak memberitakan hal yang buruk selalu saja dianggap salah. Untuk konteks Bali, tidak memberitakan hal yang buruk akan berdampak pada citra Bali sebagai daerah pariwisata.
"Masalah sekecil apa pun, bila terjadi di Bali maka harus diberitakan karena bila tidak, media asing akan terlebih dahulu memberitakan, dan media lokal dianggap menyembunyikan keburukan yang ada," ujarnya. Dalam pemberitaan tersebut perlu memperhatikan keberimbangan berita dan informasi sehingga benar-benar akurat atau valid. (OL/OL-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar