Surabaya, Jawa Post- Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) siap memanfaatkan lahan tidur inventaris militer menjadi tanah produktif. Hal itulah yang disepakati dalam silaturahmi Dewan Pengurus Provinsi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPP HKTI) Jawa Timur dengan Kodam V Brawijaya di Surabaya kemarin (16/9).
Bendahara Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) HKTI Herri Suginarto mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan program pemanfaatan lahan-lahan tidur untuk ditanami dengan berbagai macam tanaman. “Kebetulan, Jawa Timur kita jadikan pilot project dan yang kita jadikan mitra pertama adalah TNI,” kata Herri. Alasannya, pihak Kodam V Brawijaya selama ini dinilai proaktif mendukung program penghijauan.
Demi menyukseskan program tersebut, HKTI sudah menyediakan sekitar 15 ribu bibit tumbuhan jambon dan sengon. “Untuk pertama, kami sengaja memilih jenis tumbuhan yang tingkat pertumbuhannya cepat,” kata Herri. Dalam proses pembibitan ini, HKTI akan melibatkan penuh para petani. Caranya, bibit-bibit itu akan dikirim ke petani, kemudian para petani tersebut akan merawat dan kemudian membaginya ke orang0orang yang berniat menanamnya di lahan tidur tadi.
Pangdam V Brawijaya Suwarno menginstruksikan seluruh jajaran kodim se-Jawa Timur untuk menyiapkan lahan tidur yang menjadi inventaris kesatuannya. Selanjutnya, lahan tersebut akan dikelola bersama petani yang tergabung dalam HKTI. “Ini sekaligus untuk mendukung program penghijauan yang telah dicanangkan pemerintah,” ujar Suwarno.
HKTI yakin, program itu akan menguntungkan dua pihak. Dalam kalkulasi Herri, harga satu bibit tanaman tadi Rp 10 ribu. Nah ketika sudah ditanam lima tahun, harga satu pohon jambon bias mencapai 1 juta. “Berapa keuntungan yang bias kita dapat jika jumlah pohonnya berkubik-kubik? Kata Herri. Apalagi HKTI juga akan menjamin pemasaran hasilnya.
Bendahara Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) HKTI Herri Suginarto mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan program pemanfaatan lahan-lahan tidur untuk ditanami dengan berbagai macam tanaman. “Kebetulan, Jawa Timur kita jadikan pilot project dan yang kita jadikan mitra pertama adalah TNI,” kata Herri. Alasannya, pihak Kodam V Brawijaya selama ini dinilai proaktif mendukung program penghijauan.
Demi menyukseskan program tersebut, HKTI sudah menyediakan sekitar 15 ribu bibit tumbuhan jambon dan sengon. “Untuk pertama, kami sengaja memilih jenis tumbuhan yang tingkat pertumbuhannya cepat,” kata Herri. Dalam proses pembibitan ini, HKTI akan melibatkan penuh para petani. Caranya, bibit-bibit itu akan dikirim ke petani, kemudian para petani tersebut akan merawat dan kemudian membaginya ke orang0orang yang berniat menanamnya di lahan tidur tadi.
Pangdam V Brawijaya Suwarno menginstruksikan seluruh jajaran kodim se-Jawa Timur untuk menyiapkan lahan tidur yang menjadi inventaris kesatuannya. Selanjutnya, lahan tersebut akan dikelola bersama petani yang tergabung dalam HKTI. “Ini sekaligus untuk mendukung program penghijauan yang telah dicanangkan pemerintah,” ujar Suwarno.
HKTI yakin, program itu akan menguntungkan dua pihak. Dalam kalkulasi Herri, harga satu bibit tanaman tadi Rp 10 ribu. Nah ketika sudah ditanam lima tahun, harga satu pohon jambon bias mencapai 1 juta. “Berapa keuntungan yang bias kita dapat jika jumlah pohonnya berkubik-kubik? Kata Herri. Apalagi HKTI juga akan menjamin pemasaran hasilnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar