Singaraja, Nusa Bali – Sekitar Sembilan orang mantan pejuang kemerdekaan asal Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, kamis (16/9) mempertanyakan nafkah untuk kehidupannya. Pasalnya, selama ini mereka tidak rungu dengan nafkah tersebut meski telah mendapatkan kartu anggota.
Putu Widiadana, salah seorang anak dari mantan pejuang bernama Nyoman Mastha mengungkapkan, ayahnya tidak mengerti dengan urusan veteran. Ia sendiri tinggal jauh dengan orang tuanya, sehingga selama ini ia mengira ayahnya sudah mendapatkan nafkah sebagai penghargaan para veteran lainnya. “Saya baru tahu ketika pulang dari Lombok. Kebetulan ayah saya sedang sakit, begitu ditanya mengaku tidak pernah mendapatkan nafkah,” terangnya.
Dikatakan, ayahnya sudah mengantongi kartu anggota sebagai angkatan 45 sejak tahun 1995 lalu. Namun sejak saat itu pula ayahnya yang ikut berjuang di tugu Pahlawan Pangkung Bangka di wilayah Gitgit, Sukasada tidak pernah mendapatkan nafkah. “Ayah saya sudah punya kartu anggota, dan baju veteran danpecinya juga sudah diberikan, tapi kenapa tidak pernah mendapatkan nafkah. Sedangkan pejuang seangkatannya dari kampong yang sama pada sudah dapat. Ini kok ayahnya saya tidak dapat,” bebernya sambil menunjukkan seragam orang tuanya.
Sementara Kepala Banjar Dinas Asah Panji, Desa Wanagiri Ketut Suwena menyatakan, di desanya ada sekitar Sembilan orang pejuang yang sudah berKTA, nasibnya sama belum pernah mendapatkan nafkah. Dalam KTA itu Sembilan orang mantan pejuang itu tercatat sebagai anggota dari angkatan 45, Dewan harian Cabang, Sukasada. “Ini yang saya tidak pernah mengerti, kenapa yang lain dapat nafkah, sedangkan yang Sembilan orang ini sudah ber KTA justru tidak pernah terima nafkah,” katanya.
Terkait dengan permasalahan yang dihadapi tersebut, anggota Komisi A DPRD Buleleng, I Made Teja asal pemilihan Sukasada menyatakan sudah menyampaikan permasalahan ke LVRI cabang Singaraja. Hasilnya, kesembilan yang disebutkan tidak pernah menerima nafkah itu karena memang tidak terdaftar sebagai calon veteran. Sedangkan KTA yang dimiliki bukan sebagai anggota veteran namun hanya sebagai pengakuan atas perjuangannya. “Kita sudah minta agar dilakukan pendataan ulang, karena mereka yang belum terdaftar diperkirakan masih banyak,” kata Teja
Putu Widiadana, salah seorang anak dari mantan pejuang bernama Nyoman Mastha mengungkapkan, ayahnya tidak mengerti dengan urusan veteran. Ia sendiri tinggal jauh dengan orang tuanya, sehingga selama ini ia mengira ayahnya sudah mendapatkan nafkah sebagai penghargaan para veteran lainnya. “Saya baru tahu ketika pulang dari Lombok. Kebetulan ayah saya sedang sakit, begitu ditanya mengaku tidak pernah mendapatkan nafkah,” terangnya.
Dikatakan, ayahnya sudah mengantongi kartu anggota sebagai angkatan 45 sejak tahun 1995 lalu. Namun sejak saat itu pula ayahnya yang ikut berjuang di tugu Pahlawan Pangkung Bangka di wilayah Gitgit, Sukasada tidak pernah mendapatkan nafkah. “Ayah saya sudah punya kartu anggota, dan baju veteran danpecinya juga sudah diberikan, tapi kenapa tidak pernah mendapatkan nafkah. Sedangkan pejuang seangkatannya dari kampong yang sama pada sudah dapat. Ini kok ayahnya saya tidak dapat,” bebernya sambil menunjukkan seragam orang tuanya.
Sementara Kepala Banjar Dinas Asah Panji, Desa Wanagiri Ketut Suwena menyatakan, di desanya ada sekitar Sembilan orang pejuang yang sudah berKTA, nasibnya sama belum pernah mendapatkan nafkah. Dalam KTA itu Sembilan orang mantan pejuang itu tercatat sebagai anggota dari angkatan 45, Dewan harian Cabang, Sukasada. “Ini yang saya tidak pernah mengerti, kenapa yang lain dapat nafkah, sedangkan yang Sembilan orang ini sudah ber KTA justru tidak pernah terima nafkah,” katanya.
Terkait dengan permasalahan yang dihadapi tersebut, anggota Komisi A DPRD Buleleng, I Made Teja asal pemilihan Sukasada menyatakan sudah menyampaikan permasalahan ke LVRI cabang Singaraja. Hasilnya, kesembilan yang disebutkan tidak pernah menerima nafkah itu karena memang tidak terdaftar sebagai calon veteran. Sedangkan KTA yang dimiliki bukan sebagai anggota veteran namun hanya sebagai pengakuan atas perjuangannya. “Kita sudah minta agar dilakukan pendataan ulang, karena mereka yang belum terdaftar diperkirakan masih banyak,” kata Teja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar